—Jangan pernah melihat sesuatu dari satu sudut pandang, jangan juga membiarkan omongan orang mempengaruhi. Hiduplah sebagaimana yang kamu ingin. Hanya semudah itu.—
----
Setelah menghilang selama empat hari, Wanda kembali masuk ke sekolah sore itu dengan penampilan yang agak berbeda. Sebelum menghilang, Wanda di kenal sebagai salah satu siswi yang mengikuti trend fassion dunia. Menjadikannya gadis modis untuk mempercantik penampilan. Jujur saja, Wanda memang cantik, siapa pun yang memandangnya akan setuju. Namun, entah kenapa kedatangannya hari itu benar-benar nggak bisa dipercaya, jauh dari image Wanda yang dikenal selama ini di sekolah.
Lalu penampilan sekarang ini sama seperti yang pernah Ayuna lihat ketika mereka bersentuhan. Ayuna pernah menerawang kehidupan Wanda sebelum menjadi sekarang. Dan penampilannya hari itu sama dengan penampilannya jaman dulu. Rambut Wanda cuman sebahu, hitam dan sedikit keriting. Rambutnya juga tampak lepek dan kusut, cenderung berminyak. Wajahnya nggak secantik dan secerah sekarang.
Dulu agak berminyak, penuh noda hitam, beberapa jerawat tumbuh dibagian dahi, pipi kanan dan kiri, dagu, serta rahang. Beralis tebal hitam memanjang, berkantong mata dengan warna serupa seperti kekurangan tidur selama berhari-hari. Matanya sembab yang dibalut kacamata tebal. Kulitnya juga agak gelap dan kusam. Badan berisi serta cara berjalannya pincang. Intinya sangat jauh dari Wanda yang sekarang. Dan itu yang disaksikan Ayuna hari itu.
Merasa ada yang nggak beres, Ayuna yang mengikuti gadis itu dari belakang pun berteriak memanggil Wanda. Namun, gadis itu nggak merespons. Cenderung mengabaikan dengan malah terus berjalan. Karena hal tersebut, jadilah Ayuna semakin mempercepat langka dan berhasil mengejar gadis itu.
''Ya, Wanda!'' Ayuna mengeraskan rahang. ''kamu tuli? Aku memanggilmu dari tadi. Aku nggak peduli kamu masih sakit atau enggak. Yang aku pedulikan adalah kamu harus minta maaf sekarang juga.''
Tentu saja gadis itu harus minta maaf, karena gara-gara Wanda, Ayuna jadi menuduh Maya yang enggak-enggak dan itu membuatnya sangat terganggu. Entahlah, hal tersebut sangat membuatnya kepikiran karena hantu itu mengancam dirinya. Sedangkan Ayuna nggak suka hal-hal seperti itu. Sial memang bukan menjadi Ayuna? Itulah kenapa ia sangat membenci hidupnya.
Wanda diam, ia masih tetap pada posisi membelakangi Ayuna. Karena kesal nggak ditanggapi, Ayuna pun memegang pundak gadis itu dan menariknya agar berbalik. Namun, Alangkah terkejutnya ia ketika melihat wajah Wanda. Seketika itu juga Ayuna tahu kalau sosok yang berdiri di depannya sekarang adalah Maya. Dia meminjam raga Wanda dan mempermaikan gadis itu. Itulah alasan kenapa Wanda mendadak sakit dan mengalami perubahan.
''Kamu mencariku? Kenapa?''
Ucapan Wanda, bukan, Maya serasa meremukkan buku-buku Ayuna.
Saat ketika Ayuna, Sania, Melani, dan Keyko disidang oleh Freya. Wanda yang sudah puas membalaskan dendam pada Ayuna melenggang santai menuju kelas. Namun, entah kenapa semakin lama langkahnya kian berat. Satu kakinya mengeluhkan sakit luar biasa. Wanda awalnya cuek, karena mengira itu mungkin efek dari terapi yang ia jalani. Dan beberapa hari lalu memang ia mengeluhkan hal sama, tetapi nggak sesakit hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Penitisan!
Fantasy[ Masuk daftar pendek Watty's 2021 ] ''Percayahkah kalian, jika kukatakan bahwa kematian adalah jawaban yang diberikan oleh Tuhan sebagai tahapan yang pasti dialami semua makhluk hidup. Jika iya, berarti selamat, karena kalian sudah menyadari jika k...