{ 01-11: Dunia Baru: Kehidupan setelah kematian. }

61 5 0
                                    

—Terlahir kembali seperti anak bayi tanpa dosa dan memulai kehidupan yang baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Terlahir kembali seperti anak bayi tanpa dosa dan memulai kehidupan yang baru.—

----

Entah apa yang terjadi, tetapi keajaiban pun datang membuat Ezra dan seluruhnya memanjatkan puji-pujian atas kesyukuran mereka ketika Arum yang dinyatakan meninggal dan segera diurus akta kematiannya tiba-tiba terbatuk keras. Sungguh, saat itu mereka semua seperti bernapas legah karena batu yang menimpa akhirnya diangkat.

''Apa kalian percaya jika saya bilang kalau saya bukanlah Arum melainkan Andyra?''

Suara Andyra menguar melibas ingatan Ezra pada kejadian itu. Ia mengerjap-ngerjap berusaha bersikap setenang mungkin. Enggak, ia nggak mau jika Arum melihatnya menangis. Ia nggak mau dicap cengeng oleh si gadis pujaan. Nggak mau menjawab pertanyaan Andyra, Ezra membelokkan topik dengan menanyakan kabar Arum saat ini.

''Bagaimana keadaanmu hari ini, Rum? Kamu udah nggak pa-pa, 'kan? Jangan sungkan bilang ke aku kalau ada yang sakit.''

''Bukan itu yang ingin saya dengar. Saya bilang, apa kalian percaya kalau saya bukan gadis yang kalian maksud?''

Sekali lagi ia nggak tahu mau menjawab apa. Bukan ini yang diharapkan Ezra, yang ia inginkan adalah Arum bisa beristirahat dengan baik dan nggak mengatakan hal aneh-aneh lagi.

''Aku nggak ngerti maksud kamu apa, tapi aku sangat senang bisa melihatmu kembali di antara kami. Jika kamu sudah agak baikan, aku akan mengajakmu ke Bukit Kucing. Aku nggak akan menunggu pelulusan, aku akan mengajakmu ke sana segera. Aku janji.''

Ezra mencoba membuka percakapan lagi. Ia tahu setelah kecelakaan tersebut, Arum sudah nggak banyak bicara seperti dulu. Sekali pun bicara, itu benar-benar nggak masuk akal. Dan bukit yang dimaksud adalah tempat rekreasi di mana salah satu taman ada begitu banyak kucing berkeliaran.

Karena Arum menyukai hewan berbulu tersebut, jadilah ia menamai tempat itu dengan sebutan Bukit Kucing. Selain pemandangannya indah, di sana juga menjadi salah satu tempat yang bisa membuat hati Arum senang dan bahagia. Sama bahagianya ketika ia bertemu dan bermain bersama para kucing, jadilah penamaan itu pun diberikan.

Andyra mendecih. ''Kalian benar-benar salah orang karena aya nggak suka kucing. Saya tahu jika orang yang saya diami tubuhnya ini penyuka kucing, tapi saat ini saya yang terjebak di tubuh Arum. Saya Andyra, dan saya sangat membenci kucing.''

Deg!

Semua orang saling pandang, masing-masing di selimuti kebingungan yang sama. Nggak mau berlama-lama membahas hal-hal aneh, Yeri bergumam sambil bertukar tempat dengan Ezra. Gantian ia menggenggam tangan Andyra.

''Jangan pikirkan lagi soal itu. Ngelihat lu di sini aja dah bikin kita semua seneng, kok.''

Ia mencoba memecah kecanggungan di antara mereka.

Si Penitisan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang