"Kak Irene!"
Seruan Eunbi membuat Taeyeon menoleh kearah sang adik terakhir. Sama halnya dengan Irene yang menoleh ke belakang, melihat Eunbi yang melambaikan tangannya dari jauh. Sebenarnya, penyihir itu ingin membalas, tapi rasa gengsinya terlalu besar sehingga ia hanya diam dengan ekspresi tidak enak.
Joy melirik dan menyadari hal tersebut. "Hei, balas juga," ucapnya sambil meraih, lalu mengangkat tangan kanan Irene. Dia menggerakkannya ke kiri dan kanan tanpa adanya penolakan dari penyihir tersebut. Joy mengerti. Ada sisi dimana Irene ingin membalas lambaian adiknya itu.
Tepat ketika Joy menurunkan tangannya, entah kenapa pandangan Irene beralih hingga akhirnya berkontak mata dengan Taeyeon yang sempat tidak terlihat karena terhalang lengannya. Tidak ada yang tersenyum, keduanya datar.
Tiba-tiba, ia dapat mendengar sebuah suara muncul dari dalam pikirannya.
Maafkan aku... Karena tidak bisa menjadi kakak yang baik selama ini...
Pertahanan Irene runtuh seketika. Dia terisak, membuat Joy dan Yunhyeong yang berdiri di kedua sisinya terkejut. Penyihir yang sudah lama tidak menangis itu menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menunduk.
Taeyeon yang melihatnya tanpa sadar melangkah maju. Tak lama kemudian, langkahnya menjadi lebih cepat. Dia berlari.
Irene mengangkat wajahnya ketika ia merasa ada seseorang mendekat. Terlihat Taeyeon datang, membuatnya berjalan menuju kakaknya itu.
Untuk pertama kali dalam seumur hidup mereka, kedua saudari itu berpelukan sambil menangisㅡmengeluarkan semua hal yang ingin mereka katakan melalui pelukan itu.
Semua pekerja termasuk Eugene dan Taeyoung hanya bisa memandang kedua kakak beradik itu dengan terkejut sekaligus terharu. Yunhyeong yang sudah bersama mereka sejak awal Magia Unica berdiri hanya bisa tersenyum dan mengalihkan wajahnya ke depan. Sebagai salah satu pekerja yang sudah lama bekerja dengan Taeyeon dan Irene, ia pasti ingat selalu ada pertengkaran hebat dimana dia terpaksa turun tangan untuk membantu Eunbi menenangkan mereka supaya Magia Unica tidak berubah menjadi medan perang. Karena itu, melihat mereka melunak dan berbaikan seperti ini saja sudah membuat Yunhyeong puas.
Beberapa saat kemudian, Taeyeon dan Irene melepaskan pelukan mereka. Pandangan keduanya sedikit buram sesaat karena air mata. Mereka langsung menertawakan satu sama lain karena merasa konyol.
"Kau boleh pergi sekarang..." ucap Taeyeon memelankan tawanya. "Kami akan menyusul setelah semuanya selesai."
Irene mengangguk, menghapus air matanya. Ia melirik kearah Eunbi yang berjalan kearah mereka dan memeluk adiknya itu tepat ketika dia sampai.
"Aku pergi ya..." ujar Irene setelah melepas pelukannya, melihat Taeyeon dan Eunbi bergantian. Mendapati kedua saudarinya itu mengangguk membuat Irene menyakinkan diri untuk berbalik. Ia menggenggam tangan Joy yang mengulurkan tangannya.
"Kau hebat," puji Joy tersenyum bangga.
Irene mengembangkan senyumnya, "Terima kasih..."
"Ayo cepat, kita mungkin saja akan bertemu lagi disana," sahut Yunhyeong berjalan terlebih dahulu membuat Joy yang masih menenangkan diri jadi melebarkan mata.
Reflek Joy dan Irene juga mulai melangkah mengikuti penyihir itu.
"Kau seharusnya juga berpamitan dengan anak buahmu, Jaemin dan Mashiho pasti akan merindukan bosnya," sindir Joy mencondongkan tubuhnya kedepan agar bisa melihat Yunhyeong.
Irene hanya terkekeh melihat mereka berdua masih bisa berdebat, hingga tidak sadar kalau seluruh percakapan mereka terdengar jelas oleh Taeyeon dan Eunbi.
"Kau seharusnya mengirimkan surat wasiat," lanjut Joy tidak berhenti, menunjuk Yunhyeong usil.
"Bagaimana dengan Seungmin? Kau juga meninggalkannya."
"Aku sudah berbicara dengannya!"
"Jangan bohong."
"Aku jujur!"
"Apa-apaan..."
"..."
Suara mereka perlahan menghilang ketika masuk ke dalam pintu itu. Taeyeon menghela napasnya, mencoba menguatkan diri sebelum berjalan kembali untuk membuka sisa kontrak lainnya. Tapi penyihir itu lega, karena Irene pergi dengan tawa bersama teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magia Unica
Fantasyㅡ since 1609 (maaf ya ceritanya gak jelas, nanti di revisi lagi kok 😗) © FLCVOURSKY | October 2021