"Kita akan kembali dalam seminggu, jadi tolong jaga tempat ini dengan hati-hati, ya?"
Setelah mengatakan pesan terakhirnya, Eunbi tersenyum dan melangkah masuk ke dalam portal menyusuli kedua kakaknya yang sudah masuk terlebih dahulu.
Tidak perlu waktu lama untuk para pekerja Magia Unica bubar barisan saat portal menghilang. Hampir seluruhnya masuk dan kembali melakukan pekerjaan mereka. Sementara, ada 4 orang yang tersisa masih berdiri di luar pintu belakang menikmati angin pagi.
"Jadi, sekarang kita ngapain?" tanya Jaemin merasakan otaknya mendadak kosong, entah malas berpikir atau hal lain.
Ditambah lagi, ini baru pertama kalinya dia bekerja tanpa Taeyeon yang pemarah, Irene yang dingin, dan Eunbi yang friendly setelah bertahun-tahun.
Mendengar pertanyaan Jaemin membuat Jinsoul tertawa, "HAHAHA JAEMIN MATI GAYA!"
Jaehyuk yang ada di sampingnya ikut tertawa. Sementara Seungmin hanya menggeleng pelan melihat perilaku Jinsoul yang lebih tua darinya, tapi tingkahnya masih seperti anak-anak.
Sesaat kemudian, Seungmin merasakan sesuatu yang datang dari atas. Dia mendongak, mendapati dua makhluk berwujud manusia terbang menurun sambil membawa keranjang besar di pundaknya.
"Permisi, paket!"
Seungmin mendatangi mereka yang sudah mendekati tanah, "Udah kayak manusia aja ngomongnya."
"Taeyeon itu, siapa yang minta di berikan sihir? Kita otomatis jadi manusia saat masuk ke bumi," keluh salah satu dari mereka yang bernama Yuta, tapi masih fokus menurunkan keranjang berat dari pundaknya.
Manusia asli yang sibuk menurunkan barang berceletuk, "Telat. Orangnya udah pergi kalo mau complain."
"Ini barang titipan Yunhyeong disini, ya," seru Mingyu melihat kearah Seungmin, menunggu laki-laki itu melihat kearah tunjukannya lalu kembali ke keranjangnya setelah Seungmin mengangguk.
Seungmin menghentikan aktivitasnya lalu berjalan mengambil sebuah tungku berukuran sedang dan mengangkatnya keatas. Dia menoleh kearah 3 manusia lainnya yang masih ada di tempatnya, "Yang merasa kerjaannya masak-masak, kasih ini ke bosnya!"
"Kerjaan aku juga masak-masak, jadi yang mana nih?!" seru Jinsoul membalas.
"Kau kan cuma pembantu."
"Oh, iya." Jinsoul reflek mengalihkan pandangan dan tertawa.
Sementara Jaemin yang merasa terpanggil melihat kearah tungku yang ia rasa berat itu dan menoleh kearah Jaehyuk, "Yang merasa bisa terbangin barang, boleh bantu ambilin, gak?"
Terlahir sebagai good boy alami dan suka membantu, tentu saja Jaehyuk meng-iyakan permintaan Jaemin dan langsung menggunakan kekuatannya untuk membawa tungku itu terbang.
Beberapa saat kemudian, tungku yang sebelumnya ada di tangan Seungmin berakhir di tangan Jaemin.
"Thanks, bro."
"Yoi." Jaehyuk tersenyum tipis sambil mengangkat jempolnya. Diam-diam dia menahan efek samping dari penyakit diffecialnya itu, tenaga yang berkurang karena menggunakan telekinesis.
"Heh! Mending kalian semua bantuin, deh, ini, daripada diam dong disana!" seru Seungmin berkacak pinggang sehabis melihat bagaimana malasnya Jaemin mengambil barang dan keadaan Jinsoul yang tidak melakukan apapun.
Kedua menoleh bersamaan dan berkontak mata dengan Seungmin beberapa detik. Saat itu pula mereka berlari masuk ke dalam Magia Unica.
Seungmin memindahkan arah pandangannya pada Jaehyuk yang baru menoleh kembali kearahnya setelah melihat Jinsoul dan Jaemin yang kabur dimana dia harap masih waras.
Merasa mengerti arti tatapan laki-laki yang setahun lebih tua darinya itu, Jaehyuk terkekeh dan langsung berjalan kearah Seungmin.
"Iya, iya, di bantu, iya."
![](https://img.wattpad.com/cover/282935205-288-k438592.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Magia Unica
Fantasyㅡ since 1609 (maaf ya ceritanya gak jelas, nanti di revisi lagi kok 😗) © FLCVOURSKY | October 2021