"Ini bukan hanya tentang aku dan dia. Tapi tentang apa yang dia yakini dan apa yang aku takuti. Tentang batas yang tidak mungkin kami langkahi."
.
.
.
Sebagai perempuan Indonesia yang sudah memasuki fase quarter life crisis, tuntutan menikah sudah s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah dua malam belakangan ini aku insomnia. Kayaknya sih, aku stres berat gara-gara diagnosa Dokter Clara tempo hari.
Setiap habis minum obat, bukannya membaik... justru merasa semakin kesakitan. Double nyeri.
Aku sampai berkonsultasi ke beberapa Dokter Spesialis Kandungan melalui aplikasi untuk masalah nyeri gila-gilaan ini.
Beberapa Dokter memberi diagnosa yang sama seperti Dokter Clara, hanya saja penyampainnya tidak terlalu bar-bar. Mungkin karena melalui chat kali ya? Tapi beberapa di antaranya tidak mau memberi diagnosa, hanya dugaan-dugaan aja dan menyarankanku untuk melakukan beberapa tes lanjutan.
Mengenai obat, ternyata efek sampingnya memang menimbulkan kram serta nyeri. Ya ampun! Aku harus menanggung rasa sakit ini selama 2 minggu ke depan. Ini namanya menyiksa diri sendiri pelan-pelan.
Dari hasil risetku, radang panggul disebabkan oleh bakteri yang sebagian besar mengacu pada infeksi menular seksual. Jantungku rasanya berhenti berdetak, mataku terasa panas, aku pengin muntah.
Kepalaku sakit banget membayangkan berbagai macam jenis penyakit infeksi menular seksual. Yang paling kutakutkan adalah HIV. Astaga! Kenapa aku harus mengalami ini? Dari mana?
Infeksi menular seksual yang paling umum terjadi karena sering ganti pasangan. Selama ini aku cuma berhubungan sama Harvey kok. Setahun ini memang cukup sering berhubungan sih. Tapi, aku tidak tau, apakah selama setahun ini Harvey cuma berhubungan denganku aja atau...
TIDAK! Aku tidak mau membayangkannya.
Karena masih penasaran dan belum puas, aku mencoba untuk konsultasi lagi dengan Dokter Spesialis Kandungan yang lainnya, beberapa hari kemudian.
Awalnya aku ragu untuk bertanya soal ini. Tapi, firasatku sejak awal memang buruk soal ini dan ketika tau di diagnosa radang panggul, aku jadi semakin curiga kalau penyebabnya dari sana. Yaitu soal laki-laki yang belum sunat.
Berhubungan seksual dengan laki-laki yang belum sunat itu ternyata cukup berisiko. Karena katanya, penis yang tidak disunat lebih rentan terhadap bakteri atau penyakit tertentu, salah satunya infeksi menular seksual. Sehingga kebersihannya harus benar-benar diperhatikan.
Selain itu, adanya kulit kulup pada laki-laki yang tidak disunat juga merupakan faktor risiko utama dari infeksi HIV.
Gila! Gimana aku tidak histeris?!
Jujur aku panik banget dan ketakutan setengah mati. Gimana caranya aku bilang ke Harvey? Gimana caranya aku tanya ke dia, apa selama ini dia celap-celup sana-sini? Ah, tidak mungkin! Dia bisa mengamuk. Pasti!
Ya ampun.... aku harus bagaimana dong?
Aku nyaris melempar ponsel yang tiba-tiba berdering dan memunculkan nama Harvey. Ngapain dia telepon aku jam 2 pagi begini?