Bab 5 setuju

6.7K 303 1
                                    

Selama, perbincangan ini, Ben dan Adinda hanya saling diam, sesekali Adinda mencuri pandangan melihat atau hanya melirik sekilas ke arah Ben yang menurutnya hari ini sangat tampan.

"Jadi, kami sekeluarga Cameron ingin melamar kamu Adinda, " ucap Ayah Ben--Yudi.

Adinda kaget, mulut nya menganga. Dia melihat ke arah orang tua nya. "Mom," panggil Adinda.

"Iya sayang?"

"Maksudnya apa ini?"

Fita tersenyum. "Kamu akan menikah dengan Ben anak dari Tante Yeri dan Om Yudi... " Jawab Fita dengan lembut.

"Tapi kan--"

"Gimana menurut kamu Adinda? Kamu mau kan menikah sama Ben?" Tanya Yudi menunggu jawaban.

Adinda terdiam. "Kami sekeluarga menyerahkan semuanya ke Adinda, " kata Rafid.

Yudi dan Yeri hanya mengangguk paham. Ben hanya diam, dia sudah setuju dengan perjodohan ini, jika Adinda setuju maka dia sudah berhak atas segalanya.

"Aku..."

Mendengar satu patah dari mulut Adinda, mereka semua langsung fokus dan tak sabar menunggu jawaban nya.

Apa gue terima aja ya? Tapi gue kan masih sekolah... Gue emang suka sama Ben tapi, apa harus sampai menikah segala? - batin Adinda.

"Jadi apa jawaban nya nak?"

Adinda menarik napas dan menghembuskan nya pelan. "Iya, aku terima perjodohan ini, " jawab Adinda menjawab dengan mata tertutup.

"Alhamdulillah," semua bersuara kecuali Ben dan Adinda.

"Sekarang, gimana kalau kita tinggal membicarakan tanggal pernikahan,"

"Mm, menurut saya, gimana kalau pernikahan di mulai seminggu lagi? Minggu depan,"

Ben dan Adinda kaget mendengar hal itu. "Yah, apa gak terlalu kecepatan?" Tanya Ben.

"Enggak, menurut Ayah, ini sudah pas dan bagus..." Kata Yudi.

"Tapi--"

"Nak, Adinda setuju kan kalau pernikahan ini di lakukan Minggu depan?"

Adinda masih bingung, bahkan tadi saja dia mengambil keputusan masih ragu. "Mm.. aku--"

"Iya setuju, " potong Rafid mengangguk pelan.

"Dad..."

"Syutt.. "

"Oke, kalau begitu, kami pulang dulu ya, besok kalian sekolah.... Untuk urusan pernikahan ini, serahkan saja kepada kami.. "

"Saya pergi dulu ya jeng, "

"Iya jeng, hati-hati, "

Dan keluarga Cameron pergi dari kediaman keluarga Adinda.

(◕ᴥ◕)

Setelah perbincangan soal perjodohan itu. Adinda terus saja mengomel soal tadi. Dia terus menyalahkan Daddy dan Mommy nya yang tidak memberitahu apa pun kepadanya selama ini.

"Kenapa kalian..."

"Maaf sayang, kalau kami gak ngelakuin ini kamu gak akan setuju soal pernikahan ini, " kata Rafid.

"Ya tapi kenapa harus aku?" Tanya Adinda masih marah.

"Karna dulu Daddy dan Yudi sudah berjanji akan menjodohkan anak kami jika kalau anak kami laki-laki dan perempuan, " jelas Rafid.

"Mommy juga sama, mommy sama Tante Yeri sudah berteman sejak SMP saat itu kami sudah membicarakan soal menjodohkan anak, dan akhirnya... Tercapai... " Ucap Fita senang.

"MOMMY!" Teriak Adinda. Kedua orang tua nya hanya tertawa senang.

Adinda kembali ke kamarnya dan tidur. Tidak! Mungkin dia tidak bisa tidur malam ini. Pernikahan akan di mulai Minggu depan.

"ANJIRRR ARRGGHHH...!!! Kenapa gua terima perjodohan ini?!"

Adinda bangun dari tidur nya dan melihat ke sekeliling nya. "Gue harus bicara sama Ben.." gumam Adinda.

Adinda turun dari kasurnya dan berjalan menuju meja belajar yang terdapat komputer dan buku-buku nya.

LINE
-----------

Ben Cameron: kenapa Lo terima perjodohan ini?"

Baru saja dia akan meng-chat Ben, tapi tampak nya lelaki itu sudah lebih dulu meng-chat nya.

Adinda Alethenia: gue juga mau tanya hal itu ke elo

Ben Cameron: gue nanya, kenapa Lo belum jawab

Adinda Alethenia: gue ngelakuin itu demi ortu gue, kalau elo sendiri, kenapa Lo Nerima perjodohan ini?"

Ben Cameron: gue juga sama, demi ortu

Adinda Alethenia: oh

Itulah jawaban dari Ben dan Adinda, hanya saling chat-an tak satu menit, tapi sepertinya Adinda sudah tau apa tujuan Ben menerima perjodohan ini, sama seperti dirinya. Demi orang tua, demi kebahagiaan mereka.

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang