29

29 3 0
                                    

Terlihat seorang wanita sedang membawa barang langsung berjalan cepat masuk ke dalam ruangan dan meletakan bawaannya di atas meja, tepat di samping berkas yang Seungmin bawa.

Seungmin melihat Eunbi yang berjalan mendekati pintu kayu dan terkesiap setelah mengetahui apa yang ada di dalamnya.

Dia sekaget itu? pikir Taeyeon melirik Eunbi yang kesekian kali untuk melihat responnya.

"Bagaimana dia bisa- Seungmin, kenapa kau ada disini?" tanya Eunbi mencoba menghilangkan ekspresi terkejutnya. "Bagaimana kau bisa menemukan tempat ini?"

"A-aku ingin memberikan berkas itu pada Bu Taeyeon," ucap Seungmin menunjuk tumpukan kertas yang berada di atas meja. "Lalu, aku melihat ini. Pintunya sudah ada sebelum aku masuk, apa ini baru?"

Eunbi menghembuskan napas beratnya, memandang bunga-bunga yang bersinar beberapa saat. Tak lama kemudian, dia menoleh kearah Seungmin lalu menarik ujung lengan baju laki-laki itu dan mengeluarkan dari sana.

"Entah lah, tapi lebih baik sekarang kau kembali ke ruanganmu."

Seungmin terdiam mengangguk. Dia berjalan menuju pintu ruangan Taeyeon yang terbuka lalu menutupnya saat ia keluar.

Sebenarnya, ada banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya. Tapi, dia menyadari ekspresi Eunbi yang terlihat menutupi sesuatu dan belum waktunya untuk laki-laki itu ketahui. Jadi, Seungmin pergi tanpa menanyakan apapun.

Perlahan, lingkaran yang menunjukan ingatan Seungmin memutar. Diikuti dengan menghilangnya asap, bertanda bahwa memori yang berhubungan dengan kejadian bunga kuning dan potongan baju hijau berakhir disana.

"Hanya itu?" tanya mengerutkan dahinya, menyadari betapa innocent-nya Seungmin sampai hanya itu saja memorinya.

Wanita itu berpikir Seungmin akan mencari lebih jauh tentang bunga-bunga itu, seperti menyelinap masuk saat dirinya tidak ada atau menceritakannya pada pekerja lain lalu bekerja sama memecahkan rasa penasarannya.

Tapi ternyata semua kemungkinan yang Taeyeon pikirkan tidak terjadi, justru membuat Taeyeon merasa lega sekaligus kebingungan.

Tiba-tiba, ia teringat pada hal terakhie sebelum ingatan Seungmin menghilang.

Eunbi masih ada di ruangannya.

"Lalu, apa yang kau lakukan setelah dia pergi?"

"Kakak ingin aku mengatakannya langsung..." Eunbi menjeda sambil menoleh kearah Taeyeon dengan tatapan serius. "Atau menggunakan ramuan milik Eben?"

"Apa kau lupa efek sampingnya?"

Ramuan pembaca ingatan menggunakan rambut buatan Ebenezer ini memang di peruntukan untuk mereka yang bukan penyihir.

Sihirnya akan gagal jika menggunakannya pada penyihir dan justru membuka ingatan yang tidak seharusnya terbaca. Ini juga mempengarihi gelombang sihir pada tubuh sehingga tidak dianjurkan jika mencobanya pada penyihir.

Dalam sejarahnya, Ebenezer memang membuat ramuan ini untuk membaca ingatan salah satu manusia yang ia menduga adalah pelaku pembunuhan tragis saudarinya.

Itu kejadian yang fenomenal dan terjadi beberapa tahun sebelum Taeyeon lahir. Seluruh kisahnya juga sudah dimuat dalam buku sejarah penyihir edisi terbaru saat mereka masih bersekolah.

Sebagai penyihir terbaik pada angkatannya, Eunbi sudah hafal kandungan dan efek sampingnya.

"Aku tahu," jawab Eunbi tersenyum simpul. Dia menarik salah satu rambutnya dan melangkah mendekati tungku itu. "Tapi, mungkin kepercayaan kakak hilang, jadi bukan kah lebih baik menggunakan ramuan Eben?"

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang