33 || Aneh

113 23 1
                                    

Aku sengaja mengabaikan Harvey selama satu minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sengaja mengabaikan Harvey selama satu minggu. Aku juga tidak pernah lagi datang ke indekosnya seperti biasa. Dia sempat protes karena perubahanku yang mendadak. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, bahwa pertemuan minggu lalu adalah pertemuan terakhirku dengannya.

Tapi, bukan Harvey namanya kalau dia tidak membuatku ketakutan setengah mati. Suara khas Sumatera Utara sudah keluar sewaktu dia meneleponku untuk protes. Dalam sambungan telepon dia bertanya dengan tegas, "Kamu kenapa, sih, Pris? Kalau aku salah, bilang! Kamu ini kesannya menghindar dari aku. Kenapa? Ada apa?"

"Karena aku ...."

"Karena kamu apa?"

"Udah lah, Harv. Aku pusing!"

"Aku tau kamu pusing, kamu stres, tapi jangan begini dong! Kamu kira, aku nggak stres kayak kamu? Aku juga pikirin kamu, Pris. Makanya, kamu ke dokter kandungan dong, supaya jelas semuanya."

"Aku nggak mau, Harvey! Aku yakin bakalan datang bulan!"

"Kamu bilang yakin bakalan datang bulan itu udah sejak sebulan lalu, Prisa! Mau sampai kapan lagi?"

"Kamu berisik, udah deh." Kuputusakan panggilan telepon darinya secara sepihak. Aku tidak peduli dia akan mengamuk atau membunuhku sekali pun.

Jauh di dasar lubuk hatiku yang paling dalam, aku yakin banget kalau sebentar lagi akan datang bulan. Hanya saja sepertinya ada perubahan siklus yang menurut beberapa artikel adalah perubahan hormon juga dapat disebabkan oleh stres serta kelelahan.

Sangat masuk akal jika dikatakan siklus ini ada karena kelelahan dan stres. Bagaimana tidak lelah? Jarak dari rumahku ke kantor sejauh 23km yang mana artinya aku harus menempuh 46km setiap harinya. Belum lagi ditambah jika bertemu dengan Harvey, aku harus menambah jarak tempuhku sebanyak 6km. Habislah sudah tenagaku di jalan.

Di tambah lagi, setiap kali bertemu dengannya pasti kami melakukan olahraga ranjang yang menguras banyak tenaga sekaligus membakar kalori. Aku memang cepat merasa lelah sejak kenal Harvey. Beban pikiranku pun bertambah sejak ada dia di hidupku.

Sejak terlambat datang bulan ini, aku jadi seringkali datang menemui Harvey di indekosnya. Kuperhatikan juga dia mulai sedikit berubah, menjadi lebih perhatian dari sebelumnya. Ketika aku membantah atau marah padanya, dia lebih memilih mengalah tidak seperti sebelumnya.

Aneh.

Harvey aneh banget.

Entah semesta menolak keinginanku untuk menjauhi Harvey atau memang keadaan yang membuat kami justru menjadi lebih sering bertemu seperti ini. Aku tidak mengerti.

Orangtuaku yang semula selalu melarangku untuk menginap dengan alasan apa pun, tiba-tiba saja menjadi terlihat santai dan mengizinkanku untuk menginap begitu saja. Aneh. Keadaan ini benar-benar aneh.

Perhatian Harvey yang aneh membuatku geleng kepala sampai berkali-kali. Tidak ada angin, tidak ada hujan maupun gunung yang meletus, tiba-tiba saja Harvey membelikan sebuah sneakers untukku.

BATASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang