Sebut aku gila, atau psikopat sekalian!
Jangan remehkan firasat burukku.
Sebelum berangkat ke kantor di hari Senin pagi, aku mengirim screenshoot akun Susan ke Rifa. Dalam chat kutanya, apakah dia mengenal Susan?
Tepat saat aku tiba di kantor. Tepatnya saat aku masih berada di tempat parkir, Rifa membalas chat.
Rifa :
Kenal, Pris. Tapi nggak terlalu akrab. Ada apa ya?Prisa :
Oh...
Nggak apa-apa, kok, Rif. Nanya aja.Rifa mengirim fotonya bersama dengan Susan dan beberapa orang lainnya yang memakai seragam hotel. Hanya Susan yang memakai dress ketat warna emerald.
Rifa :
Yang pakai baju ijo, itu Susan. Dia sering jadi MC kalau ada acara di hotel tempatku kerja. Aku kenal dia pas masih SMA, sih.Prisa :
Oh gitu. Ya udah, Rif. Makasih yaRifa hanya membaca chat-ku. Dia memang cuek, dan pasti dia tidak akan mau tau ada apa sebenarnya.
Di jam makan siang, tiba-tiba Rifa menelepon. Sempat kudiamkan sampai nada deringnya habis. Rifa menelepon lagi.
"Hai, Rif!" sambutku dengan nada ceria.
"Aku ganggu, nggak?"
"Enggak kok, kenapa?"
"Kamu yang kenapa? Susan ngapain kamu?"
"Eh?" Di luar dugaanku. Ternyata Rifa melanjutkan pembicaraan kami di chat pagi tadi. "Ng-nggak ada." Kujambak rambutku sendiri saat gagap menjawab pertanyaan Rifa. Dia pasti tau kalau aku berbohong.
"Kamu nggak bakat bohong, Pris. Jangan bilang, pacarmu kenalan sama Susan dari aplikasi kencan?" Tebakkan Risa tepat pada jantungku. "Kamu masih sama cowok yang kenalan di Tinder itu, kan?"
"I-iya."
"Iya apa? Kamu jawab pertanyaanku yang mana?"
"Dua-duanya, mungkin?" Aku menggeleng cepat. "Kayaknya Harvey kenalan sama Susan dari Bumble atau Tinder, deh."
"Ah, i see!" Rifa mendecak. "Coba nanti aku tanyain ke Susan ya?"
"Jangan, Rif! Aduh, jangan."
"Kenapa? Biar jelas."
"Aku bisa berantem sama Harvey nanti. Kami... uhm, kami lagi baik-baik aja soalnya. Cuma emang hari Jumat kemarin ada sedikit debat sih, terus aku baru liat dia saling follow sama Susan."
"Berarti mereka kenalan setelah kalian berantem? Dasar, Lanang!" Rifa mengembuskan napas keras. "Instagram pacarmu apa namanya?"
"Jangan, Rif. Harvey tipe yang meledak-ledak, hampir mirip sama Arlo."
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS
ChickLit"Ini bukan hanya tentang aku dan dia. Tapi tentang apa yang dia yakini dan apa yang aku takuti. Tentang batas yang tidak mungkin kami langkahi." . . . Sebagai perempuan Indonesia yang sudah memasuki fase quarter life crisis, tuntutan menikah sudah s...