"Cih." Sunoo melepaskan kerah baju yang ia genggam membuat pria yang sudah tidak bernyawa itu jatuh. Dia kehabisan darah dan tak lain adalah ulah vampir muda yang berjalan mundur sambil menatapnya dengan tatapan dingin. "Darahnya enggak enak, banyak kandungan alhokol..."
Sunoo memasukan kedua tangannya dan memandang ke sekitar. Ini mau di sembunyiin dimana? Pikirnya bingung. Ia tidak memikirkan rencana yang matang karna melihat Chaewon yang hampir terluka.
Ia ingin menyalahkan mata merahnya itu. Tapi, seluruh kejadian ini bermula dari dirinya.
"Sunoo!"
Seruan itu membuat sang pemilik nama menoleh ke sumber suara.
"Kak..."
"Kenapa jauh banget?!" Tanya perempuan itu perlahan menghentikan larinya dan berjalan pelan. Chaewon kelelahan setelah berkeliling menjadi keberadaan rekan satu-satu itu.
Sesaat kemudian, matanya membulat kaget. Netranya terfokus pada pria yang hampir menyerangnya tadi, sekarang tergeletak tidak berdaya dengan bercak darah di sekitar bajunya.
Chaewon menoleh kearah Sunoo dengan kerutan di dahinya, "Kok di bunuh beneran??"
Sunoo mengeluarkan tangan kanannya dan menunjuk bola matanya yang sudah kembali hitam. "Tadi merah lagi, kak..." Jawabnya pelan lalu menghembuskan napasnya kesal. Dirinya merasa bersalah telah membawa Chaewon dalam kekacauannya ini.
Perempuan yang ada di depannya itu berjalan mendekatinya. "Udah, enggak apa-apa, dia emang pantas di bunuh," Ucapnya sambil membantu membersihkan bercak darah yang menempel di wajah Sunoo dengan tangannya.
"Beneran?"
Merasa sudah lebih bersih dari sebelumnya, Chaewon menurunkan kedua tangannya lalu berjalan mundur. Ia kembali memasukan kedua tangan dan mengangguk sebagai balasan. "Kata cewek yang kita tolong tadi, orang ini mantan pacarnya. Tapi, ternyata dia itu penguntit. Kasar sama perempuan."
"Oh... Gitu..."
Chaewon memandang Sunoo yang memundukan kepalanya dengan ekspresi sedih terlihat jelas di wajahnya. Perempuan itu berusaha mencari topik pembicaraan untuk mengalihkan pikirannya.
"Terus gimana?" Tanya Chaewon mencoba salah satu topik yang terlewat di pikirannya.
Sunoo mendongak, ia membalas tatapan Chaewon yang berbeda kali ini. "Gimana apanya?"
"Darahnya? Enak gak?"
"Hah?" Sunoo tersentak kaget. Ia mengernyit bingung dengan pertanyaan random yang di lontarkan perempuan itu. "Enggak, lah! Rasanya enggak enak, makanya aku buang."
"Oh, gitu, terus-"
"Wah... Wah... Apa yang ku temukan disini..."
Suara asing itu membuat Sunoo dan Chaewon tersentak kaget. Mereka reflek menoleh ke sumber suara yang berasalkan dari arah belakang. Sunoo mulai mendekati Chaewon ketika melihat seorang wanita tua dengan tongkat kayu panjang pada genggamannya.
"Kak..." Panggil Sunoo pelan. Ia merasa takut setelah tidak sengaja berkontak mata dengan wanita itu, ditambah lagi dirinya baru saja membunuh manusia. Sunoo tidak ingin perbuatannya di ketahui dan membuat Magia Unica dalam masalah. "Gimana ini..."
"Sebentar," Jawab Chaewon masib menatap tajam wanita yang jauh di depannya itu sekaligus bersiap jika sesuatu akan muncul setelahnya.
Tapi, sesuatu yang muncul itu datang di luar dugaannya.
Tak lama kemudian, seorang pria tua muncul dari balik gedung dan mendekati wanita tersebut.
"Sayang, ada apa-" Ucapannya terhenti setelah menoleh kearah pandangan wanita tua itu. Seketika senyumnya terukir saat Chaewon berkontak mata dengannya. "Oh? Harpy?"
Deg.
Selanjutnya, ia mengalihkan pandangannya kearah Sunoo yang berdiri di sisi kanan belakang Chaewon. "Wah? Ada vampir juga? Masih muda ya..."
"Siapa kalian?!" Seru Chaewon bertanya.
"Siapa kami?" Ucap wanita itu menunjuk dirinya dan pria di sampingnya berulang kali. "Oh... Kami hanya makhluk biasa yang lewat. Jangan takut..."
"Makhluk biasa? Maksudmu, manusia?" Tanya Chaewon lagi merasa tidak yakin. Ia menunjuk pria yang berdiri di samping wanita itu. "Kenepa dia mengira kami harpy dan vampir yang hanya mitos?"
"Mitos? Kata siapa? Kalian mengatakan mitos pada diri kalian sendiri?"
Chaewon tersentak. Ia tidak tahu lagi bagaimana caranya keluar dari pertemuan yang mengancam ini. Sementara, Sunoo berlindung di baliknya.
Jantungnya berdecak kencang ketika melihat wanita itu mulai berjalan mendekati mereka.
"Jangan takut, kami bukan orang jahat."
Jelas Chaewon tidak percaya.
Ia teringat bagaimana saudaranya terbunuh setelah manusia mengatakan hal yang sama seperti wanita tua itu.
"Kak, kita enggak bisa berubah disini..." Bisik Sunoo menyadarkan Chaewon dari ingatan gelapnya. "Nanti mereka bisa tahu kalau kita terbang."
Chaewon melirik dan menggangguk paham. Sambil melihat ke depan, ia kembali berucap, "Kenapa kalian ada-"
"KAK, AWAS!"
Seperti hantu, tepat saat itu juga wanita tua itu sudah ada selangkah di depannya. Chaewon membulatkan matanya kaget. Saking tiba-tibanya, ia sampai tidak bisa bergerak maupun teriak.
Tiba-tiba, wanita itu mengangkat tangannya dan meletakan tangan kanannya di atas kepala Chaewon.
Hah?
Tepat setelah itu, Chaewon merasakan hal aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan hanya dengan kata-kata. Jantungnya masih berdetak kencang, tapi ia juga merasa hangat dan nyaman. Perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Hal itu membuatnya tidak peduli dengan suara Sunoo yang berseru pada wanita itu dan tiba-tiba hening begitu saja.
"Sudah ku bilang... Jangan takut..." Ucap wanita itu, entah kenapa terdengar lembut di telinga Chaewon. Sama seperti yang ia lakukan setelah menyelamatkan Minju.
Kali ini, tidak hanya Chaewon yang merasakan hal aneh, tapi Sunoo juga. Wanita tersebut telah meletakan tangan kirinya di atas kepala vampir itu.
"Kalian harus kembali sekarang... Seharusnya bukan kalian yang pertama bertemu kami..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Magia Unica
Fantasiㅡ since 1609 (maaf ya ceritanya gak jelas, nanti di revisi lagi kok 😗) © FLCVOURSKY | October 2021