{ 05-85: Breath: Kegagalan adalah Ibu dari kesuksesan. }

13 3 0
                                    

—Hari di mana semua akan tersenyum akan datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Hari di mana semua akan tersenyum akan datang. Meski kegelapan melanda, tetaplah melangkah.—

----

Jaksa Tio berjalan mendekat ke arah Bu Sri yang sudah menunduk. Entah kenapa ruang itu yang semula bising dipenuhi amarah, berubah menjadi tempat yang penuh keragu-raguan.

Jaksa Tio kemudian meminta Bu Sri untuk menjelaskan apa yang dilakukan Hakim Ketua bersama dengan temannya di depan ruang sidang sebelum acara di mulai.

Mendengar itu, Hakim bertanya, ''Apa relavasinya dengan kasus ini?''

Jaksa Tio menjawab jelas, ''Saya hanya sedang mencoba memahami hasil kognitif saksi. Seperti yang saya jelaskan tadi jika saksi memiliki kelebihan yang sangat unik yaitu mempu mengingat kejadian secara detail walau hanya melihat sekilas. Maka tolong pertimbangkan lagi, Yang Mulia.''

''Baiklah, silakan lanjutkan.''

Jaksa Tio pun meminta salah satu petugas untuk membawa hasil lukisan yang Bu Sri lukis selama di ruang tunggu khusus saksi. Sebelum Jaksa Tio memanggil dan menemui Bu Sri, Bu Sri lebih dahulu menuangkan apa yang ia lihat di dalam lukisan.

Melihat lukisan itu, Jaksa Tio mempertanyakan kenapa Bu Sri menggambar Hakim Ketua dengan temannya. Bu Sri menjawab kalau ia senang bertemu dengan Hakim Ketua, sejak kecil ia memiliki cita-cita untuk menjadi penegak hukum. Namun, karena keterbatasannya mengakibatkan ia nggak bisa mewujudkan impian itu.

Ia ingin membela kebenaran dengan seadil-adilnya nggak peduli seperti apa bentuk dan rupanya. Jaksa Tio tertarik dengan cerita Bu Sri, ia mendengarkan lebih rinci lagi terkait lukisan tersebut termasuk bagaimana gerak-gerik, isi pembicaraan, serta ekpresi-skpresi yang ditimbulkan. Padahal saat itu Bu Sri masih ada di dalam mobil yang melaju, tetapi kenapa bisa sampai tahu sampai kedetail-detailnya.

Untuk memastikan kebenaran cerita Bu Sri, Jaksa Tio bertanya pada Bu Yuli yang mengantar dan membenarkan kejadian itu. Itulah kenapa Jaksa Tio sengaja melakukan pengujian itu setelah berdiskusi dengan Renata dan rekan tim lain terkait kondisi Bu Sri. Kemampuan Bu Sri akan sangat membantu dalam menentukan nasib Pak Jino kedepannya.

Setelah lima menit menjelaskan, Hakim Ketua pun membenarkan apa yang dikatakan Bu Sri terkait dirinya yang berbincang seputar pekerjaan kepada rekan. Bahkan jumlah kata dalam setiap kalimat pun sangat tepat di mesin pengetik Stenografi.

Kembali ke kasus, Bu Sri kemudian menjelaskan kalau orang itu pergi dan ia mengikutinya diam-diam. Orang itu kemudian memeriksa sekitar, lantas melepas pakaian serta sarung tangan yang ia kenakan. Dia membuang semuanya pada tong sampah lalu membakarnya.

Orang itu kemudian pergi lagi ke arah jalan utama dan masuk ke dalam taksi yang dipesan. Karena penasaran, Bu Sri keluar dari persembunyiannya yang mengamati diam-diam. Ia ke tong sampah itu untuk memeriksa. Ia kemudian mencari kayu untuk mematikan api.

Si Penitisan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang