Bab 3 Mas crush

8.3K 330 5
                                    

Pagi hari ini, Adinda sudah di hadapkan dengan anggota OSIS yang berjaga di gerbang. Dia dikenakan saksi karena memakai kaos kaki yang tidak ada lambang sekolah.

"Namanya siapa?" Tanya salah satu anggota OSIS.

"Adinda Alethenia, 12 IPA 1, " jawab Adinda malas.

"Oke, ini surat nya jangan lupa nanti pulang sekolah kamu ke ruang OSIS,"

"Hemm, " jawan Adinda.

"Kamu kalau di kasih tau tolong jawab dengan benar!"

Adinda kenal dengan suara ini. Benar! Dia adalah Ben. Ketos si banyak aturan.

"Ish, IYAAA... " jawab Adinda sedikit ngegas.

"Kamu bisa pergi, " kata Ben menyuruh Adinda pergi dari gerbang karena menggalang jalan.

Dengan malas, Adinda melangkahkan kakinya pergi. Padahal Sri si anggota OSIS itu belum selesai bicara kepadanya. Tapi apa daya jika ketos sudah turun tangan.

(◕ᴥ◕)

"Din, tadi Lo kemana dulu?" Tanya Lena.

"Gue tadi kena saksi OSIS, Lo taulah kaos kaki gue beda, anjirr emang nih sekolah, " kata Adinda kesal.

"Lah, bukannya nih sekolah punya nenek Lo ya, " kata Dean.

"Ish, apalagi nih anak, main nimbrung aja... "

"Iya kan gue cuma ngingetin doang, kalo nih sekolah punya nenek Lo, lagian suruh siapa Lo sembunyiin identitas Lo dari publik, "

"Ck, berisik Lo! Pergi sana..." Usir Adinda.

"Niat cuma ngingetin kok, "

"Sana Dean!" Kata Lena menatap Dean tajam.

Dean menelan salivanya kasar. "Ampun suhu, jangan marahin sayaaa" kata Dean pergi.

Adinda menyenderkan tubuhnya ke dinding. Huh.. bukan nya gue gak mau buka identitas gue, cuma masalahnya kalau gue buka, mas crush bakalan kaget terus bakal sok-sokan baik, - batin Adinda.

BRAKK...

"HEY! Ngelamunin apaan Lo?" Tanya Lena menggebrak meja.

Tentu itu berhasil membuat Adinda kaget setengah mati. "Len, jangan macem-macem Len, gue lagi kesel Len.., " peringatan Adinda.

"Oke.. " kata Lena memainkan ponselnya.

(◕ᴥ◕)

Sesuai dengan perkataan dari sang OSIS Adinda, Gean, Fani, Sena datang ke ruang OSIS untuk mendapatkan saksinya.

"Permisi, " ucap Fani.

"Iya? Ada apa kalian ke mari?" Tanya OSIS yang ada di dalam.

Adinda melihat kelas di seragam kanan nya. Ouh kelas 10 yaaa.. keknya seru nih - batin Adinda tersenyum.

"Ini lagi kenapa kamu senyum-senyum sendiri?" Tanyanya lagi kepada Adinda.

"Oh maaf, tapi kita ke sini mau ketemu sama mas-- maksud saya Ben Cameron, " kata Adinda berhasil membuat teman-teman nya melotot ke arahnya.

Adik kelas itu terdiam. Dia baru pertama kali mendengar atau pun melihat ada yang mencari ketos mereka di saat pulang sekolah? Sumpah! Ini pertama kalinya bagi mereka semua.

Gean sudah tidak heran lagi. Lagian Adinda mencari mas crush nya sendiri. Ohohoho.. udah main maju nih anak - batin Gean ikut tersenyum.

"Ada gak di dalem? Mau ketemu nih, mata gue kering belum liat ayang, " kata Adinda.

"Oh udah mulai go publik ya Din... " kata Fani.

"Aduh gimana yaaa.. " kata Adinda menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

"Ada apa kamu mencari saya?"

Adinda mulai kaget, padahal dia hanya bercanda dan hanya ingin menjaili adik kelas.

"Ini kak, ada yang cari kakak, "

Adinda melotot. "Ahahaha, nggak kok gak ada yang nyari, lagian males banget kalo gue berurusan sama Lo, "

"Jadi Lo ke sini mau apa?"

"Gue ke sini sesuai janji gue sama Sri, gue kan tadi pagi kena saksi, "

"Masuk, "

"Ada Sri?"

"Sri gak ada, dia udah pulang duluan, kebetulan gue sekarang yang piket, masuk!"

"Iya iya sabar.. ya Allah punya ketos gini-gini amat dah,.. kok kalian kuat banget sih?" kata Adinda dan bertanya ke adik kelas.

Adik kelas itu hanya tersenyum simpul. Siapa juga sih kak yang kuat? Orang aku ikut OSIS cuma mau numpang nama doang, eh malah jadi babu di sekolah, - batin adik kelas.

Emang bener sih katanya, jadi OSIS itu artinya jadi babu sekolah. Harus datang ke sekolah paling duluan, pula paling terakhir, harus siapin ini itu yang di suruh sama guru.

Saat masuk ke ruang OSIS. Adinda dkk berhadapan langsung dengan ketua OSIS nya yaitu Ben Cameron. Ben meminta kertas yang mereka pegang, dan mereka memberikan nya langsung ke tangan Ben dengan cepat agar cepat pulang dan rebahan.

Mata Adinda hanya fokus kepada Ben yang sedang menulis catatan atau apalah itu. Dia melihat Ben sangat lekat.

Pengen deh rasanya pegang tangan Ben sekali aja, pengen tau tangan segede apa... - batin Adinda.

"Din..."

"Da..."

"DINDA... WOY!!" teriak Gean memegang pundak Adinda sampai Adinda sendiri tersadar dari lamunannya.

"Apaan?!" Tanya Adinda ngegas.

"Biasa aja dong, "

"Ya lagian elo ngapain ngagetin gue?!"

"Ya elo siapa suruh ngelamun?"

"Ngelamun? Heh, jangan asal bicara, "

"Aaahh terserah... Ini Lena chat gue, katanya lapak Lo beres? Dia dari tadi nungguin Lo di parkiran, "

"Hah? Lena?"

"Astaga, padahal gue nyuruh dia pulang duluan, takutnya gue di sini bakal lama, "

Ting...

____________________________________
chat
----------------

Mama🌚
Kak kamu pulang sekarang ya, ada yang mau Mama sama Papa bicarain

Ben
iya mah

____________________________________

"kalian boleh pulang, "

"Lah.. kok tiba-tiba? Mana hukuman nya?" Tanya Feni.

"Kalian beneran mau gue kasih hukuman?" Tanya balik Ben.

"Ya enggak mau sih, tapi kan biasanya juga di kasih, " kata Feni menggaruk tekuknya.

"Gue lagi capek hari ini, kalian boleh pulang, " kata Ben beres-beres batangnya.

"Oke lah, " kata Adinda langsung main pergi.

"Bye," kata Adinda sebelum pergi dari ruang OSIS.

tbc...

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang