72

21 3 2
                                    

Tidak ada orang 'kan? pikir Taeyeon bertanya pada dirinya sendiri mengintip keadaan lantai 3 dari balik tangga. Masih dengan perasaan belum berani bertemu para pekerjanya, siapapun itu, Taeyeon ingin menghindari mereka sambil mempersiapkan diri. Ini mudah, tapi rumit, yang baru pertama kali ia rasakan.

Baekhyun pergi lebih awal karena mendapat panggilan dari kantornya. Pria itu sempat memberikan dorongan sebelum pergi, jadi kecemasan Taeyeon sedikit menurun.

Pemilik Magia Unica itu melirik kebawah. Tidak ada suara langkah atau tanda kemunculan pekerja. Taeyeon mengerutkan dahinya ketika kembali menghadap ke depan, keadaan Magia Unica terasa sepi bahkan suara berisik pekerja lantai 1 yang biasanya sampai kelas 3 juga tidak terdengar.

Ia meringis pelan, jadi bertanya-tanya, "Apa mereka melakukan sesuatu?"

"Melakukan apa?"

"Astaga!" Taeyeon terlonjak kaget mendapati Suyeon muncul dengan ekspresi datarㅡmemberikan kesan horor yang hampir membuat rencana Taeyeon untuk kembali ke ruangannya diam-diam gagal. Ia dengan cepat berbisik, "Kau?! Apa yang kau lakukan disini? Bukan kah kau seharusnya ada si ruangan mu?!"

Suyeon mengangkat tangan kanannya ke belakang, menunjuk salah satu ruangan yang berjajar di ujung lorong lantai 3. "Ruangan ku di sana."

"Lalu?! Kenapa kau belum pergi?" tanya Taeyeon tanpa sadar melepaskan kepanikannya membuat Suyeon mengernyit. Penyihir itu berdehem memperbaiki ekspresinya dan bertanya, "Ada apa?"

Ia melihat Suyeon menyilangkan kedua tangannya sambil mengembangkan senyum. Rasanya aneh melihat makhluk yang biasanya terlihat datar tiba-tiba menunjukannya di tengah kondisi yang belum stabil ini. Suyeon terlalu ajaib untuk Taeyeon pahami.

"Selamat."

"Apa?"

"Selamat, karena kau berhasil menceritakan semuanya, walaupun secara tidak langsung," lanjut Suyeon melangkah mendekat. Keturunan salah satu makhluk yang dikata mitos itu mencoba menunjukan rasa bangganya, entah Taeyeon memahaminya atau tidak. "Aku menunggu-nunggu waktu ini."

"Apa maksudnya?" tanya Taeyeon tidak mengerti.

"Kau tidak berani mengatakannya pada yang lain, aku justru bingung kenapa kau menutupinya," tambah Suyeon membuat penyihir yang ada di depannya mengerutkan dahi. "Maksudku... Kau akhirnya berhasil keluar dari zona aman mu. Tapi, kau harus menerima konsekuensi karena terlalu lama menyembunyikannya. Anak-anak itu jadi sedih karena Bu Taeyeon yang mereka kagumi ternyata menutupi sesuatu tentang Magia Unica."

Taeyeon menghembuskan napas frustasinya, "Sulit untuk mengatakannya, Suyeon, kau tahu itu."

"Tapi, akhirnya, kau melakukannya, bukan?" ucap Suyeon langsung mengikuti Taeyeon yang memilih untuk berjalan melewatinya. "Jadi, apa yang akan kau lakukan? Kau menghindari mereka? Untuk apa?"

Penyihir itu reflek berhenti di depan pintu ruangannya, menoleh cepat dengan tatapan serius. Wanita yang ada di depannya berpikir Taeyeon akan mengatakan hal penting, tapi jawaban yang dikeluarkan justru tidak terpikirkan olehnya.

"Aku... Tidak tahu."

"Tentu saja kau harus bertemu dengan mereka, apa lagi yang kau pikirkan?" tanya Suyeon mulai bingung.

"Kontrak itu menahan umur mereka. Manusia seperti Jiwoo dan Jihan seharusnya sudah tidak ada sejak puluhan tahun lalu dan sekarang tiba-tiba mereka dihadapi dengan-" Taeyeon tidak bisa lagi melanjutkan kata-katanya. Ia menghela napas kasar dan mengepalkan kedua tangannya. "Ini terlalu mendadak, Suyeon."

"Hm. Kau benar." Suyeon menghembuskan napas pelan sambil memasukan kedua tangan ke dalam saku roknya. "Mereka masih terkejut... Tapi, jangan terlalu khawatir. Kau selalu mengajari mereka untuk menghadapi sesuatu, kan? Kenapa kau tidak melakukannya sekarang?"

"Aku mengajari itu karena mereka tidak berani menggunakan kelebihan mereka. Dan ini berbeda. Ini kehidupan. Mereka akan berpisah setelah kutukan ku terbuka."

"Semua makhluk pasti akan berpisah," ujar Suyeon menyadari Taeyeon tidak bisa berpikir jernih. Ia memegang erat kedua lengan atas pemilik Magia Unica itu, berniat menyemangatinya. "Semuanya akan baik-baik saja."

"Kau sama saja dengan Baekhyun," gerutu Taeyeon membalas pandangan Suyeon tiba-tiba mendapati wanita itu terdiam dengan mata membulat. Taeyeon curiga dan langsung mundur melepaskan pegangan makhluk yang ada di depannya itu. "Apa? Apa lagi?"

Suyeon diam-diam memakai kesempatan ini untuk menghibur Taeyeon. Ia menunjuk kecil penyihir itu dengan telunjuk kanannya, matanya masih melebar memberikan kesan usil. "Kau punya hubungan lebih dengannya??"

"Tidak!"

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang