65

19 3 0
                                    

"Rasanya sedikit aneh karena aku memperkenalkan diri pada cucuku," ucap wanita itu terkekeh canggung sambil mengalihkan pandangannya.

Taeyeon mengerutkan dahi, "Cucu? Apa kalian bercanda? Apa maksudnya menanggung kutukan ayahku?"

"Kenapa ayah juga terkena kutukan?"

Pertanyaan itu sontak membuat Taeyeon dan dua penyihir yang berjarak depannya melihat ke sumber suara. Asalnya dari Irene yang mengernyit sambil melangkah menuruni tangga dan mendekati mereka. Kedua tangannya ia masukan ke dalam saku mantel biru tuanya.

"Ayah berasal dari klan Cyfrin," lanjut Irene memandang dua penyihir itu dan berhenti tepat disamping Taeyeon. "Dan tanda yang di leher kalian adalah simbol dari klan Cyfrin. Jadi, apa kita... Satu keluarga?"

"Apa kau gila?!" seru Taeyeon mendelik, reflek menoleh setelah mendengar pertanyaan Irene. Sementara, sang adik yang ada disampingnya hanya melirik dengan tatapan malas.

"Aku sudah mempersiapkan ini sejak kita kembali dari sidang, apa kakak tidak menyadari simbol itu?" balas Irene kembali melihat kedepan. "Siapa nama kalian? Apa maksudnya kutukan ayah dan hubungannya dengan kalian? Hal apa yang kalian temukan? Kenapa kalian ingin membantu membuka kutukan Kak Taeyeon? Dan... Kenapa kalian baru muncul sekarang?"

"Daftar pertanyaan yang bagus," ucap wanita itu mengembangkan senyumnya lagi. "Namaku Eugene. Dia Taeyoung, suamiku."

"Lanjutkan." Irene menyilang kedua tahgannya. Ia menatap mata pasangan penyihir itu bergantian. "Karena kalian dari klan Cyfrin, apa kita satu keluarga?"

"Tentu saja," jawab Taeyoung cepat tanpa ragu membuat Taeyeon terkejut.

Irene juga sama kagetnya, tapi ia dengan mudah mengatur ekspresi karena sudah menduga banyak hal setelah pertemuan pertama mereka dengan pasangan itu saat sidang. Tidak mungkin dirinya tidak kaget karena salah satu dugaannya benar. Ditambah lagi, ini adalah yang pertama kalinya Irene bertemu dengan anggota klan keluarganya.

Beberapa saat kemudian, Taeyoung kembali melanjutkan ucapannya, "Sedikit canggung untuk mengaku ini karena kita baru bertemu dua kali. Tapi ya... Ayah kalian adalah anak kami."

"Anak?!" Taeyeon benar-benar terkejut hingga ia tidak menarik napas selama beberapa detik.

"Sudah kuduga ini akan terjadi," gumam Irene menghela napas setelah berbicara dan tanpa sadar memegang dahi dengan tangan kanannya.

"Apa yang kau duga, Irene?" tanya Eugene memperhatikan perbedaan reaksi kedua cucunya itu.

"Aku memikirkan banyak skenario, apalagi ketika kalian bilang akan kemari setelah menyempurnakan caranya," jawab Irene menurunkan tangannya dan membalas tatapan Eugene. "Tapi, aku tidak tahu dugaanku kalau kalian memiliki hubungan dengan ayah itu benar."

Eugene terkekeh, "Tidak apa-apa. Wajar jika kalian kaget saat ini. Kami tidak pernah muncul, bahkan saat kalian masih kecil. Kami hanya bisa memperhatikan dari jauh sambil mencari cara untuk membantu kalian keluar dari kutukan itu."

Irene berdehem panjang dan mengangguk singkat, bertanda dirinya paham. "Lalu, soal kutukan itu... Kalian belum menjawabnya."

Magia UnicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang