Bab 104 Jodoh

1.4K 64 1
                                    

Hari terus berlalu, kini tinggal beberapa hari sebelum lomba cerdas cermat dan story telling disekolah. Namun Adinda merasa aneh karena beberapa hari terakhir, Maxime seperti menghindarinya.

Adinda berjalan menuju kelasnya dan melihat Maxime, ia melambaikan tangannya menyapa Maxime. "Max... Sini!" Panggil Adinda.

Maxime menengok, namun begitu melihat Adinda memanggilnya, ia langsung bingung dan pergi mengindari Adinda.

Adinda menggaruk kepalanya. "Kok malah pergi, kan mau gue ajak ke kantin bareng! Gimana sih!" Kesal Adinda.

Maxime masuk ke dalam kamar mandi pria dan menatap diri nya didepan cermin dan wastafel. Ia membasuh wajahnya dengan air.

Maxime menepuk-nepuk pipinya. "Gue kenapa sih! Max, sadar Max! Lo itu kenapa sih? Kayaknya gue anemia nih..." Pikir Maxime.

Maxime hendak keluar, namun notifikasi menghentikan langkahnya. Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat siapa yang mengiriminya pesan.

______________________________________
Chat
-----------------

+62821 xxxx xxxx
Sekarang saat nya!
Jangan lupa diri Lo!

Seketika, Maxima membanting ponselnya kelantai hingga layarnya retak, ia memukul tembok karena marah.

"Dasar jalang! Tu orang nggak bisa apa biarin gue bahagia sebentar aja!" Geram Maxime.

Maxime mengatur nafasnya yang naik turun karena marah, setelah cukup tenang, ia mengambil lagi ponselnya dan kembali ke kelas.

(◕ᴥ◕)

Di kelas.

Maxime duduk dsn mencoba tetap tersenyum, namun saat melihat Adinda sudah duduk di bangku nya, Maxime sedikit kaku.

Maxime duduk dsn menarik kursinya sedikit menjauh dari Adinda. Adinda yang menyadarinya pun bertanya. "Lo kenapa?" Tanya Adinda, ia mencium baunya sendiri. "Perasaan gue nggak bau deh..."

Maxime menggelengkan. "Eng-nggak papa kok... Cuma cari angin aja, agak panas nih kelas."

Adinda melihat jendela terbuka lebar, AC juga menyala. "Lo sakit apa gimana? Kita duduk pas di bawah AC, jendela kebuka dan pintu juga kebuka loh..."

Maxime melihat kearah jendela. "Oh iya..." Maxime merasa canggung karena ada Adinda didekatnya.

Adinda melihat Maxime dari samping kanan, Maxime menengok ke kiri. Adinda menyapa di bawah meja, Maxime mendongak ke atas. Adinda jengkel dan pundak duduk di depan Maxima sambil menghadap ke arah Maxime.

Maxime masih saja menghindari tatapan mata Adinda. Adinda memejamkan matanya geram. "Lo itu kenapa sih? Takut gue hipnotis apa gimana?!" Kesal Adinda.

"Enggak... Gue cuma, cuma kelipatan aja kok."

Adinda memasang wajah cemberut nya. "Lo jadi nggak asih sekarang!"

"Gue cuma kelipatan aja, beneran deh!"

Adinda kembali ke tempat duduknya lalu membaca buku dengan wajah cemberut nya.

Maxime duduk menghadap Adinda. "Ya udah gue minta maaf. Hari Minggu mau jalan? Om gue baru buka caffe baru, caffe ala Korea."

Adinda tiba-tiba kepikiran tentang tteokpokki saat mendengar kata Caffe ala Korea. "Berarti ada tteokpokki dong?" Tanya Adinda.

"Ya jelas ada lah...

"Ok sip! Jam berapa?"

"Jam 7 malem gimana? Kita makan di lantai 2 buat lihat pemandangan juga?" Tawar Maxime.

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang