Pagi harinya, tangan kananku kesemutan. Kepalaku rasanya pengar dan aku kedinginan.
Kamar ini seperti kulkas. Dingin banget! Kenapa semalam terasa panas? AC nya sudah diperbaiki? Kapan?
Harvey memelukku dari belakang. Satu kakinya meniban paha kiriku sampai ikutan kesemutan.
Kudorong pelan-pelan kakinya, dia mengerang. "Tidur lagi, Pris." Dia menekan kepalaku ke bantal dan bernapas di tengkukku.
Napasnya panas. Tapi aku merinding sampai bergidik.
Kapan lagi merasa disayang seperti ini? Tidak masalah tangan dan kakiku kesemutan asal Harvey terus memelukku sepanjang hari. Selamanya.
Entah sekarang sudah jam berapa. Yang jelas waktu aku terbangun lagi, ada sinar matahari yang masuk dari celah gorden kamar Harvey. Sedikit banget.
Harvey berguling ke sisi lain. Aku bisa bernapas lega mengubah posisi jadi telentang menatap langit kamar.
Setengah bagian tubuhku mati rasa. Sewaktu meraba pipiku ada garis yang sepertinya dari bagian pinggir bantal yang tertekan.
Setelah setengah bagian tubuhku mulai normal dan ada rasanya lagi. Pelan-pelan aku bangun dan duduk sambil mengikat rambut.
Harvey kelihatan lelah banget. Mulutnya sampai terbuka dan mengeluarkan suara yang mirip rem angin bus transjakarta.
Dulu tuh aku gampang banget ilfeel sama orang. Tapi entah kenapa saat kenal manusia rimba satu ini, aku sudah tidak peduli lagi dengan suara dengkuran, atau kejorokan yang dilakukannya selama ini.
Melihatnya tidur dengan mulut yang mangap begitu saja sama sekali tidak membuatku ilfeel. Justru makin sayang.
Kupandangi wajahnya beberapa saat. Sampai akhirnya dia terbangun sendiri.
"Kamu udah bangun? Dari kapan?" Dia mengusap wajah dan berkedip beberapa kali.
"Lupa dari kapan. Ayo bangun! Kayaknya udah siang." Aku merangkak ke bagian pinggir kasur untuk mengambil minum. Tenggorokkanku kering banget sampai perih.
Harvey ikut duduk di sebelahku dan minum juga.
Dia itu punya kebiasaan yang bikin aku kaget. Setiap bangun tidur tuh bukannya leha-leha dulu kayak orang pada umumnya, atau stretching gitu. Tapi dia langsung melompat duduk, kadang langsung berdiri. Ngeri banget manusia ini.
Setelah minum, dia langsung ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Aku juga menyusulnya. Tapi dia menahan pintu pakai kaki.
"Aku mau pipis dulu," katanya setelah itu terdengar suara kucuran air di closet.
"Pipismu kayak air terjun. Deras banget."
Yang terdengar cuma kekehannya saja dari dalam.
Setelah mendengar suara flush. Aku langsung masuk dan gosok gigi bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS
ChickLit"Ini bukan hanya tentang aku dan dia. Tapi tentang apa yang dia yakini dan apa yang aku takuti. Tentang batas yang tidak mungkin kami langkahi." . . . Sebagai perempuan Indonesia yang sudah memasuki fase quarter life crisis, tuntutan menikah sudah s...