51

17 2 0
                                    

Kreek!

Suara pintu toko terbuka membangunkan Olivia dari tidur dan reflek berdiri. "Selamat datang..." ucapnya dengan suara lemah. Tepat ketika ia membuka matanya, wanita yang tidak asing baginya baru saja memasuki toko. Olivia membulatkan mata dan mengembangkan senyumnya, "Bu Taeyeon!"

Bukannya mendapat balasan, ia justru mendapati ekspresi kesal terpampang di wajah wanita itu. Walaupun Taeyeon tidak melihat kearahnya, Olivia yakin pasti ada sesuatu.

Disaat seperti ini, penjaga kasir toko itu memilih untuk diam mengatupkan mulut dan perlahan kembali duduk seakan tidak ada apapun yang terjadi.

Beberapa saat kemudian, Eunbi dan Irene masuk. Taeyeon mengusap wajahnya frustasi sambil berputar mengarah ke mereka setelah mendengar suara pintu terbuka.

"Aku benar-benar tidak mengerti, apa yang ingin mereka lakukan?!"

"Sudah, Kak," jawab Eunbi menepuk pundak Taeyeon, mencoba menenangkan kakaknya yang terus mengungkit kejadian selama sidang. "Istirahat dulu..."

"Sebenarnya apa yang terjadi..." gumam Olivia menghela napas dan mengerutkan dahinya. Memandang bagaimana lusuhnya keadaan pemilik Magia Unica itu.

Sesaat, netra nya teralih ketika menyadari Irene tidak mengatakan apapun dan melewati Taeyeon. Wanita itu pergi menuju kasir toko dan berjongkok untuk mengambil sesuatu di laci bawah meja.

Olivia tahu seberapa seramnya Irene, tapi ia akan lebih menyesal jika tidak bertanya, "Bu Irene... Apa ada masalah?"

Irene membanting pintu laci sehingga hasil suaranya membuat Olivia terkejut. Wanita itu menegakan tubuhnya perlahan dan melihat salah satu penjaga kasir yang berdiri berjarak di sebelahnya. "Apa kau lupa kalau Kak Taeyeon selalu bermasalah?"

"Oh iya... Eh! Maksudku tidak juga," jawab Olivia tidak sengaja melakukan kesalahan walaupun ucapan awal adalah jawaban jujurnya. Tapi, tentu saja, sebagai pekerja yang dihukum sekaligus diselamatkan oleh Taeyeon, Olivia berpikir kalau semua makhluk pasti memiliki baik dan buruknya. "A-aku yakin Bu Taeyeon tidak selalu bermasalah, karena dia juga membantu orang lain..."

Irene mengangguk cepat. "Benar. Membantu memasukan orang lain ke dalam masalahnya, selalu begitu," balasnya dingin sebelum berjalan pergi.

Manusia yang sebenarnya adalah empusa itu hanya bisa diam menghela napas memandang kepergian Irene dan kembali melihat Taeyeon serta Eunbi dimana masih berada di tempat yang sama.

"Bu Taeyeon! Bu Taeyeon!"

Netra Olivia teralih kearah cafe dimana suara panggilan itu berasal. Tak lama kemudian, muncul seorang gadis berlari membawa sebuah kertas berukuran sedang.

"Oh tidak..." Olivia menggelengkan kepalanya pelan. Itu Yuna. Gadis itu tidak menyadari bahwa kedatangannya bukan di waktu yang tepat.

"Aku sudah selesai, bagaimana-"

"Ini! Tidak aku terima," seru Taeyeon berputar saat berbicara tegas dan berjalan cepat meninggalkan Yuna dan Eunbi.

Olivia menepuk wajah dan menghela napas, kejadian ini sesuai prediksinya. Sementara, pekerja Magia Unica lain yang melihat hal itu kebingungan dan tidak bergerak dari posisinya.

Yuna yang bersemangat menunjukan hasil kerja kerasnya perlahan menurunkan senyum. Gadis itu antara kecewa dan meruntuki dirinya sendiri setelah menyadari bahwa Taeyeon baru saja pulang.

Baekhyun melihat kejadian itu dari meja kasir tentu terkejut. Ia mengetuk meja beberapa saat lalu menurunkan tangan kirinya dan melangkah menuju tangga. Pria itu berniat pergi ke suatu tempat.

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang