90

15 2 2
                                    

Taeyoung mengerutkan dahi, "Ada apa?"

"Aku... hanya ingin mengucapkan terima kasih," ucap Baekhyun tersenyum canggung. "Ini adalah pengalaman mengesankan dalam hidupku. Aku bertemu dengan banyak makhluk baik, termasuk kalian, walaupun kita tidak pernah berbicara panjang..."

Tidak ada jawaban serta merasa suasana ini tidak kunjung membaik, Baekhyun terkekeh kaku dan menunduk sesaat. Perlahan ia berjalan mundur ke belakang. "Kalau begitu... Aku harus segera keluar... Semoga disana berjalan dengan baik."

Taeyoung memandang Baekhyun yang sudah berbalik dan telah setengah jalan menuju pintu. Ia menghembuskan napasnya dan membuka mulut, "Baekhyun."

Panggilan itu membuat sang pemilik nama berhenti, lalu menoleh, "Ya?"

"Aku hanya akan memberitahumu sedikit. Jangan bertanya dan segera keluar dari sini," lanjut penyihir itu dengan nada datar membuat Baekhyun mengerutkan dahinya. Taeyoung menatapnya penuh arti, seakan apa yang ia katakan setelah ini adalah hal serius.

"Kau harus percaya dengan reinkarnasi."

Tidak akan ada yang bisa menahan diri untuk bertanya jika seseorang mengatakan kalimat ambigu seperti itu, terlebih lagi dari seorang penyihir. Banyak pertanyaan yang ingin Baekhyun, tapi mengingat Taeyoung melarangnya untuk bertanya membuat dirinya memutuskan untuk mengatupkan bibir sesaat.

"Aku... Akan mencoba mempercayai itu, terima kasih," ucap Baekhyun seadanya dengan tegas sambil mengangguk kecil, lalu melangkah cepat keluar dari ruangan itu.

Tepat ketika ia sampai, pria itu dapat melihat pekerja yang tersisa menunggu di ruang kerja Taeyeon. Baekhyun menghela napas dan berbalik untuk menutup pintu. Belum sepenuhnya tertutup, Baekhyun dapat merasakan getaran yang dilanjutkan dengan angin kencang serta cahaya menyilaukan muncul dari celahnya. Dengan sekuat tenaga, Baekhyun mendorong pintu agar tertutup sempurna, ditambah dengan bantuan Subin yang berdiri paling dekat dengan pintu.

"Apa itu tadi?!" tanya Subin panik dengan mata melotot.

Baekhyun yang syok menoleh sambil mengatur napasnya, "Entahlah..."

Disisi lain, mata Wonyoung melebar dan langsung menunjuk sesuatu mengarah pada pintu tersebut, "Pintunya menghilang!"

Mereka semua yang ada di ruangan itu reflek melihat kearah tunjukannya. Baekhyun sendiri yang berada di depan pintu itu berjalan mundur, matanya membulat terkejut memandang pintu yang perlahan menhilang.

Tapi, ternyata hal yang lenyap dari pandangan mereka tidak hanya itu. Seluruh barang yang ada di ruang kerja Taeyeon perlahan ikut menghilang. Arahnya menjalar menuju keluar ruangan tersebut dan artinya...

"Magia Unica menghilang!"

Kesimpulan Mashiho bertepatan ketika ruang kerja Taeyeon telah berubah sepenuhnya menjadi ruangan kosong. Tempat yang sebelumnya terlihat rapih dan bersih, sekarang telah berubah menjadi bangunan biasa berwarna abu-abu. Hanya ada satu benda yang tidak menghilang dari ruangan itu, yaitu bingkai foto besar berisi seluruh pekerja Magia Unica yang masih tertempel di permukaan dinding.

"Mereka menghilang..." Yuna yang pertama kali mengamati foto itu menyadari sesuatu.

Rekannya tidak ada.

"Kak Jungkook dan lainnya menghilang."

Hyunsuk yang mendengar itu segera berjalan cepat ke samping Yuna. Ia mencari keberadaan Jiwoo, tapi nihil. Gadis lucu itu tidak ada disana. Padahal ia ingat Jiwoo berdiri tepat di sampingnya. Makhluk blasteran itu tanpa sadar meremas rambutnya, tengah syok dengan apa yang dia lihat. "Jiwoo juga menghilang..."

Baekhyun menghela napas, bersandar pada dinding yang terasa dingin. Jika Jungkook dan Jiwoo yang masuk ke dalam pintu itu tidak ada di foro, artinya Taeyeon juga.

Karena mereka seharusnya sudah tidak ada saat itu...

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang