54

18 3 0
                                    

"Apa ini pemandangan setiap kau pulang dari Magia Unica?" tanya Taeyeon pelan, memandang kearah laut gelap ketika mobil yang ia naiki melewati jembatan. "Aku iri sekali."

Baekhyun melirik sesaat, "Untuk apa iri?"

Wanita itu tidak menjawab. Keadaan kembali hening semenjak mereka menikmati angin yang pelan-pelan mendorong keduanya ke belakang. Rasanya sejuk, sesuatu yang jarang Taeyeon rasakan. Rambut panjangnya beterbangan karena tidak ia ikat. Ia menutup matanya beberapa saat sambil berulang kali menghirup udara segar melewatinya dengan cepat.

"Rasanya seperti hidup kembali," gumam Taeyeon yang dapat didengar oleh Baekhyun. "Pilihan mobil yang bagus."

"Terima kasih."

"Sebenarnya, apa niatmu tiba-tiba mengajakku pergi?" tanya wanita itu menoleh sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Sesekali otak itu harus dibawa jalan-jalan keluar," jawab Baekhyun datar karena fokus pada aktivitas menyetirnya. "Rasanya berbeda, bukan? Ketika kepala kita pusing, lebih baik keluar."

"Oh..." Taeyeon kembali memandang ke depan dan memundurkan tubuhnya ke sandaran kursi. "Ku pikir kau mengajakku pergi karena hal lain."

Baekhyun sesaat melirik curiga, "Maksudnya?"

"Bukannya kau menyukaiku?" tanya Taeyeon sambil menaikan tangan kirinya ke atas pinggiran pintu dan mengepalkan tangan untuk menahan kepalanya. Ia tidak melihat kearah pria itu, tapi Taeyeon merasa Baekhyun terkejut sampai tidak bisa membalas. Wanita itu memejamkan matanya dan kembali berbicara, "Jangan sukai penyihir yang berumur lebih dari buyutmu, Baekhyun. Itu tidak terdengar normal."

"Aku tidak peduli," ucap Baekhyun dengan helaan napas di awal kalimat, mencoba mengendalikan kepanikannya. Dia tidak sadar telah membuat Taeyeon menoleh. "Ini bukan seperti aku ingin berkencan atau lebih dari itu."

Taeyeon kembali memandang ke depan dan mengangguk kecil, "Masuk akal."

"Apa?"

"Kau seperti sudah tahu konsekuensinya dan tidak berharap lebih pada keadaan," jawab Taeyeon menganggukan kepalanya lagi. "Itu bagus."

"Ketika Eunbi memberikan kontraknya, aku sedikit berharap," balas Baekhyun tersenyum tipis. "Tapi, kau terlihat lebih fokus pada pekerjaan dan Magia Unica, jadi aku ingin menganggu. Justru itu membuatku semangat bekerja juga."

Taeyeon menyengir mendengar ucapan pria itu dan berakhir tertawa. Ia menutupi kedua mata dengan tangan kirinya. "Astaga..."

Baekhyun mengembangkan senyumnya setelah melihat reaksi Taeyeon. Sambil menoleh ke depan, ia terkekeh.

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang