60

20 3 5
                                    

Setiap tengah malam, para pekerja bagian cafe selalu bekerja sama melakukan tugas penting, yaitu membersihkan seluruh area kerja mereka. Terlebih lagi pada wilayah meja-meja pelanggan yang tiap hari menjadi area paling kotor.

Karena pelanggan terakhir keluar lebih lama dari biasanya, mereka terpaksa bekerja 10 menit lebih lambat sehingga mempengaruhi waktu pulang mereka.

Terutama Jinsoul, seorang manusia yang sudah memiliki tempat tinggalnya sendiri, berharap bisa bertemu dengan kasur empuknya namun masih terperangkap di Magia Unica untuk membersihkan lantai. Ditambah lagi, dia sedang menstruasi dimana emosinya terkadang meningkat drastis dan menjadi penyebab mengapa para pekerja Magia Unica lain tidak ingin mencari masalah dengannya.

Tak lama setelah Jinsoul selesai nengepel lantai bagian depan, pintu masuk terbuka. Memperlihatkan dua orang asing berdiri pada perbatasan lantai.

"Maaf, kami sudah tutup," ucap Subin yang bertugas pada malam hari mengubah posisi berdirinya mengarah pada pintu masuk dengan kedua tangan ke belakang. Di sebelahnya terdapat Yeji yang duduk di kursi, tidak bereaksi.

"Tidak apa-apa," balas seorang wanita melangkah memasuki Magia Unica, tidak menyadari lantainya belum kering dan perubahan ekspresi Jinsoul yang menahan marah sekaligus ingin merengek setelah melihat bercak hitam di lantai. Wanita itu berhenti di depan kasir dan menoleh pada Subin. "Kami ingin bertemu dengan Taeyeon dan kedua adiknya, apa mereka ada?"

Para pelayan cafe saling memandang. Subin bahkan tidak bisa menjawab karena terkejut, hingga akhirnya Yeji berdiri dan mengambil alih.

"Maaf, anda siapa, ya?"

"Apa kami harus memperkenalkan diri?" balas wanita itu meletakan tangan kirinya keatas meja dan mengangkat alis. "Jika Taeyeon turun kebawah, dia pasti akan mengenaliku."

"Maaf, tapi kau tidak bisa bertemu dengan pemilik tempat ini begitu saja," peringat Younghoon ikut membantu. Wanita itu menoleh, melihat Younghoon berjalan mendekat dan berdiri berjarak di depannya sambil meletakan kain pembersih ke balik meja. Lalu, ia kembali berbicara, "Pemilik tempat ini sangat tertutup. Tidak mungkin ada yang mengenalinya."

"Kalau begitu panggil dia," sahut seorang pria yang sedari tadi berdiri di dekat pintu akhirnya berjalan masuk dan berhenti disamping wanita itu. Ia juga tidak menyadari bagaimana Jinsoul ingin meledak karena lantai cafe menjadi kotor kembali. "Kami berdua memiliki sesuatu untuk dibicarakan dengannya."

"Maaf, tapi pemilik tempat ini tidak ingin bertemu dengan siapapun jika beliau belum mengatakan apapun pada kami," ucap Younghoon lagi, entah kenapa merasakan sesuatu yang membuatnya ingin sekali menahan mereka. Tidak biasanya ia seperti ini.

"Kami juga sudah tutup," sahut Jinsoul ketus sambil mengeratkan genggaman pada tongkat pelnya, kesal karena dua orang asing itu masuk dan meninggalkan bekas tanah pada lantai yang ia bersihkan. Jinsoul juga terkejut karena mereka mengenali Taeyeon yang anti bersosialisasi dan faktanya, ia membutuhkan beberapa bulan untuk bisa dekat dengan pemilik Magia Unica itu. "Apa kalian tidak lihat kami sedang bersih-bersih? Kenapa kalian seperti orang jahat yang menyamar?!"

Wanita yang berdiri di depan kasir itu menurunkan tangannya dan menghela napas, "Kami datang dengan damai. Kami bukan orang jahat yang ingin mencelakai Taeyeon."

"Biasanya yang mengatakan hal seperti itu diam-diam memiliki niat jahat," jawab Jinsoul tidak peduli bagaimana emosi mulai mengendalikan dirinya. "Apa kalian tidak bisa menjelaskan maksud kedatangan kalian?!"

"Tidak, sampai kami bertemu dengan Taeyeon," balas wanita itu mengangkat telunjuk kirinya dan memandang Jinsoul dengan ekspresi tenang. Sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah, ia melanjutkan ucapannya, "Kenapa kalian sangat melindunginya? Apa dia melakukan sesuatu sampai kami tidak bisa bertemu dengannya?"

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang