Bab 103 Masih Kalah Jauh

1.3K 84 2
                                    

Siswi itu merasa tersinggung lalu pergi meninggalkan Adinda begitu saja. Adinda hanya tersenyum sinis. "Gue peringatin kalian semua, mental masih lemah, jangan coba-coba adu mulut sama gue!"

Salah seorang siswa datang dan berkata dengan nada menyindir. "Belagu bener jadi cewek... Palingan juga nggak tajir-tahir banget Lo, punya pacar 1 aja belagu."

Adinda menatap anak itu dari atas sampai bawah. "Sultan itu di akui sayang, bukan mengakui. Untuk masalah pacar... Gue nggak di jual apalagi di obral, makanya cuma punya 1. Ya kalo Ferrari pembelinya sebanyak Avanza? Tai ah, mau di jelasin kayak gimanapun otak Lo nggak nyampe!"

Adinda melenggang pergi dengan anggun meninggalkan anak itu, Adinda sedang malas berurusan dengan orang-orang tidak berguna seperti mereka.

(◕ᴥ◕)

Di kelas.

Adinda berjalan dengan anggun memasuki kelasnya, seisi kelas langsung heboh melihat Adinda yang berubah 180°

"Ini Adinda kan?" Tanya Dean heboh.

"Ini mata gue yang buta apa gimana? Kok Adinda jadi cantik?"

"Hareudang hareudang..."

Adinda duduk dengan angkuh di meja nya, ia membuka tas nya dan membaca buku catatannya lagi untuk mengulang materi.

"Wow... So seksihhh...." Gurau Gean.

"Impresif..."

Adinda menaruh bukunya di meja. "Apa sih apa? Kenapa?"

Dean berputar melihat Adinda dari samping, depan dan belakang. "Ini beneran Adinda kan? Terakhir kita ketemu, Lo kan masih kayak mas-mas. Kenapa sekarang jadi eonnie-eonnie?"

"Kenapa gue cantik ya?" Tanya Adinda dengan percaya diri. "iya tau kok, udah ya jangan di puji lagi. Nanti gue ke-pd an."

Kedua temannya seolah-olah menyesal karena memuji Adinda. Maxime masih memperhatikan Adinda, ia masih tak percaya kalau Adinda tiba-tiba saja jadi seperti ini.

"Lo nggak Kesamben kab Din?" Tanya Maxime memastikan.

"Dih... Enggak lah, kenapa?"

Maxime menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Enggak... Heran aja, kok beda gitu. Biasanya kan Lo cuek banget sama tanggapan orang. Dan tadi Lo berani speak up."

Adinda menghela nafas. "Huh..." Ia menutup bukunya yang ada di atas meja. "gue pernah denger, ada 2 tipe orang di dunia ini. Yang satu, orangnya gak enakan, dan ada yang satunya seenaknya sendiri. Hatters nggak akan puas sebelum gue sejatuh-jatuhnya."

"...."

"Kalo gue nggak bertindak, mereka bakal lebih seenaknya sendiri. Sampai kapan gue mau hidup di bawah bayangan orang lain? Cepat atau lambat, gue harus bisa berdiri di atas kaki gue sendiri."

Prok... Prok... Prok...

Diva dan Lena yang baru datang pun langsung bertepuk tangan mendengar kata-kata Adinda.

"Wow... So savage baby..." Ujar Diva.

"Lo udah berubah ya sekarang... Jadi makin cantik dan makin pinter, gimana? Paham nggak sama catatan yang gue kirim kemarin?" Tanya Lena.

Adinda mengangguk. "Iya paham kok, makasih ya. Udah mau gue repotin kayak gitu."

"Nggak papa, santai."

Mereka duduk menunggu bel pelajaran dimulai. Setelah pelajaran di mulai, para guru& yang terkejut karena Adinda bisa memahami semua materi padahal terlambat masuk 1 Minggu.

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang