"Apa kita bisa bilang kalau ini salah kita semua?" sahut Hyeyeon datar tepat setelah Taeyeon selesai berbicara. Seluruh pasang mata otomatis melihat kearahnya. Dia melihat kedua tangannya di depan dada sebelum melanjutkan, "Para warga dan juga orang tua kami tidak menerima keluagamu. Jadi kalian melindungi diri dan bertemu kami di mercusuar, saat itu kami tersihir lalu membuatmu justru risih hingga membenci kami kan? Perasaan itu akhirnya meledak saat kau berulang tahun dan akhirnya menjadi seperti ini. Yah singkatnya, kita semua termasuk kau dan orang tuamu yany menyebabkan semua ini terjadi. Lagipula kalau memang sudah takdir, kau tidak bisa mengubahnya."
Dan kalimat terakhir itu mendapat perhatian Seohyun. Ia menoleh kearah Taeyeon sambil bertanya, "Apa penyihir tidak bisa mengubah takdir?"
Dengan cepat Taeyeon menggeleng, lalu menghela napasnya. "Jadi... Maaf? Terima kasih?"
"Tentu saja kamu harus mengatakan itu!" seru Sunny tiba-tiba merangkul leher Taeyeon seperti sudah berteman dekat. "Kami juga harus berterima kasih dan meminta maaf karena sudah membuatmu ada di situasi ini."
"Jadi kau ingin masuk ke pintu itu bersama kami atau kembali dan masuk kesana dengan mereka?" tanya Sooyoung santai membuat Taeyeon kembali berpikir.
Kali ini, ia sudah dapat berpikir jernih. Tanpa ragu penyihir itu membalas, "Aku akan menyusul."
"Benar ya? Jangan lama-lama di dunia lho!" seru Sooyoung menunjuk Taeyeon, lalu menarik tangan Hyoyeon dan Jessica yang berdiri di dekatnya. "Sampai jumpa diatas sana, Taeyeon!"
Jessica yang tersentak menoleh kearah Sooyoung dan Taeyeon bergantian, "Tunggu- ah ya sudah lah, sampai jumpa Taeyeon!"
Sementara Hyoyeon hanya melambaikan tangan kirinya yang bebas sebelum menghilang setelah masuk ke dalam pintu itu.
"Dia pasti sengaja membawa dua orang karena takut," komentar Sunny memandang pintu besar tersebut selama beberapa detik sebelum menoleh kembali pada penyihir yang ada di sampingnya. Ia lanjut berbicara setelah menepuk bahu Taeyeon, "Kalau begitu segera pamit dengan mereka disana."
Taeyeon dapat melihat Sunny menarik tangan Seohyun dan berjalan menuju pintu besar itu. Ia kembali merasa sesak ketika melihat Seohyun melambaikan tangan kearahnya dengan senyum hangat.
"Jangan menyalahkan dirimu lagi ya? Kau harus tahu bagaimana paniknya kami ketika tempat ini berguncang karena serangan sihirmu," jelas Yuri tanpa beban sambil melipat kedua tangannya di depan dada, mengalihkan pandangan Taeyeon lagi. "Sampai bertemu diatas sana."
Penyihir itu mengerutkan dahinya. Ia merasa ini terlalu cepat hingga tidak punya waktu untuk meyakinkan sesuatu. Karena itu, dia tidak ingin melewatkan kesemparannya. "Sebentar!"
Yuri, Tiffany, dan Yoona yang sebelumnya ingin masuk ke dalam pintu reflek berhenti dan menoleh ke belakang. Taeyeon dengan cepat menghampiri mereka dengan ekspresi bertanya-tanya, "Kenapa kalian harus cepat-cepat pergi? Apa kalian membenciku? Apa-"
"Hei, hei, kau terlalu banyak berpikir," sela Yuri cepat. Dia menghela napas sebelum melanjutkan ucapannya, "Kami semua baik-baik saja karena sudah mengetahui semuanya sejak masuk kesini, jadi kau tidak perlu khawatir."
"Pintu ini tidak bertahan lama. Kita akan bertemu lagi nanti," tambah Tiffany santai sambil berjalan masuk ke dalamnya.
Taeyeon menarik napas dan melepaskannya seiring ia bertanya, "Apa... Kalian yakin?"
"Tentu saja," jawab Yuri sambil berkontak mata dengan Yoona yang mengangguk setuju. "Kami sudah berdamai dan menerima kejadian ini sejak lama, jadi kau harus melakukannya juga."
Entah kenapa, ucapan itu menampar Taeyeon keras. Tapi ia segera melemasjan bahunya dan tersenyum, "Terima kasih..."
"Kalau begitu kami pergi dulu ya," pamit Yuri melambaikan tangannya sebelum masuk ke dalam pintu.
"Terima kasih banyak, Taeyeon. Oh ya, jika kau bingung kenapa kami sudah mengetahui kemana arah tujuan pintu ini..." Ucapan Yoona membuat Taeyeon membalas pandangannya. Ia melanjutkan ucapannya sambil berjalan masuk, "Kami hanya tahu..."
Sesaat kemudian, Yoona menghilang dari balik pintu itu, meninggalkan kata-kata terakhir yang Taeyeon yakini memiliki banyak arti.
Penyihir itu mengedarkan pandangan ke sekeliling. Taeyeon menyadari, dia sendiri di tempat ini. Ia menghembuskan napasnya sambil melihat kearah pintu besar yang berdiri kokoh di depannya.
"Sudah waktunya aku kembali ya..."
a/n
Aku habis spam update: Yak! Kita rehat setahun :) GAGAGAGAA AMIT-AMIT ASTAGAA AKU UDAH STRES SAMA CERITA INI :'))

KAMU SEDANG MEMBACA
Magia Unica
Fantasíaㅡ since 1609 (maaf ya ceritanya gak jelas, nanti di revisi lagi kok 😗) © FLCVOURSKY | October 2021