25

34 3 0
                                    

"Sebutkan apa saja yang sudah kau tulis, Jihan," perintah Irene sambil melipat kedua tangan di depan dada, memandang seorang perempuan yang sebelumnya menunjuk diri sebagai penulis catatan hasil rapat malam ini.

Jihan mengangguk dan langsung membacanya, "Pertama, Kak Eunbi sudah membuat dapat rute untuk Kak Chaewon dan Mashiho, mereka bisa mengambil petanya di ruangan Kak Eunbi. Lalu, Saturday Task akan dipantau oleh Pak Yunhyeong-"

"Kak Yunhyeong," sela pemilik nama tiba-tiba merasa tua ketika mendengar Jihan menambahkan 'Pak' di depan namanya.

Suyeon yang berdiri di samping Yunhyeong menatapnya kaget, "Kemudaan!"

"Diam, deh, yang paling tua."

"Kalian berdua bisa diam dulu?"

Pertanyaan dengan intonasi dingan dan tegas oleh Irene membuat mereka berdua reflek menutup mulutnya. Walaupun wanita itu lebih muda dari mereka, tetap saja, tidak ada yang bisa melawan jika Irene sudah membuka mulutnya.

"Lanjut, Jihan."

"O-oke." Perempuan itu kembali melihat kearah buku catatannya dengan kaku. Ia membatuk pelan, mencoba menghilangkan rasa gugupnya, lalu kembali berbicara.

"Saturday Task di pantau oleh Kak Yunhyeong dan Kak Jungkook. Lalu, tambahan pekerja untuk Kak Jungkook dan Yuna, membuat beberapa model bagian dalam Magia Unica yang baru. Nanti Bu Taeyeon akan membuat keputusan terakhir apakah akan berubah atau tidak."

Saat mendengar bahwa bagiannya mendapat pekerjaan, Jungkook mengembangkan senyumnya. Dia menyenggol lengan kiri Yuna yang duduk di sebelahnya.

"Cie, akhirnya dapat kerjaan."

Senyum yang ditahan gadis itu akhirnya muncul, Yuna mengatupkan bibirnya dan menyuruh Jungkook untuk diam dengan meletakan jari telunjuk di depan mulutnya. Belum waktunya untuk heboh, walaupun Yuna sudah menunggu momen ini sejak bulan lalu.

"Kak Yunhyeong akan menjadi manager sementara, menggantikan Kak Eunbi," lanjut Jihan menuju akhir catatan. Dia menutup bukunya sebelum mengucapkan akhir catatannya, "Dan kak Joy akan menjadi manager sementara, menggantikan Kak Irene."

"Sisanya akan berjalan seperti biasa. Koki, pelayan, penjaga toko, dan bagian lainnya selain yang sebutkan berarti berjalan seperti biasa. Ada pertanyaan?" tanya Irene dengan tatapan serius memandang mereka yang bekerja di Magia Unica.

"Memangnya kemana kalian akan pergi?" tanya Joy tengah mengangkat tangan. "Selain itu, aku juga harus mengurus barang-barang yang datang. Masih ada yang belum di data."

"Rekanmu akan mengambil 3/4 nya," jawab Irene mengarahkan pandangannya ke sekitar, mencari keberadaan salah satu manusia diffecial yang sedang di bicarakan. "Dimana dia?"

Eunbi yang baru menyadari kurangnya seseorang langsung menegakan tubuhnya, "Seungmin tidak ada disini?"

"Lho? Bukannya dari tadi emang gak ada?" sahut Jinsoul yang berdiri di bagian belakang, jelas dia bisa melihat siapa saja yang berkumpul.

Wonyoung menganggukan kepalanya, "Sebelum kak Eunbi panggil-panggil kita, aku lihat dia keatas."

"Keatas?" Eunbi mulai merasakan firasat tidak mengenakan. "Sendirian?"

"Iya."

"Oh iya, Bu Taeyeon juga tidak ada disini," tambah Jaemin hampir membuat semua pasang mata mengarah padanya. "Kenapa? Jangan mikir aneh-aneh, kita harus berpikir positif!"

"Sananya kali yang mikirnya aneh!" seru Heeseung mendorong bahu Jaemin yang duduk di sebelahnya.

Di saat keadaan mulai ramai karena tidak seserius sebelumnya, Eunbi terdiam mengerutkan dahi. Dia memikirkan sesuatu yang sempat ia ragukan dan dia berharap hal itu tidak benar-benar terjadi. Semakin tidak tenang, Eunbi menepuk bahu Irene, "Kak, lanjutin sendiri, ya? Aku mau keatas."

"Ngapain?" tanya Irene ketika Eunbi berjalan melewatinya.

"Aku mau cek sesuatu, pokoknya jangan sampai ada yang keatas sebelum aku turun."

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang