Bab ini mengandung unsur seksual. Jika masih di bawah umur, silakan skip dan lanjut ke bab selanjutnya ya, Dear.
.
.Apakah ada seorang laki-laki yang tangannya tidak bergerak ketika sedang berciuman? Kurasa jawabannya adalah tidak.
Dalam sebuah artikel yang pernah kubaca, dikatakan bahwa pergerakan tangan yang dilakukan oleh seorang laki-laki pada saat sedang berciuman adalah sebuah kesengajaan yang bertujuan untuk meningkatkan keintiman.
Banyak orang menilai itu adalah sebuah tindakan mesum, namun juga sebagian orang mengatakan bahwa itu adalah bahasa cinta. Menurutku Harvey tidak mesum, dan dia juga tidak mungkin cinta denganku yang baru dikenalnya.
Jadi, kupikir ... ini memanglah sebuah siklus dari sebuah hubungan orang dewasa.
Aku dapat merasakan rambut halus di sekitar tengkuk hingga tanganku berdiri mendadak saat Harvey meraba punggungku. Bibirnya mulai pindah dari bibirku ke ceruk leherku. Kuremas punggungnya dan di saat bersamaan, aku dapat melihatnya tersenyum di tulang selangkaku.
"You are so hot," ucapnya dengan suara pelan sembari menyebarkan kecupan hangat di sekitar bahuku.
"Aku mau minum lagi," kataku sembari mendorong tubuhnya. Kudengar dia menghela napas, namun tangannya bergerak meraih botol rum dan menuangkan isinya ke dalam gelasku. Kali ini aku menolak pada saat dia hendak mencampur cola ke dalam gelasku.
"Kenapa?"
"I need something strong, tonight." Dia tersenyum setelah mendengar jawabanku. Satu shoot rum membuat tenggorokkanku terasa cukup panas. "Satu lagi," pintaku padanya dan dia segera mengisi gelasku kembali dengan rum.
Setelah tegukan yang kedua, aku merasa sudah sedikit agak mabuk. Tubuhku sudah mulai terasa sedikit mengambang dan satu-satunya sumber penerangan di kamar ini terlihat sangat terang dalam pandanganku.
Harvey meminum 1 shoot rum, kemudian dia menjilat bibirnya sendiri sebelum kembali mendekatkan diri padaku. "Udah mulai tipsy?" tanyanya sembari membawa untaian rambutku ke belakang telinga. Aku mengangguk.
Sedetik kemudian, kurasakan jemarinya memijat daun telingaku. Gelenyar aneh menyerang tubuhku sehingga aku menggeliat dan menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menyibakkan rambutku, setelah itu mengecup leherku dan pertahanku runtuh ketika tangannya pelan-pelan menyusup ke dalam kausnya yang kukenakan.
"Harv ...."
"Ya?"
Aku diam.
Sungguh, aku hanya bisa diam setelah memanggil namanya.
Aku tidak tahu harus berkata apa lagi selain menyerahkan diriku padanya malam ini.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS
ChickLit"Ini bukan hanya tentang aku dan dia. Tapi tentang apa yang dia yakini dan apa yang aku takuti. Tentang batas yang tidak mungkin kami langkahi." . . . Sebagai perempuan Indonesia yang sudah memasuki fase quarter life crisis, tuntutan menikah sudah s...