28

34 4 0
                                    

"Yang penting data buat Bu Taeyeon sudah selesai!"

"Oke!"

Aku? pikir Taeyeon mengernyit ketika Seungmin mengucapkan namanya.

Karena tidak jauh dari ruangan dimana Youi dan Heeseung berada, Seungmin hanya perlu memakai waktu 7 detik untuk sampai di ruangan Taeyeon.

Beberapa saat kemudian, laki-laki itu sampai di depan pintu ruangan yang tidak di tutup rapat.

"Lihat, kan? Kakak tidak menutup pintunya!" sahut Eunbi tertawa pelan sambil menunjuk lingkaran itu.

Taeyeon melirik sinis. Dia mengepalkan tangan kirinya yang tertutupi lengan sehingga Eunbi tidak melihatnya. Sesaat kemudian, Taeyeon kembali melihat kearah lingkaran asap itu dimana terlihat tangan Seungmin yang memegang gagang pintu, lalu membukanya.

"Ada ruangan baru?" tanya Seungmin berbicara sendiri sambil melangkah masuk ke ruangan Taeyeon.

Dia menutup pintu lalu berjalan menuju meja kerja dan meletakan berkas yang baru saja ia cetak di ruangan Youi serta 3 anggota bagian promosi lainnya.

Netranya kembali teralih kearah pintu kayu yang sedikit terbuka sehingga celahnya menunjukan sebuah cahaya, seperti ada sesuatu yang bersinar di dalamnya.

Seungmin melangkah mendekati pintu tersebut dan mendorongnya untuk memperjelas pengelihatannya. Matanya membulat setelah melihat 8 bunga berwarna kuning bersinar di tengah area gelap, dipastikan tumbuhan itu menjadi penerangnya.

"Kakak tahu? Sudah lama aku tidak melihatnya," ucap Eunbi pelan. Dia melipat kedua tangannya di depan dada, masih melihat kearah ingatan Seungmin. Sambil menahan senyum puas, Eunbi mengeluarkan kata sarkasnya.

"Kakak menyembunyinya dengan saaangat baik."

"Bisa diam?"

Mendengar balasan Taeyeon membuat Eunbi yang menyeringai menoleh kearahnya. Dia dapat melihat Taeyeon tidak mengeluarkan kata kasar seperti biasanya, sepertinya Eunbi berhasil memegang kendali emosi kakaknya itu.

Eunbi melihat ke depan setelah menyadari Taeyeon sudah kembali memandang lingkaran ingatan salah satu pekerjanya.

Seungmin meringis pelan saat ia masuk. Netranya reflek menoleh ke lengan kirinya yang terkena ujung kayu tajam dan membuat lengan bajunya sobek. Dia langsung menarik bagian robekan baju itu dan membuangnya ke bawah.

Baru saja Seungmin berniat mendekati bunga itu, panggilan seseorang membuat niatnya terurung lalu menoleh ke sumber suara.

"Seungmin?"

"Kak Eunbi?"

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang