56

19 2 0
                                    

"Sebenarnya ada berapa rahasia lagi yang kau sembunyikan?" tanya Baekhyun menoleh, membalas tatapan Taeyeon.

"Banyak," jawabnya mengalihkan pandangan ke depan. "Magia Unica ada bukan tanpa alasan, Baekhyun. Dan aku tidak pernah mengharapkan tempat itu muncul."

Pria itu reflek mengernyit, "Aku tidak mengerti..."

"Magia Unica adalah tempat aku memberikan kekuatan pada pusat kutukanku," ucap Taeyeon mengaku.

Mendengar jawaban yang tidak terduga membuat Baekhyun ingin melontarkan banyak pertanyaan. Tapi, Taeyeon kembali berbicara hingga ia mengurungkan niatnya.

"Susah mengatakannya, tapi bisa dibilang aku melakukan kesalahan saat aku memasuki umur penyihir dewasa. Itu adalah saat dimana penyihir akan terkena kutukan jika melanggar peraturan, termasuk menyerang manusia yang tidak bersalah," lanjut wanita itu dan menjeda ucapannya dengan helaan napas. "Tapi, hal yang ku benci adalah mereka yang lebih dulu membuatku melakukan itu."

Baekhyun mencoba untuk tidak memotong penjelasan Taeyeon dan sebisa mungkin menyingkat pertanyaan. "Maksudnya?"

"Sehari setelah orangtuaku dibunuh oleh manusia, ada 8 anak perempuan yang terus mendatangiku. Padahal, aku sudah beberapa kali bilang kalau aku benci manusia," jawabnya sambil meluruskan kedua kakinya. Ia menoleh dan menatap pria itu, lalu menggeleng kecil. Terlihat frustasi dari mata Baekhyun. "Mereka tetap tidak berhenti."

Pria itu tidak dapat mengatakan apapun, terlebih lagi ketika Taeyeon tiba-tiba bercerita dan mengatakan bahwa manusia—makhluk yang sama dengan dirinya—membunuh dua penyihir yang telah melahirkan Taeyeon ke dunia ini.

"Aku baru saja menjadi penyihir dewasa pada ulang tahunku yang ke-20. Mereka datang dengan senyum seperti lupa kalau aku membenci mereka. Seluruh orang tua mereka termasuk dalam masyarakat yang setuju membunuh orang tuaku." Taeyeon perlahan mengalihkan pandangan setelah merasa air matanya mulai muncul. "Karena itu, aku tidak tahan dan tidak sengaja mengeluarkan sihir secara acak yang bahkan aku tidak sadar itu apa, sehingga mereka berubah menjadi bunga berwarna kuning."

"Setelah mengetahui aku teriena kutukan, Irene mulai menjauhiku. Pengadilan sihir tidak memberiku keringanan katena aku yang lebih dulu menyerang. Lalu, Magia Unica dibangun. Karena dengan melayani manusia, kepuasan pelanggan otomatis terserap dan menjadi kekuatan agar bunga-bunga itu bertahan dan 8 anak perempuan itu tidak mati di dalamnya," lanjut wanita itu menjelaskan. "Dan saat aku menemukan cara untuk melepaskan kutukan itu, mereka memiliki cadangan tenaga untuk membantuku."

"Kau sudah menemukan caranya?"

Taeyeon menggeleng, "Belum."

"Berarti Magia Unica bisa ada sampai sekarang karena kau belum menemukan apapun?" tanya Baekhyun lagi, sedikit menusuk hingga Taeyeon hanya bisa membalas dengan anggukan.

"Aku sesekali diminta pengalihan unyuk datang. Ternyata mereka membuat tim khusus untuk mengawasi bunga-bunga itu dan memberikan pelindung karena aku sering menyerang mereka sebagai pelampiasan," jelas wanita itu mengeratkan pegangannya pada minuman kaleng ketika rasa kesalnya kembali muncul. "Tapi, tiba-tiba muncul dua orang yang tidak ku kenal berkata kalau mereka sebentar lagi menemukan caranya. Apa kau pikur aku tidak cemas?"

"Bukan kah seharusnya kau lega?" tanya Baekhyun bingung.

"Mereka berasal dari klan orang tuaku, artinya kejadian ini mungkin berhubungan dengan mereka," jawab Taeyeon cepat. "Hanya saja, aku sama sekali tidak mengenal mereka. Keluargaku sudah tinggal di dunia manusia bahkan sebelum aku lahir."

Baekhyun mengangguk kecil sambil menunduk dengan pandangan kosong, "Pasti sulit ya..."

Taeyeon mengernyit, beberapa saat kemudian menoleh. "Reaksi apa itu?"

"Kenapa?" Baekhyun mendongak, membalas tatapannya.

"Kau tidak syok atau semacamnya, reaksimu seperti orang yang baru mendengarnya pertama kali, tapi mencoba untuk tidak kaget," jawab wanita itu menduga-duga. "Atau... Apa kau sudah mendengar ini sebelumnya?!"

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang