76

20 3 2
                                    

"Aku tidak ingin keluar dari sini..."

"Aku juga..."

"Aku juga!"

"Hei! Kalian harus pikirkan Taeyeon." Jungkook mengangkat kepalanya dari permukaan meja. Lelah mendengarkan Chaewon dan Youi berulang kali menggerutu, ditambah lagi dengan balasan Yuna yang duduk di samping kursinya. "Dia tidak bisa tenang selama hidupnya, biarkan dia istirahat sekarang."

"Lalu, kenapa dia harus membawa kita semua kesini kalau pada akhirnya Magia Unica akan menghilang juga?" balas Youi berkontak mata pada satu-satunya penyihir di ruangan itu. "Kau sudah tahu kutukan itu, kenapa kau tidak mengatakan apapun??"

"Kau lupa Bu Taeyeon itu penyihir?" sela Seungmin membuat Youi dan beberapa pasang mata melihat kearahnya. "Dia bisa melakukan apapun untuk menutup mulut, bahkan tanpa disadari sekalipun."

"Apa kalian tahu? Kita semua sudah tersihir sejak awal," tambah Jungkook dengan nada santai walau membuat beberapa pekerja yang berkumpul di ruangan bagian promosi melongo seakan baru menyadarinya. "Aku setuju dengan Seungmin. Itu lah kenapa beberapa diantara kita bisa pergi jauh tanpa membeberkan kalau kita bekerja untuk penyihir yang terkutuk."

"Wah..." Hanya itu yang dapat Chaewon katakan dari mulutnya.

"Tapi..." Ucapan New memecahkan keheningan, perhatian tertuju padanya. "Aku tidak mau kembali ke laut."

"Kau masih takut dengan nelayan?" tanya Youi mengangkat alis ditengah mencoba meredakan kekagetannya pada perkataan Jungkook.

"Mungkin dia terlalu lama ada disini, dia jadi tidak punya waktu untuk beradaptasi," sahut Jaehyun sambil memperbaiki posisi duduknya. "Sedikit keluar dari topik, tapi ini salah satu poin negatif jika Magia Unica tidak menghilang. Kita tidak punya kesempatan untuk menghadapi ketakutan masing-masing karena Taeyeon melindungi kita."

"Alasan yang bagus, pikiranku sedikit lebih tenang..."

Jaehyun mengerutkan dahi ketika mendengar suara pelan Sunoo yang sedang duduk di lantai dan bersandar di depan mejanya. Manusia berumur 100 tahun lebih itu mencondongkan tubuhnya ke depan, "Kenapa?"

Sunoo mengangkat bahu. Bahkan pergerakan tanpa suaranya sajaㅡsemua orang dapat mengetahui kalau vampir itu sedang cemberut. "Sepertinya aku kesal karena Bu Taeyeon tidak menceritakan kutukannya, padahal kita mungkin bisa membantu. Aku pasti akan senang hati menolongnya..."

"Apa kau akan bercerita kalau andai saja kau tidak sengaja membunuh manusia?"

Rekannya memang tidak pernah main-main saat memberikan contoh. Sunoo membatu saat itu juga. "Tidak."

"Kau merasa bersalah bukan?"

"Iya..."

"Rasa bersalah, lalu takut dan malu, mungkin bisa menjadi alasan kenapa Bu Taeyeon tidak mau menceritakannya," ujar Chaewon memahami situasi sejak penjelasan Eunbi dan Eugene beberapa waktu lalu.

"Aku dulu malu mengatakan kalau ayahku mempelajari ilmu hitam didepan penyihir sungguhan," tambah Jaehyun tiba-tiba mengingat kembali kejadian sebelum ia masuk ke Magia Unica. "Jadi, aku bisa mengerti."

Tepat diseberangnya, ada Yuna menganggukan kepalanya setuju. Tapi, perubahan ekspresi Jungkook yang tertangkap di ekor natanya membuat Yuna menoleh.

"Ada apa?"

Jungkook mengerutkan dahinya, ia merasakan aura kuat yang tidak dapat dirasakan makhluk biasa, melihat dari tidak adanya perubahan ekspresi pekerja lain. Penyihir itu membalas pandangan Yuna, "Entahlah... Aku merasakan kekuatan luar biasa disekitar sini..."

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang