69

15 2 0
                                    

Mereka tidak salah... Ayah menyihir mereka untuk menemaniku... Tapi, secara tidak langsung ayah merugikan mereka... Karena itu kutukannya terbentuk...

Taeyeon reflek membuka matanya. Dadanya terasa sesak membuatnya berulang kali menarik napas kasar, terlepas dari itu adalah salah satu efek setelah masuk ke dalam memori seseorang. Pandangannya kosong mengarah pada kelopak bunga yang ia pegang. Ia tidak punya tenaga untuk memikirkan apapun lagi.

"Eugene, apa yang kau lihat?"

Pertanyaan Taeyoung sempat menyadarkan Taeyeon. Walau ia masih dalam posisi membelakangi mereka, wanita itu dapat mendengar bagaimana Eugene menjelaskan apa yang terjadi dalam memori bunga itu kepada suaminya serta Irene dan Eunbi. Reaksi yang dapat Taeyeon ketahui hanya berasal dari suara mereka dan terkadang membuatnya bergetar. Ia merasa rendah, tidak berani memunculkan kepalanya.

Kedua adiknya sudah melihat dirinya membenci 8 anak perempuan itu, bahkan ketika mereka sudah berubah menjadi bunga. Taeyeon jadi kesulitan menerima apa yang terjadi karena mereka tidak melakukan kesalahan apapun. Kedua orangtuanya tahu mereka tidak akan kembali, maka ayahnya menyihir mereka untuk menemani Taeyeon dan kedua adiknya. Tapi, manusia juga bisa mendapatkan kerugian jika terkena sihir. Kerugian dari aspek apapun, bisa memunculkan kutukan pada pelakunya. Taeyeon tidak bisa menyalahi ayahnya karena ia tahu niatnya baik. Perasaannya jadi tidak menentu dan membuat Taeyeon frustasi.

Kalian tidak salah... pikir Taeyeon memandang bunga-bunga itu dengan tatapan bercampur aduk. Ia merasa bersalah, tapi disisi lain masih ada perasaan kesal dan dendam yang tersisa. Maafkan aku...

"Taeyeon."

Panggilan Eugene membuat si pemilik nama perlahan menolehkan kepalanya. Taeyeon menatapnya lemah, tapi tajam. Eugene langsung merasakan banyak arti yang muncul hanya dari melihat bola matanya.

Ia tidak ingin berlama-lama dan membuka suara, "Kita-"

Srak!

Eugene menoleh, ucapannya terhenti ketika sebuah suara terdengar dari arah bunga-bunga itu. Taeyeon dan yang lain mengikuti arah pandangannya. Mata pemilik Magia Unica itu melebar ketika ia mendapati mereka bergerak dan bersinar. Cahayanya lembut dan terang, tapi tidak setajam dulu. Mereka memberikan rasa tenang yang tidak pernah Taeyeon rasakan sebelumnya.

Dari atas bunga, muncul aliran cahaya terbang mengelilingi tempat itu. Eunbi yang terkagum-kagum tanpa sadar mengangkat tangan kanannya mengenai cahaya itu dalam sedetik reflek mengerut, ia merasakan sesuatu.

"Perasaan kakak..." gumam Eunbi sadar, langsung berjalan ke depan dan berhenti di samping Taeyeon. Ia menekuk lututnya mengikuti gaya duduk kakaknya sambil memandang 8 bunga yang membuatnya mengembangkan senyum. "Sepertinya aku mengerti."

"Bisa kau jelaskan, Eunbi?"

"Tentu saja," balasnya menoleh kearah Eugene yang bertanya, lalu kembali melihat ke depan. "Ku pikir bunga-bunga ini memiliki hubungan dengan perasaan Kak Taeyeon. Perasaan kakak sebelumnya bagaikan dinding pembatas yang kuat. Tapi, sekarang dindingnya seakan mulai runtuh karena dia sudah tahu apa yang terjadi. Kak Taeyeon tahu mereka tidak salah dan tanpa sadar mulai memberikan celah agar mereka bisa terhubung kembali."

Irene yang kurang mengerti dengan penjelasan adiknya langsung melipat kedua tangan di depan dadanya dan mengernyit, "Jadi, kesimpulannya?"

"Aku belum yakin... Tapi, melihat ada reaksi dari bunga-bunga itu, bukan kah mereka memberikan tanda kalau perasaan Kak Taeyeon adalah kunci untuk menyelesaikan kutukan ini?"

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang