Diffecial Disease : Fire

82 8 0
                                    

"Emm... Bu Taeyeon..."

Panggilan dari seseorang membuat sang pemilik nama menolehkan kepalanya pada sumber suara.

Terlihat seorang laki-laki yang masih menggunakan seragam kokinya berdiri tegap dengan kedua tangan bertaut di depannya.

Taeyeon yang melihat ekspresi gugupnya itu pun mengerutkan dahinya, "Ada apa?"

"Itu Mashiho..." Ucapnya pelan. Takut dirinya menjadi tempat terkena amukan oleh pemilik tempat kerjanya itu. "Dia kambuh..."

"Kambuh??" Taeyeon membulatkan matanya, menatap laki-laki yang terdiam kaku. "Lagi??"

Belum sempat laki-laki itu menjawab, Taeyeon pun reflek beranjak dari tempat duduk dan langsung berjalan cepat menuju dapur yang tak jauh di belakang area kasir.

Burr!

Sebuah kobaran api hampir mengenai Taeyeon jika saja laki-laki yang ada di belakangnya itu tidak melindunginya.

"Apa-apaan lagi ini?!"

Dalam sekejap api yang ada di dalam ruangan itu berhenti bergerak. Taeyeon yang masuk ke dalam dan melewati salah satu kobaran api pun tidak merasakan panasnya lagi alias hanya bentuknya yang tertinggal.

"Apa kalian tidak tahu berapa harganya barang-barang ini semua?!" Seru Taeyeon miris melihat peralatan dapurnya yang hangus terbakar.

Masih dengan emosinya, ia menoleh pada laki-laki yang berdiri di belakangnya.

"Mana mashiho?"

"Dia disini!" Seru seseorang dari arah lain membuat Taeyeon menoleh ke sumber suara.

Taeyeon kembali melihat ke belakang tanpa menanggapi sahutannya. "Kalau begitu, Jaemin, matikan api-api sialan ini," Perintahnya yang langsung dituruti oleh salah satu koki mudanya itu.

Sesaat kemudian, Taeyeon pun mulai berjalan menuju sumber suara tadi.

Terlihat seorang laki-laki yang menundukkan kepalanya dengan tubuhnya yang bergetar akibat menangis terlalu lama.

Ia pun memelankan langkahnya dan berhenti sesampainya ia di samping seseorang.

"Sejak kapan dia kambuh?" Tanya Taeyeon pada pria yang menekuk kan kedua kaki di depan juniornya.

Pria itu pun berdiri cepat. "Beberapa menit yang lalu," Jawabnya memandang Mashiho dengan tatapan cemas. "Aku mencoba untuk menetralkan Diffecial-nya, tapi dia menolak."

Menarik juga, pikir Taeyeon reflek mengerutkan dahinya dan melipat kedua tangganya di depan dadanya. "Kenapa?"

"Dia ingin mematikannya sendiri, tapi berujung seperti ini."

Taeyeon yang mengerti pun mengangguk dan memajukan bibir bawahnya beberapa saat. Wanita itu menganggap laporan si kepala koki-nya itu masuk akal.

Setelah terdiam sebentar, Taeyeon pun selesai menyusun rencana kecilnya.

"Yunhyeong."

"Ya?"

"Bantu Jaemin," Ucap Taeyeon menaikan tangan kanannya dan menunjuk ke belakang. Sambil melihat kearah Mashiho, ia pun menekukkan kedua lulutnya di depan laki-laki berumur 20 tahun itu.

Sementara, pria yang bernama Yunhyeong itu langsung membantu Jaemin dengan sihirnya.

Taeyeon kembali menfokuskan dirinya pada keadaan tangan Mashiho yang masih mengeluarkan api.

"Kau lagi, kau lagi." Taeyeon mendecak sebal. Ia pun menekukan kedua lututnya hingga menjadi posisi berjongkok. "Sampai kapan bocah sepertimu merepotkan hari panen ku, hm?"

Wanita itu meraih kedua pergelangan tangan Mashiho dan meluruskan kedua tangannya. Perlahan genggamannya menurun kearah telapak tangan yang menjadi titik bangunnya si jago merah.

Tak lama kemudian, api-nya pun menghilang saat genggaman Taeyeon sampai di jemarinya.

Merasa tugasnya sudah selesai, Taeyeon melepaskan genggamannya dengan cepat. Ia melipat kedua tangannya di atas lututnya.

"Kalau kau tidak bisa mematikan api-mu lagi, aku tidak punya pilihan lain selain memecatmu."

Dari sebrang, Yunhyeong yang mendengarnya pun terkaget.

"Taeyeon, jangan berlebihan!"

"Diam, penyihir tua!" Seru Taeyeon reflek menoleh dan membalas teguran pria itu.

Taeyeon pun menoleh kembali ke depan dan membangunkan dirinya menjadi posisi berdiri.

"Jangan salahkan takdirmu kalau kau frustasi," Ucap wanita itu membuat Mashiho mendongakan kepalanya dan menatap samar wanita tersebut. "Besok pagi, datang ke kantorku."

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang