15

41 8 0
                                    

Magia Unica memiliki dua cabang bagian promosi, dimana masing-masing memiliki 2 anggota di dalamnya.

Bagian promosi online dihuni oleh dua manusia yang tidak menyukai dunia luar. Mengikuti perkembangan jaman modern, mereka bekerja di dalam ruangan menggunakan komputer, handphone, serta alat elektronik lainnya.

Berbanding dengan bagian online, bagian promosi offline atau bagian yang langsung bertemu dengan manusia justru berisi dua makhluk tidak biasa.

Kalau di pikir-pikir lagi, seharusnya mereka yang bekerja di dalam ruangan demi melindungi identitas asli mereka.

Tapi, tidak.

Berbeda dengan dua manusia yang menghindari dunia luar, keduanya sama sekali tidak takut. Terlebih lagi pada manusia.

Mereka yang dikira tidak pernah ada, Chaewon dan Sunoo.

Pemimpin tim promosi bagian online, yaitu Chaewon adalah harpy. Ia dikenal dengan pekerja yang paling jarang berubah wujud menjadi bentuk aslinya dan menjadi misteri mengapa bisa seperti itu.

Rekannya adalah vampir muda bernama Sunoo. Dia sama seperti Heeseung. Hanya saja, alasan mereka berakhir di Magia Unica sangat kontras.

Jika Heeseung adalah mantan vampir nakal yang di hukum oleh Taeyeon, Sunoo adalah vampir kecil yang terpisah dari klan dan ditemukan olehnya.

Chaewon dan Sunoo adalah partner sejak puluhan tahun yang lalu. Tapi, entah kenapa, berjalan di malam hari dan hanya berdua saja selalu membuat mereka canggung. Terlebih lagi Chaewon yang suka mematikan obrolan.

Sunoo merasa jarak umur yang lumayan jauh dan perbedaan jenis membuat mereka tidak bisa sefrekuensi. Itu sebabnya ia lebih suka berubah wujud menjadi kelelawar saat selesai kerja daripada bosan berbicara dengan Chaewon.

Entah, apakah hari ini sebuah keajaiban atau tidakㅡChaewon tiba-tiba membuka suara.

"Apa kau masih kesal?" Tanyanya sembari memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaket.

Sunoo yang masih dalam wujud kelelawarnya itu langsung berubah menjadi manusia untuk membalas pertanyaannya.

"Kenapa? Gara-gara tadi siang?"

"Iya!" Seru Chaewon menoleh sesaat sebelum kembali memandang ke depan. "Manusia itu suka banget ribut, ya? Kenapa coba bapak-bapak tadi itu harus mukul orang yang lebih tua padahal si kakek enggak salah apa-apa?!"

"Udah aku tandain, sih, jadi dia bisa datang ke Magia Unica buat pembalasan," Ucap Sunoo merasa bangga dengan pilihannya walau itu sempat membuatnya harus berurusan dengan pria yang sedang mereka bicarakan.

"Kasihan kakeknya," Lanjut Chaewon simpati. "Tangan sama kakinya ada warna ungu-ungunya."

"Kalau aja enggak ada orang disana, pasti orang itu udah langsung aku hajar, kak!"

Chaewon menoleh dan tertawa pelan, "Mau di ambil, kan, darahnya?"

"Exactly."

"Agak ekstrim, ya..." Chaewon langsung meredakan tawanya seakan ia takut dengan ucapan Sunoo. Perempuan itu mendongakan kepalanya, memandang satu-satunya satelit alami bumi sambil melihat kedua tangannya di depan dada.

Ia menghela napas beratnya sebelum kembali membuka suara, "jangan buang tenagamu. Dan hati-hati juga, nanti bisa di curigai manusia."

"Kayaknya enggak butuh tenaga," Jawab Sumoo terkekeh pelan lalu kembali terdiam. Ia terlalu menikmati angin malam yang membuatnya merasa ingin terbang. Tapi di satu sisi, Sunoo ingin relax dalam tubuh manusia setelah bekerja seharian.

Chaewon sendiri sudah tidak mengatakan apa-apa, alias, ini adalah akhir dari obrolan mereka.

Lagi.

Sunoo mengendarkan pandangan ke sekitar sambil berjalan cepat menjauh dari rekannya. Matanya terfokus pada rumah-rumah minim penerangan di pinggir jalan. Ia menyadari sejauh ini tidak ada satupun manusia terlihat.

Ia tidak bisa relate dengan kebiasaan manusia yang tidur di malam hari. Dia jarang tidur, entah di siang maupun malam hari. Sunoo selalu memakan pil khusus buatan Eunbi untuk membuatnya terjaga.

Tiba-tiba, Sunoo yang berjalan lebih dulu dari Chaewon memelankan langkahnya. Netranya terhenti pada seorang wanita yang berjalan cepat dari balik jalan kecil di sebelah kiri depan yang menyambung ke jalan utama dimana dirinya dan Chaewon berdiri.

Awalnya Sunoo biasa saja. Tapi ketika seorang pria muncul ke dalam area pengelihatannya dan terlihat membuat wanita itu ketakutan, dia sudah mulai curiga.

Dengan mata yang terfokus pada kejadian tersebut, tangan kanannya perlahan terangkat dan bergerak asal untuk memanggil Chaewon.

"Kenapa?" Chaewon berjalan menuju Sunoo dan berhenti di sampingnya.

Ia melihat Sunoo menunjuk sesuatu. Bola matanya mulai mengikuti arah yang tertunjuk dan berhenti.

Seketika matanya membulat kaget. "Kok enggak bilang-bilang, sih?!" Seru Chaewon sebelum meninggalkan Sunoo dan berlari menuju wanita yang terlihat pasrah di dekat tembok gedung.

Untungnya, Chaewon datang tepat waktu.

Ia berhasil menahan botol kaca yang hampir mengenai kepala wanita itu.

"Lepas!" Seru pria asing yang ada di depannya berusaha melepaskan botol yang Chaewon tahan.

Perempuan itu melangkah ke depan melindungi wanita itu. "Jangan kasar sama manusia, dong! Manusia juga bukan?"

"Lepas, gak?!"

"Postur nariknya jelek banget," Komentar Chaewon lalu melepaskan botol itu dari pegangannya membuat pria itu terjatuh ke belakang

Merasa sudah aman, Chaewon berbalik dan mengecek keadaan wanita yang terlihat babak belur di matanya. Ada luka di sekitar tubuhnya, rambutnya berantakan, dress merah muda yang wanita itu kenakan sangat kotor, serta kulit yang memerah di bagian wajahnya.

Sayangnya, Chaewon yang terfokus mengamati manusiaㅡberada tidak sadar kalau akan ada bahaya yang mengincarnya.

Ia tidak memperkirakan pria tadi akan bangkit dengan tangan kanan menggenggam botol pecah yang menyisakan pinggir tajam di sisi depannya.

Chaewon lengah.

Pria itu langsung mengangkat tangannya dan berlari menuju perempuan itu. Chaewon yang tersadar reflek membulatkan matanya dan melihat ke belakang.

Tepat saat itu pula sesuatu melesat dari arah kiri membuat pria itu menghilang dari pandangan Chaewon.

Lho? Kok hilang? Pikirnya mencoba mencerna apa yang harus saja ia lihat. Perempuan itu menoleh kearah jalan utama dimana ia meninggalkan Sunoo disana.

Dia tidak ada disana.

Tadi itu Sunoo bukan, sih?

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang