Bab 86 Ujian

1.5K 78 0
                                    

Acara di Tebing Breksi sudah selesai, untuk tempat terakhir ada di Malioboro. Di Malioboro anak-anak langsung jalan-jalan mencari pernak-pernik Jogja, mencoba kuliner Jogja dan banyak yang berfoto di jadikan kenangan. Ben dan Adinda juga sempat berfoto.

Adinda dan Ben juga sibuk membeli makanan dan camilan, Adinda juga membeli beberapa pernak-pernik untuk sekedar kenang-kenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adinda dan Ben juga sibuk membeli makanan dan camilan, Adinda juga membeli beberapa pernak-pernik untuk sekedar kenang-kenangan.

"Ay bagusan yang mana? Yang ini apa yang ini?" tanya Adinda sambil menunjukkan beberapa gantungan kunci.

Ben sedikit kelelahan. "Pilih aja semua, beli aja semua dari pada bingung, "

Adinda menyadari raut wajah Ben yang nampak lelah. "Lo kecapekan ya? Tunggu bentar gue bayar, abis itu cari tempat duduk!"

Adinda segera membayar barang yang ia beli dan mencari tempat duduk untuk istirahat. "Lo duduk sini bentar, bawain tas gue ya!"

"Mau kemana? Jangan jauh-jauh!" pesan Ben.

"Enggak kok, udah tunggu aja bentar! Jangan genit sama cewek Jogja!" ucap Adinda dengan nada sedikit mengancam.

Ben hanya terkekeh. "Hehehe.. enggak kok."

Adinda pergi meninggalkan Ben sebentar, ia membeli sesuatu lalu menyembunyikan nya di balik badannya. Namun ia malah melihat Ara yang tampak mendekati Ben, Adinda pun mempercepat langkahnya.

"Lo ngapain di sini?" tanya Adinda sinis.

"Oh enggak kok, cuma kebetulan lewat aja. Ganggu ya?" tanya Ara basa-basi.

"Iya ganggu, Lo boleh pergi!" ujar Adinda dengan santai.

Ara masih mencari alasan agar tidak pergi. "Enggak boleh gabung ya?"

"Enggak boleh!"

"Bentar aja, gue masih nunggu temen juga di sana..."

Adinda tak ingin basa-basi lagi. "Lo mau gue jelasin pake bahasa Indonesia? Bahasa Jawa? Bahasa Sunda? Bahasa Alien apa pake bahasa hewan biar Lo paham?!"

"Oh ya udah deh... Gue pergi dulu ya, sorry ganggu..." Ara pun pergi dan tak menganggu Ben lagi.

Ben hanya terkekeh dan memperhatikan saja betapa ganasnya Adinda saat cemburu. Adinda geleng-geleng kepala karena Ara yang keras kepala.

Adinda duduk menghadap Ben. "Tadaaa... Nih buat kamu, " adinda mengeluarkan 2 cone Chocolate Choco chips Ice Cream.

"Dapet dari mana?"

"Beli lah... Masa nyolong, " jawab Adinda. "Lo kan pernah bilang kalo coklat bisa bikin seneng, mood bagus dan jadi semangat. Makan gih biar semangat lagi..."

Ben senang karena Adinda sedang perhatian saat ini. "Tapi bukannya kebalik ya? Harusnya gue yang beliin, kok malah cewek yang beliin sih?"

Adinda berpikir sejenak. "Iya juga sih, tapi masa bodoh. Yang penting makan es krim coklat!"

Mereka berdua pun memakan es krim bersama sambil melihat pemandangan malam Malioboro. Namun mereka berdua masuk bus lebih awal, Ben meminta izin untuk tukar Bus.

Untungnya Bus Adinda memiliki beberapa kursi longgar akhirnya Ben pundak ke Bus Adinda. Meraka berdua duduk di kursi belakang agar lebih tenang.

"Gue duduk deket jendela ya!" pinta Adinda.

"Iya terserah..."

Maxime sedikit kesal karena Adinda pundak kursi dan duduk bersama Ben, tapi ia juga tak bisa memaksa keinginan Adinda.

Pikir Maxime. "Hati gue kenapa sih! Kenapa kesel kalo liat mereka berdua! Kan nggak ada hubungannya sama gue!"

Selama perjalanan pulang, Ben benar-benar kelelahan. Menjadi ketua kelompok dan Ketua OSIS membuatnya bekerja 2x lebih berat. Adinda pun juga menyadarinya, ia menyandarkan kepala Ben di pundaknya.

"Lo pasti capek banget, gue yang cuma nikmatin Tour aja capek, apalagi Lo..." batin Adinda saat melihat wajah Ben yang polos saat tidur.

Adinda mengelus kepala Ben lembut dan lambat lain Adinda juga mengantuk. Mereka berdua pun akhirnya tertidur lelap selama perjalanan pulang.

(◕ᴥ◕)

Beberapa Bulan Kemudian.

Tak terasa sudah beberapa bulan setelah kegiatan Tour, kini Adinda di hadapkan dengan ujian nasional. Dan besok adalah hari pertama ujian.

Biasanya Adinda akan bersantai dsn hanya mengandalkan contekan dari teman, namun sekarang berbeda karena Ben telah masuk ke dalam hidupnya.

"Din belajar sekarang! Ayo gue bantuin!" ajak Ben.

Adinda masih rebahan santuy di atas kasur nya. "Bentar lagi! 5 menit lagi deh, " jawab Adinda yang masih sibuk dengan game online nya.

Ben menarik kaki Adinda kencang hingga Adinda hampir jatuh dari kasur. "Belajar sekarang apa gue sita Hp-nya!" tegas Ben.

Adinda berdecak. "Ck, aelah ay, ay... Gue bukan anak SD lagi. Sita-sitaan Hp segala.." Cibir Adinda.

"Makanya tingkah jangan kayak anak SD! Udah gede kan? Tau waktu belajar kan?" tanya Ben.

"Ck..."

"Kalo nilai Lo kali ini nggak naik, nggak udah ikut liburan ke Disneyland ajalah... Lo di rumah aja sendiri, gue nggak ajak!" ancam Ben.

Mendengar kata liburan ke Disneyland membuat hati Adinda tergerak, ia langsung turun dari atas kasurnya dan semangat untuk belajar.

"Oke gue siap! Mana yang harus gue pelajarin?" tanya Adinda antusias.

Ben senang melihat Adinda yang semangat belajar, ia pun mengajak Ben untuk pergi ke ruang belajar nya agar bisa lebih fokus.

(◕ᴥ◕)

Ruang belajar

Ben sibuk mendekatkan beberapa rumus matematika, fisika, dan kimia. Meskipun Adinda tak paham, ia tetap mengiyakan kata-kata Ben agar tampak paham.

"Jadi kalo udah kayak gini tinggal Lo jumlah dan ketemu deh hasilnya. Gampang kan? Ini dasarnya ilmu matematika kelas 3 SD. Pasti gampang deh! Coba kerjain sendi, gue mau baca buku bentar!" pinta Ben.

"Ok!"

Ben memberikan contoh soal pada Adinda agar di kerjakan, setelah itu Ben membaca buku sambil menunggu Adinda selesai mengerjakan soalnya.

Namun adinda banyak tingkah, ia memilih duduk di depan Ben dengan alasan tidak percaya Dudi saat terus di awasi Ben.

"Kerjain bener-bener!" pesan Ben.

"Iyaaa..."

Adinda menaruh buku di atas meja dan membuat 1 buku berdiri di depan wajahnya agar lebih mudah membaca soal.

Tak terasa sudah 15 menit berlalu, Ben yang menyadarinya pun terkejut. Ia memanggil-manggil Adinda.

"Din... Dinda... Udan selesai apa belum soalnya?" tanya Ben

Tak ada respon dari Adinda, Ben pun menarik buku di depan wajah Adinda. Ternyata Adinda tertidur sejak tadi, tak ada 1 soal pun yang di kerjakan Adinda.

Ben memijat pelipisnya. "Ni anak enaknya di apain ya..."

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang