59

24 2 2
                                    

"Bagaimana kabar nenekmu?"

Eunbi menghentikan langkahnya di depan sebuah meja berbentuk kotak dimana sofa panjang disisi kirinya sudah diduduki oleh anak laki-laki berseragam SMA. Wanita itu meletakan kedua tangannya ke belakang, bersamaan dengan matanya membalas tatapan laki-laki itu.

"Buruk," jawabnya singkat.

Tapi, Eunbi langsung mengerti dan tidak membalas apapun. Ia melirik kursi kayu yanh berada disisi kanan meja, lalu melangkah dan duduk disana.

"Bagaimana sekolahmu?"

"Biasa saja."

"Sepertinya nenekmu mengambil kefokusanmu ya..." komentar Eunbi menyilangkan kedua tangan dan memperhatikan interior cafe yang ada disekitarnya.

Sementara, laki-laki yang duduk di depannya kembali melirik. "Apa barang-barangnu tidak dapat menyembuhkan nenekku?"

Dan entah kenapa, pertanyaan itu membuat Eunbi melirik juga. Percakapan ini mulai sedikit menarik. "Sejak kapan kau mengira tempat ini sama dengan rumah sakit? Tidak ada yang bisa menahan kematiannya, kau hanya perlu menunggu waktu."

"Kau tahu nenekku tidak siap mati 'kan?" tanya laki-laki itu menegaskan suaranya. "Bukan kah kau temannya?"

"Haruto." Eunbi menghela napas sebagai jeda, menatap tajam anak SMA didepannya. "Dia yang tidak siap mati... atau kau yang tidak siap ditinggalkan?"

Deg.

"Aku beri waktu. Datang kesini jika kau sudah memikirkannya," lanjut wanita itu memundurkan tubuhnya ke sandaran. Beberapa saat lalu, Eunbi merasakan kedatangan seseorang, itu sebabnya ia tidak memperpanjang percakapan mereka. Ia melirik hal kosong yang berada di samping kiri meja. Memang tidak ada apa-apa, tapi Eunbi memikirkan satu hal. "Ngomong-ngomong... Apa kau satu sekolah dengan Wonyoung?"

Laki-laki yang memiliki nama 'Haruto' itu mendongakan kepalanya setelah beberapa detik menunduk dan memejamkan mata. Kali ini, Eunbi dapat melihat matanya membulat.

Haruto dengan cepat bertanya, "Kau mengenalnya?"

"Oh, Tentu saja, dia selalu bermain kesini," jawab Eunbi tersenyum miring sambil memperbaiki posisi duduknya. "Dia manis sekali, bukan?"

"Dia berisik," jawab Haruto mengerutkan dahi. "Setidaknya, aku jadi tidak bosan karena dia mencari masalah..."

"Apa yang dia lakukan?"

Haruto mengangkat bahunya sesaat sambil memundurkan tubuh ke sandaran sofa dan menyilangkan kedua tangannya. "Tiba-tiba memukulku, berteriak di telingaku, membuat doodle dibuku-ku... ya seperti itu."

"Apa kau marah?" tanya wanita itu lagi mengalirkan suasana.

"Kadang," jawabnya mengangguk kecil, sedang mengingat-ingat. "Tapi, aku tidak benar-benar marah. Justru karena dia suka bermain, aku jadi bisa melupakan sebentar kekhawatiranku di rumah. Seperti mendapat hiburan kecil sebelum kembali ke masalah berat."

"Masalah berat seperti nenekmu?" tebak Eunbi tertawa singkat.

Haruto tersenyum tipis, "Aku hanya tinggal berdua dengannya. Sesuai pertanyaanmu tadi, mungkin aku belum siap sendirian."

Tiba-tiba, seseorang muncul dengan kedua tangan memejang ujung meja. Matanya berkaca-kaca seakan sudah mendengarkan sejak tadi. Eunbi tidak terlalu terkejut karena sudah menduganya. Sementara, Haruto langsung membulatkan matanya.

"Kenapa enggak bilang?" tanya Wonyoung menahan air matanya.

Sebenarnya, gadis itu berniat pergi ketika tubuhnya sudah menghilang. Tapi, ketika ia melihat teman sebangkunya berbicara dengan Eunbi, ia tanpa sadar mendekati meja dan berjongkok untuk mendengar lebih jelas. Mungkin karena sudah terlaly lama menghilangkan tubuhnya, Wonyoung kehilangan kendali sehingga gagal mempertahankan kekuatannya.

"Wonyoung?" tanya Haruto membulatkan matanya kaget. "Diffecial?"

"Masa yang seperti ini dipendam sendiri... 'kan enggak enak..." ucapnya lagi tidak peduli kekuatannya sudah diketahui oleh manusia diluar Magia Unica.

Eunbi menggelengkan kepalanya pelan memandang kedua anak SMA itu dan beranjak dari kursi, meninggalkan Haruto serta Wonyoung yang mungkin sudah lupa akan keberadaannya.


























Special thanks to

Haruto TREASURE

Haruto TREASURE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





a/n
Kalian ingat enggak scene Chaewon dan Sunoo yang mereka ketemu sama orang tua gitu sebelum tiba-tiba diteleportasiin ke depan Magia Unica? Nah, sebenarnya aku masih bingung sama mukanya. AKU TAU INI AGAK ANEH TANYANYA TAPI Ada rekomendasi enggak? Yang idol gen 1 deh minimal. Komen aja yaa disini, pasti aku baca kok ^^ terima kasih <3 Tmi enggak penting : ini part pendinginan, makanya konfliknya enggak besar banget :))

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang