Taeyeon tidak peduli bagaimana ia terlihat seperti penyihir manja setelah meminta Eugene dan Eunbi menggantikan dirinya untuk menjelaskan alasan kemunculan Magia Unica hingga 8 bunga kuning yang disembunyikan. Dia tidak berani menghadap setiap makhluk yang bekerja dengannya. Tapi, wanita itu tetap mengawasi seluruh penjelasan melalui lubang kecil yang ia dibuat dengan sihirnya.
Sekarang Taeyeon duduk sendirian memandang langit gelap serta atap-atap rumah dibawahnya yang dapat dilihat oleh bantuan cahaya bulan serta teman-temannya, para bintang. Memang tidak hanya manusia yang kesulitan hidup sendirian, penyihir juga seperti itu. Bahkan bulan saja ada pendampingnya. Lumayan kecil kemungkinan untuk bisa hidup sendiri. Pasti akan ada satu atau dua orang yang biasanya hadir dalam kehidupan seseorang.
Dalam kehidupan Taeyeon, itu adalah Irene dan Eunbi. Dua adik yang selama ini ada bersamanya bahkan setelah ia mendapatkan kutukan. Mereka tidak kabur, tidak pula mengucilkannya. Dan itu baru Taeyeon sedari sekarang.
Wanita itu memejamkan matanya sesaat dan menghembuskan napas berat. Ia menempelkan dahinya ke salah satu tiang pagar pembatas. Mengetahui bahwa kehidupan panjangnya sebentar lagi akan usai, membuatnya khawatir menghadapi hal yang sudah lama menunggunya.
"Hei."
Setelah mendengar panggilan itu, Taeyeon merasakan seseorang duduk di sampingnya. Dari suaranya saja wanita itu langsung mengetahui siapa pemiliknya.
Baekhyun.
"Kenapa kau disini?" tanya Taeyeon lemas tidak bergerak. "Apa mereka sudah selesai menjelaskannya?"
"Sudah," jawab Baekhyun melirik keatas, mendapati sebuah lubang asing yang berada di sela-sela pagar. "Apa itu?"
Taeyeon mendongakkan kepala, menyadari ia belum menghilangkan salah satu hasil dari sihirnya. Wanita itu menggerakkan tangan kanannya membuat lubang tersebut berubah menjadi partikel kecil dan menghilang mengikuti angin. "Cara agar aku bisa mendengar pembicaraan kalian."
"Tapi, kami sudah selesai dari tadi," ucap Baekhyun sedikit menggunakan nada bertanya.
Wanita yang masih menunduk itu hanya berdehem singkat, melirik Baekhyun dengan tatapan lelah. "Aku lupa."
Dan itu suara terakhir yang terdengar sebelum jeda panjang muncul. Tidak ada yang membuka suara. Taeyeon merasa tenang dengan kehadiran Baekhyun disisinya saat ia berada dalam keadaan rendah seperti saat ini. Ia tidak berbicara dan menikmati momen terakhir sebelum dirinya pergi.
Sementara Baekhyun diam dengan pikiran yang tidak berhenti memutar penjelasan Eugene dan Eunbi saat dia serta para pekerja lainnya diminta untuk berkumpul di ruangan Taeyeon. Mereka ditunjukan sebuah ruang rahasia dengan beberapa bunga bercahaya didalamnya, sampai sejarah Magia Unica membuat hampir seluruh pekerja tercengang. Pria itu mengosongkan pikirannya dan beralih mengingat sesuatu yang memberikan efek kuat baginya.
"Kau tahu... Mereka juga menunjukan siapa yang masih hidup dan siapa yang akan pergi denganmu..." ucap Baekhyun pelan membuat Taeyeon menoleh.
"Siapa saja... Yang pergi denganku?" tanya Taeyeon mencoba menutupi rasa cemasnya.
"Joy, Jaehyun, Jungkook, Eunbi, Yunhyeong, Irene, Jiwoo, dan Jihan."
Dada Taeyeon seakan tertusuk setelah mendengarnya. Ia tidak tega melihat beberapa para pekerjanya juga akan pergi. Sayang sekali tidak ada sihir yang dapat membantah takdir.
"Nenekmu menggunakan sihir untuk melihat cahaya jiwa. Dia memberikan penjelasan juga, kalau tubuhmu bercahaya artinya jiwamu masih hidup. Tapi, mereka yang tubuhnya tidak bercahaya... Artinya jiwa mereka sudah mati di dalam," jelas Baekhyun lagi tidak menyadari Taeyeon semakin sesak.
Wanita itu mengatupkan bibir, menahan diri untuk tidak menangis lagi. Sudah cukup menambah memori memalukan setelah pertahanannya runtuh didepan keluarga serta para pekerjanya untuk pertama kali.
"Aku senang bisa menjadi bagian dari tempat ini," lanjut pria itu menempelkan pipinya pada sisi tiang. "Walaupun akhirnya akan ada yang pergi, memang sejak awal kita harus ingat 'kan kalau pasangan pertemuan adalah perpisahan? Akan ada yang datang dan pergi."
"Itu kata-kata kuno yang sudah dikatakan semua orang," balas Taeyeon merasa geli.
Baekhyun terkekeh tidak peduli, "Tapi lihat artinya. Ini terjadi pada Magia Unica, bukan?"
Taeyeon tidak tahu jawaban apa yang pantas ia keluarkan sehingga anggukan hanya menjadi satu-satunya cara untuk membalas. Ia kembali melihat ke depan. Perasaan khawatirnya mulai berkurang, tapi tidak menghilang.
Pria yang ada disampingnya itu menghaluskan helaan napasnya, dia berpikir cepat untuk menghibur wanita itu. Baekhyun tidak ingin diam berlama-lama dan menyenggol pelan bahu kiri Taeyeon membuatnya reflek menoleh. "Semuanya akan baik-baik saja..."
"Aku belum bertemu mereka setelah Eunbi menceritakan semuanya," jawab Taeyeon tanpa sadar mengatakan apa yang ia rasakan.
"Cepat atau lambat, mereka akan menerimanya."
Taeyeon menghela napas berat, lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Bagaimana keadaan mereka sekarang..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Magia Unica
Fantasyㅡ since 1609 (maaf ya ceritanya gak jelas, nanti di revisi lagi kok 😗) © FLCVOURSKY | October 2021