63

22 2 2
                                    

Pria itu langsung membalas dengan mengeluarkan sihirnya, mengira yang akan keluar dari balik tangga adalah Taeyeon.

Tapi, perkiraannya itu salah besar.

Jaehyuk yang paling dekat dengan tangga reflek berlari dan mengeluarkan kekuatan Diffecialnya—membuat pelindung transparan untuk menahan sihir pria itu agar tidak mengenai Wonyoung.

Gadis itu tersentak melihat sebuah cahaya muncul dan mendorong laki-laki ke belakang. Hampir saja mengenai tembok jika saja Wonyoung tidak menahannya. Untungnya, sihir yang pria tersebut keluar sudah Jaehyuk lepas dan menghilang.

"Jaehyuk! Kau tidak apa-apa?" seru Younghoon berlari singkat mendekatinya. Semuanya berjalan begitu cepat hingga ia belum dapat mencerna apa yang terjadi. Makhluk keturunan Dewi Afrodit itu langsung membantu Jaehyuk berdiri kembali.

"Iya... tidak apa-apa," jawab Jaehyuk sambil menarik napas berulang kali. Sepertinya sihir yang ia halangi itu menberikan efek pada tubuh, terutama dada dan tangannya. Terlebih lagi, serangan tadi tepat di depan pelindungnya.

"Kita harus pergi ke ruangan Kak Seungmin," ucap Wonyoung ikut membantu Jaehyuk berjalan menuju toki. Ia khawatir melihat tangan Jaehyuk yang bergetar.

"Tidak perlu."

Wonyoung mengerutkan dahi, setelah membiarkannya menyandarkan punggung di dinding toko—gadis itu langsung memegang tangan kanan Jaehyuk dan mengangkatnyan ke depan wajah laki-laki itu. Tangannya memerah dan tidak bisa berhenti bergetar sejak balasan serangan itu.

"Ini yang disebut tidak perlu?" tanya Wonyoung menatap Jaehyuk tegas.

"Tapi-"

"Kenapa kalian ada disini?!" seru seorang wanita muncul dari balik tangga. Sebuah tongkat sihir terlihat jelas tergenggam erat pada tangan kanannya. Menyadari Jaehyuk terluka, Taeyeon tidak bisa menahan rasa terancamnya, "Apa yang kalian lakukan pada pekerjaku?!"

"Kami ingin bertemu denganmu, Taeyeon, tapi mereka melarangnya," jelas pria itu melihat kearah wanita yang sudah menginjakan kakinya di lantai 1. Ucapannya membuat Subin, Younghoon, dan Jinsoul mendelik bersamaan.

"Kerja bagus semuanya, kalian melakukan pekerjaan kalian dengan benar," ucap Taeyeon sengaja membuat dua penyihir itu tersentak bingung. "Aku memang tidak menerima makhluk lain termasuk penyihir asing datang tengah malam dan mengotori lantai yang sudah dibersihkan pekerjaku."

Pria yang tidak terlalu jauh di depannya itu mengela napas, melemaskan punggungnya yang sedari tadi menegak. Ia menatap Taeyeon serius penuh arti.

"Apa kau tidak ingin bunga itu terbuka?"

Deg.

Taeyeon berlari cepat dan mendekatkan tongkatnya pada bagian bawah leher pria itu. Wanita yang ada disampingnya tersentak, langsung mengarahkan tongkatnya pada Taeyeon.

Tidak hanya itu. Eunbi dan Irene yang baru saja sampai reflek mengeluarkan tongkat mereka, bersiap membalas dua penyihir itu jika ssja kakak mereka diserang.

Keadaan mereka semua terancam, sehingga tidak ada yang benar-benar berani mengeluarkan sihirnya.

"Ini tidak akan terjadi jika kau tidak menyihir mereka..." ucap pria itu pelan sehingga hanya dapat didengar Taeyeon dan wanita disampingnya.

Taeyeon tidak mau kalah dan membalas, "Ini tidak akan terjadi jika kalian dengan anehnya muncul dan mengatakan kalian menemukan caranya."

"Kami sudah bilang akan datang jika sudah menemukannya, lalu ini sambutanmu?" Wanita itu mendekatkan tongkatnya pada sihir kanan kepala Taeyeon. Ia melanjutkan dengan sindiran, "Hebat sekali."

"Aku tidak tertarik dengan bantuan kalian, jadi pergi sebelum aku membunuh suamimu," balas Taeyeon melirik tajam.

"Aku juga akan membunuhmu jika kau melakukannya."

"Sayang sekali, aku tidak akan mati hanya dengan sihirmu," lanjut Taeyeon kembaki melihat ke depan setelah merasakan pergerakan kecil dari pria itu. "Jika kau menyerangku, kedua adikku akan menyerangmu dan kalian kalah."

Tiba-tiba, Taeyeon melihat pria itu menyengir. Ia mengerutkan dahi tapi kenbali fokus setelah menyadari dirinya hampir lengah.

"Apa kau pikir kami bisa mati jika kami yang menggantikan kutukan ayahmu?"

Taeyeon mendelik, pertanyaan pria itu bahkan membuatnya tidak menarik napas selama beberapa detik. Ia langsung membalas cepat, "Siapa kalian sebenarnya?!"

"Kami-"

"Irene, Eunbi! Bawa mereka semua keatas!" seru Taeyeon menoleh kearah dua adiknya lalu kembali melihat kearah pria yang ada di depannya itu dengan tatapan tajam. "Ada yang tidak beres disini..."

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang