33

24 4 0
                                    

"Dia hakim baru, kan? Mana Siwon? Bukankah 100 tahun lalu, dia hakimnya?" tanya Taeyeon pada Eunbi sekaligus menyindir, sengaja dengan suara yang lumayan keras sehingga ucapannya menggema dan terdengar ke seluruh ruangan.

Irene dimana posisinya berjarak dari kedua saudarinya yang berdiri di tengah hanya bisa menunduk, menutup wajahnya dengan tangan kanan, dan menggeleng pelan. Benar-benar tidak tahu malu...

Dia menyesal karena berada disana, Irene lebih baik melakukan pekerjaannya di Magia Univa dibandingkan mendampingi Taeyeon yang membuat sidang kali ini terlihat kampungan.

"Beliau sudah keluar, Kak," bisik Eunbi mendekati telinga Taeyeon. Berbeda dengan Irene yang menghindar dan terkena second hand embarrassment, Eunbi justru membiarkan Taeyeon mengalirkan suasana sampai dia malu sendiri.

"Ooh! Keluar..." Taeyeon melirik seseorang yang terlihat lebih muda darinya duduk di belakang meja tinggi membuat wanita itu harus mendongak agak bisa menatap matanya. "Kau yakin ingin berdiskusi denganku? Kutukanku lebih lama dari masa jabatan Siwon!"

Kenapa dia harus bangga?! pikir Irene terkejut melihat kepercayaan diri sang kakak. Ia reflek mengepal kedua tangan. Jika saja Irene tidak dapat merasakan sakit, tangannya pasti sudah berdarah sekarang.

Sementara, pria yang duduk di kursi hakim, Jinyoung langsung menyela Tasyeon sebelum wanita itu kembali berbicara.

"Anda di perintahkan untuk membahas pemberian hukuman kepada penyihir yang pertama, menyerang pusat kutukan dan melemahkan pelindung. Kedua, melakukan tindakan penyembunyikan pusat kutukan dari pengawas terdekat, yaitu Irene dan Eunbi."

"Oh? Sudah 100 tahun, ya? Hari ini ulang tahunnya?" canda Taeyeon menepuk tangannya sekali. "Semua orang disini sudah tahu kenapa aku menyerangnya, apa kau tidak mendengar gosip sebelumnya?"

"Kak... Kakak belum boleh bicara..." bisik Eunbi walau di acuhkan oleh Taeyeon.

"8 manusia, makhluk yang paling aku benci, tiba-tiba mendekat dan mendatangiku setiap hari," seru Taeyeon tegas dengan penekanan di setiap kata. "Kutukan itu ada karena ulah mereka, tapi kenapa harus aku lagi yang terkena imbasnya?!"

Jinyoung yang sedari tadi mendengar akhirnya membalas, "Anda melanggar aturan perjanjian manusia dan penyihir  bagian kutukan tidak di sengaja-"

"Astagaaa!" Seruan Taeyeon membuat Jinyoung menjeda penjelasannya. "Kenapa harus itu lagi?!"

Brak!

Suara pintu terbuka membuat seluruh perhatian berpindah kearah sumbernya.

"Seperti kami terlambat, ya?"

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang