"Kak Taeyeon!" seru Irene, adik Kim Taeyeon yang masih berumur 18 tahun itu mengerutkan dahinya setelah beberapa menit menunggu sang kakak yang tidak kunjung kembali ke rumah.
Irene pun mengunci pintu rumahnya dan mulai berjalan mencari Taeyeon. "Kemana, sih, katanya enggak lama," gerutunya mulai melewati jalan kecil yang memiliki banyak pohon tinggi disekitarnya sehingga terlihat seperti hutan.
Ini sudah jam 7 malam. Tidak biasanya seorang Kim Taeyeon keluar dari rumah pada malam hari. Terlebih lagi, ini adalah hari ulang tahunnya sekaligus peresmiannya sebagai penyihir dewasa.
Ia juga takut adiknya kembali ke rumah dan mendapati kedua kakaknya tidak ada di sana. Karna itu, Irene mempercepat langkah dan mencari Taeyeon ke sekeliling.
Beberapa saat kemudian, netranya terfokus pada sesuatu yang mencolok dan mengundang perhatiannya.
Bunga kuning? Pikirnya kaget karna baru pertama kali melihat tumbuhan itu.
Irene mengembangkan senyumnya. Seperti anak kecil yang mendekati mainan yang ia lihat, Irene pun juga reflek keluar dari jalur dan berbelok menuju bunga tersebut.
Terbesit dalam pikirannya untuk mengambil beberapa bunga tersebut untuk dijadikan hadiah ulang tahun satu-satunya kakak yang ia kagumi.
Tapi, belum melewati 10 detik dirinya tersenyum, tiba-tiba pandangannya teralih pada seseorang yang terduduk lemasㅡtak jauh dari bunga itu.
Dress putih yang familiar di mata Irene membuat rasa penasaran gadis itu meninggi.
Semakin Irene mendekat, semakin jelas bagaimana orang itu terlihat terguncang. Ia dapat menyimpulkan kalau orang tersebut menangis setelah melihat bagaimana punggungnya yang naik-turun berulang kali, suara isakan tangis, dan bagaimana orang itu menundukan wajahnya.
Irene ingin membantunya, tapi ia teringat dengan peringatan Taeyeon untuk tidak berinteraksi dengan manusia.
Walau begitu, ia adalah seorang anak remaja akhir yang nakal.
"Maaf... Kamu kenapa?" Tanyanya pelan dan langsung membuat orang tersebut mendongakan kepalanya.
Pandangan mereka seketika bertemu. Tentu saja, Irene syok setelah melihat siapa orang yang menangis itu. "Kak Taeyeon?"
"Irene..."
Mendengar suara sang kakak saja sudah cukup membuat pundaknya melemas dan sudut senyumnya menghilang.
"Kakak kenapa??" Tanya Irene khawatir dan mulai melangkah mendekati Taeyeon. Tapi, belum satu langkah, ada sesuatu yang menahan kedua kakinya.
Gadis itu reflek menunduk dan memandang kakinya yang sudah dibuat tidak bisa bergerak oleh sihir Taeyeon. Hal itu membuat Irene kaget dan melihat kearah wanita itu, "Kak?!"
Bersamaan dengan panggilannya, Irene melihat Taeyeon tiba-tiba menangis. Ia semakin tidak mengerti dengan situasi yang ada di hadapannya.
Taeyeon tidak pernah menangis setelah ia memasuki umur 5 tahun. Justru kenapa sekarang Irene melihat Taeyeon menangis?
"Kak... Ada apa?" Tanya Irene sekali lagi. Berbeda dengan sebelumnya, gadis itu lebih menurunkan dan melembutkan suaranya.
Kakaknya yang tengah menangis pun tidak kuat menjawabnya, Taeyeon hanya bisa menunjuk pelan 8 bunga berwarna kuning yang tak jauh di depannya.
Itu bunga-bunga yang tadi Irene lihat. "Kakak menangis hanya karna bunga kuning yang indah itu? Kenapa? Bagus, ya? Aku berencana untuk memetik itu sebagai hadiah ulang tahun kakak dan-"
Tepat saat itu juga tangisan Taeyeon semakin kencang. Sementara, Irene tidak bisa lagi berbicara setelah mulutnya disihir oleh Taeyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magia Unica
Fantasyㅡ since 1609 (maaf ya ceritanya gak jelas, nanti di revisi lagi kok 😗) © FLCVOURSKY | October 2021