Bab 101 Kesepian

1.5K 83 0
                                    

Adinda sontak terdiam, ia tak tau harus merespon dengan apa. Ben memejamkan matanya dan memeluk Adinda dengan sepenuh hati.

"Jangan tinggalin gue lagi! Gue bakal turutin semua kemauan Lo, tapi jangan tinggalin gue lagi! Gue pasti bongkar semua kebusukan Ara, Lo jangan takut. Ada gue di sini!" Kata Ben.

Adinda terkejut mendengarnya. "Lo udah tau kalo ini semua rencana Ara?" Tanya Adinda.

Ben melepaskan pelukannya dsn mengangguk. "Setelah lo pergi, Ara terus kejar gue cuma buat gue lupain Lo dsn jadian sama dia. Pasti gue bokek lah! Gue aja nggak tau kalo sebenernya dia itu kayak gitu."

Adinda tertegun mendengar pengakuan Ben, ia kagum sekaligus terkejut dengan kata-kata Ben. "itu anak Suak banget sih ambil job setan, suka banget goda manusia!" Geram Adinda.

"Udah biarin! Kira bongkar semua kelakuan dia abis itu kita ruqyah bareng-bareng!'

"Hahahaha..."

Ben berdiri dan memandangi Adinda dari atas sampai bawah. "Lo kok berubah ya... Tapi apa yang berubah." Ben memegangi dagunya sambil berpikir. "Kom Lo jadi cantikan sekarang?'

Adinda menunjukkan puppy eyes nya. "Jadi dulu gue nggak cantik gitu?" Kata Adinda dengan imut.

Ben kebingungan. "Eh enggak... Enggak gitu! Maksudnya, kok Lo jadi lebih cantik sekarang. Melihat lebih terawat aja gitu."

Adinda mengalihkan wajahnya. "Efek salin memang tak bisa di bohongi." Adinda kembali memandang Ben. "Kenapa? Nggak boleh ya jadi lebih cantik?"

"Bo-boleh... Kata siapa nggak boleh? Malah lebih enak di pandang gitu, tapi jangan terlalu cantik di depan cowok lain ya!" Pesan Ben.

"Bodo amat... Gue kan cantik buat diri sendiri sama suami, kalo orang lain lihat mah gue gak peduli, karena apa? Karena mereka punya mata, jadi wajar kalo lihat. Yang nggak wajar itu kalo gue tebar pesona biar mereka naksir gitu. Btw, gue emang mempesona sih..." Kata Adinda dengan percaya diri.

Ben menatap sinis Adinda. "Tumben Lo wangi... Emang udah mandi?"

"Ketika ada parfum, kenapa kita harus mandi pagi?" Tanya Adinda dengan percaya diri nya.

Ben menatap Adinda datar, ia kira Adinda sudah berubah saat menjadi cantik. Ternyata sama saja, ia masih malas mandi pagi.

"Eh Lo tau nggak panti asuhan deket sini?" Tanya Adinda.

"Buat apa?"

Adinda menunjukkan keranjang yang penuh dengan baju-baju lamanya. "Ini baju pada karang gue pake dan masih bagus-bagus. Bahkan ada beberapa yang masih baru, daripada gue buang, mending kasih ke yang membutuhkan aja. Sama beberapa komik lama gue nganggur, gue kasih ke mereka aja."

"Baiknya istriku..." Ben gemas dan mencubit pipi Adinda. "Ya udah buruan mandi... Gue anter ke sana!"

"Kan ada parfum... Ngapain mandi?"

"Ya Allah Din..."

Ben langsung mengangkat Adinda ke pundaknya lalu membawanya kedalam kamar mandi.

"Mandi sekarang!"

"Padahal gue udah pake parfum!" Gerutu Adinda dengan lirih.

"MANDI!!!"

"Iya-iya..."

Adinda pun menurut dan mandi sesuai keinginan Ben. Saat selesai mandi, Ben sudah turun untuk menunggu dibawah.

Adinda duduk dengan baju feminim nya di depan cermin. "Saatnya tunjukkan bakar kefeminiman ku!"

Dengan lihai Adinda memoleskan tiap alat make up kesalahan, smnggus karena alat-alat kecantikan seperti eyeslasg Curler, hair Curler, dan lainnya. Memakai anting dan kalung yang sesuai dengan outfitnya

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang