62

19 2 2
                                    

"Apa-apaan ini?!" tanya Hyunsuk tidak mengerti, langsung menggunakan telepatinya pada Heeseung. Walaupun blasteran, Hyunsuk masih dapat menggunakan salah satu kelebihan vampir yang diturunkan ayahnya.

"Aku tidak tahu! Mereka sepertinya dua penyihir yang ingin bertemu Bu Taeyeon. Tapi, kau ingatkan 'kan kalau dia melarang kita membiarkan orang asing bertemu dengannya? Tidak mungkin dia mengenal orang luar, dia tidak suka orang baru!" jawab Heeseung menangkap pertanyaan Hyunsuk. "Bisa kau minta Wonyoung untuk menggunakan Diffecialnya dan memanggil Bu Taeyeon? Aku khawatir keadaan akan semakin buruk jika terus seperti ini."

"Baiklah." Hyunsuk perlahan berpindah tempat dan melangkah ke belakang Wonyoung. Ia mulai menggerakan mulutnya dan mengeluarkan suara yang sangat kecil, tepat ketika gadis itu menoleh. "Pang... gil... Bu... Tae... yeon..."

Tekanan dari situasi rumit ini membuat Wonyoung lebih fokus daripada biasanya sehingga ia langsung mengerti dan mencari waktu untuk menghilang, karena wanita yang dia duga adalah penyihir itu menghadap kearah toko. Beberapa saat ia menunggu wanita itu lengah, Wonyoung langsung menghilang dan melangkah cepat menuju tangga.

"Apa kami masih tidak bisa bertemu Taeyeon?" tanya pria itu memandang satu persatu pekeja Magia Unica yang terlihat saling melindungi. "Apa kami harus menggunakan sihir hanya untuk bertemu dengannya?"

"Aku sudah bilang kalau Bu Taeyeon melarang kami membiarkan orang asing bertemu dengannya," tegas Subin lagi sambil mendekatkan dirinya pada Yeji setelah mendapati wanita yang berdiri sedikit lebih maju dari pria itu melihat kearahnya, membuat seluruh cakar pada kedua tangannya semakin menajam.

"Apa kalian tidak bisa pergi?! Kami sudah tutup!" seru Jinsoul kesal walau juga sedang menahan rasa takut. Heeseung yang berdiri di sebelah kiri depannya hanya bisa pasrah melihat dua penyihir itu menoleh kearah mereka.

"Kami hanya ingin bertemu dengan Taeyeon, apa itu salah?" tanya wanita itu mengerutkan dahi.

"Apa kau masih tidak mengerti juga?" tanya Subin gemas karena pertanyaan mereka terus berputar-putar.

Pria yang berdiri di dekat kasir itu ingin menjawab, tapi netranya reflek teralih ketika suara hentakan kaki terdengar dari arah tangga. Tidak sempat mengedip, sesuatu melesat kearah dua penyihir itu dan hampir saja mengenai mereka jika keduanya tidak cepat menghindar. Saat itu pula lantai yang berada di belakang mereka mengeluarkan ledakan ringan, sedikit memuncul asap dengan lantai yang berakhir dalam keadaan pecah.

Itu serangan.

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang