Kuhabiskan sisa hari ulang tahunku dengan menangis sampai ketiduran.
Berulang kali berniat memblokir nomor Harvey serta akun media sosialnya, tapi seperti yang sudah-sudah, hanya sebatas niat karena dorongan rasa kecewa.
Iya. Kecewa.
Aku kecewa karena terlalu menaruh harap pada laki-laki yang bukan Radit.
Aku kecewa pada diriku sendiri yang bodoh ini.
Aku kecewa karena pada akhirnya setelah sekian tahun berlaku, aku kembali lagi ke tahun kebencianku terhadap hari lahirku sendiri.
Kecewaku semakin lengkap karena bertepatan di hari ulang tahunku ini, aku datang bulan tanpa adanya gejala seperti biasanya.
Satu hari berlalu tanpa adanya kabar dari Harvey. Aku pun sama sekali tidak terpikir untuk menghubunginya lebih dulu.
Itung-itung menguji laki-laki itu sesekali. Supaya dia tahu, kalau aku juga bisa diam. Bukan cuma dia.
Untuk niat yang kesekian kalinya aku ucapkan pada diri sendiri.
"Jika di hari ketiga... which is itu hari sabtu, Harvey tidak mencariku, fix! I'll let him go."
Suasana hatiku benar-benar kacaw. Lebih kacaw dari biasanya.
Aku memarahi siapa saja yang menguji kesabaranku.
Bahkan pedagang donat pun kena omelku karena kesalahan kecilnya yang jika itu terjadi di hariku yang baik-baik saja maka aku tidak akan mungkin mengomel.
Banyak yang bilang kalau kesabaranku ini luar biasa, bahkan sampai dibilang bodoh oleh beberapa teman dekatku. Tak terkecuali, Rifa.
Saking sabarnya, aku seringkali menolerir kesalahan yang dilakukan seseorang terhadapku sampai berulang lagi. Yang mana kesalahan itu dianggap besar bagi orang lain, tapi tidak bagiku.
Contoh, memaafkan Arlo dan masih bertahan dengannya sampai bertahun-tahun sejak pertama kali kutahu kalau dia selingkuh.
Gimana Rifa tidak menyebutku bodoh? Aku memaafkan laki-laki itu setelah berulang kali dia selingkuh.
Ya begitulah sabar yang kumiliki sampai membuatku terlihat bodoh.
Tapi sepertinya kesabaran itu sudah mulai luntur perlahan sejak cobaan yang datang ke hidupku makin berat dan lebih besar dari sebelumnya.
Salah satu cobaan yang ada sekarang, adalah Harvey.
.
.
.
Harvey :
Pris, besok bisa ketemu?Berantakan sudah niatku saat melihat notifikasi chat dari laki-laki itu di malam hari kedua.
Kenapa Harvey selalu datang ketika aku sudah berniat untuk menyudahi semua ini dengannya? Dan kenapa aku selalu gagal untuk mempertahankan niat yang kubuat sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS
ChickLit"Ini bukan hanya tentang aku dan dia. Tapi tentang apa yang dia yakini dan apa yang aku takuti. Tentang batas yang tidak mungkin kami langkahi." . . . Sebagai perempuan Indonesia yang sudah memasuki fase quarter life crisis, tuntutan menikah sudah s...