Adinda bersemangat mendengar akan dibelikan makanan oleh Ben. Adinda langsung berpikir, apa yang enaknya ia makan
Nasi Padang? Nasi goreng? Soto? Mie ayam? Yakiniku? Chicken Steak? Chicken Burger? Bakso? Ahh... Semua enak, jadi pengen makan semua nya! - batin Adinda.
Adinda kembali mengingat kata-kata Diva mengenai Kalori. "Ehm... Nggak udah deh ay, aku udah kenyang, tadi udah makan di rumah Diva, "
"Beneran?"
"Iya beneran!'
"Emang makan apaan?"
"Nasi sama ayam bakar madu, enak kan? Iyalah..."
"Oh... Kalo laper bilang, jangan di tunda!"
"Oke!"
Adinda menelan ludah nya dan menahan nafsunya saat mencium bau sate ayam di pinggir jalan.
Kapan siksaan diet ini berakhir? Gue nggak mau diet-diet lagi! Gue mau makan! - teriak Adinda dalam hati.
Adinda mengotak-atik ponselnya lalu meminta Ben untuk mampir ke Hypermart.
(◕ᴥ◕)
Di Hypermart.
"Mau beli apa sih?" tanya Ben penasaran.
Adinda membuka pintu mobil, "Beli susu, lagi pengen susu!"
"Nggak mau susu segar?"
"Maa... Nggak deh, nggak terlalu suka, "
"Ya udah ayo gue anterin!"
"Nggak usah..."
"Nggak papa, malem-malem nggak baik cewek pergi sendirian!"
Adinda hanya pasrah saat Ben memaksa ikut masuk ke dalam Hypermart. Adinda dengan ragu-ragu mengambil keranjang belanja. Ben merasa aneh dengan tingkah Adinda.
"Lo kenapa sih?" tanya Ben.
Adinda memandang Ben dengan puppy eyes-nya. "Beliin ya... Bubu yang bayarin ya..."
Ben salah tingkah, wajahnya sedikit memerah. Ia langsung berdehem sambil menutupi sedikit wajahnya. "Ya udah sambil aja apa yang Lo suka! Gue yang bayar!"
"Makasih.... Sayang deh sama Bubu..."
Adinda jingkrak-jingkrak pergi menuju tempat yang ia inginkan. Sementara Ben ingin tenggelam rasanya, sejak kapan panggilan nya menjadi bubu? Bukankah itu terlalu romantis?
Adinda pergi ke tempat susu, ia melihat dengan seksama tak susu dari ujung Utara sampai ujung selatan.
"Mama sih? Nah ini dia!"
Adinda langsung mengambil beberapa kotak susu Diamond Low Fat dan Ultra Milk Low Fat Hi-Calcium.
"Akhirnya... Moga-moga nggak laper!"
Ini terjadi karena tadi Adinda tadi membaca sebuah artikel yang menerangkan kalau kedua sisi itu mengandung kalori di bawah 100. Makanya Adinda langsung gercep otw beli.
"Ok, pasti lebih gampang! Harusnya Diva bolehin lah... Kan kalorinya rendah!"
Adinda membeli beberapa camilan rendah lemak lainnya untuk orang diet dan beberapa porsi Oatmeal untuk sarapan pagi.
Adinda melihat keranjang belanjaan nya yang penuh. "Nah udah... Lah, banyak banget aku ambil nya, Ay bangkrut nggak ya setelah ini?" Adinda bergumam.
"Ehem... Gimana udah?" Ben berdehem menyapa Adinsa.
"Udah... Yuk bayar!"
Adinda dengan pd-nya berjalan menuju kasir untuk membayar belanjaan nya. Ia segera menyerahkan semuanya pada Ben.
"Lo bayarin kan?" tanya Adinda memastikan.
"Iya... Jangan khawatir!"
"Makasih bubu..."
"Ehm... Lo tunggu di mobil aja, biar gue yang bawa belanjaan nya!"
"Makacih...." ucap Adinda imut.
Beuh... Damage-nya kuat dek...- batin Ben menahan senyumnya.
Adinda pergi menunggu di mobil. Setelah menyelesaikan pembayaran, Ben membawa belanjaan Adinda..ia melihat apa yang dibeli Adinda karena penasaran.
"Ni anak beli apa sih? Sampe berat banget!" keluh Ben.
Ben melihat ke dalam kantong plastik yang terdapat banyak makanan rendah kalori.
"Ini bukannya makanan orang diet? Dia ngapain beli ini? Masa dia mau diet? Nggak mungkinlah, dia aja makanan nya se-baskom gitu..."
Ben berjalan ke parkiran dan segera pulang ke rumah.
(◕ᴥ◕)
Rumah keluarga Cameron
Sesampainya di rumah, Adinda langsung menyimpan semua belanjaan nya di lemari khusus. Ia beranjak pergi untuk mandi karena badannya lengket dsn kecut.
Ben hanya sibuk membaca buku di kasur. Selesai mandi, Adinda keluar dengan handuk kimono di atas lutut dan rambut panjang yang terurai basah karena Adinda baru selesai keramas.
"Udah mandi nya?" tanya Ben yang masih fokus dengan buku.
"Udah..."
Pandangan Ben mulai naik, ia terkejut dengan penampilan Adinda yang terlihat 'seksi' malam ini di matanya. Saking terkejutnya Ben, ia sampai menjatuhkan buku di tangannya.
"Besok gue ada acara di sekolah sama Diva... Jadi Lo nggak usah tunggu gue pulang. Lo balik duluan aja..." ujar Adinda sambil duduk di depan meja rias dan mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"A-a-acara apa?" gagap Ben.
"Ada deh... Kepo banget jadi orang! Pokoknya besok gue balik telat, Lo nggak boleh protestan karena gue udah ijin!"
"Hm..."
Ben mulai tak fokus, naluri prianya muncul. Bagaimana pun, Ben itu tetap pria normal. Dengan pemandangan indah seperti ini? Tidak mungkin jika ia tak tergoda.
"Pertandingan basket Lo kapan?" tanya Adinda yang masih sibuk mengeringkan rambut nya.
Ben berjalan mendekati Adinda. "1 bulan lagi..."
"Oh... Semangat ya!"
"Hm..."
Adinda sedikit terkejut saat tiba-tiba Ben sudah berada di belakang nya. Ben memeluknya dari belakang.
"Lo diet ya?" tanya Ben lembut.
"Hah? Enggak... Kata siapa?" ucap Adinda mengelak.
"Nggak usah diet... Lo cantik bagaimanapun juga, "
"I-iya, "
Ni cowok perayu handal bener deh, kayaknya ketularan Dean nih... - batin Adinda.
Adinda sedikit salah tingkah dengan kata-kata Ben. Ben menaruh kepala nya di pindah Adinda, Adinda merasa geli dengan itu. Bagaimana tidak, Ben punya dagu runcing dan rahang yang tegas.
Ben mencium rambut Adinda yang beraroma jeruk yang sedikit manis, itu sangat menenangkan untuk nya.
"Udah Ben, aku anu... Mau... Mau ganti baju!" gugup Adinda.
"Kenapa buru-buru? Keringin dulu rambut nya, " jawab Ben dengan mata terpejam.
Adinda lambat berdiri dan membuat Ben sedikit terhempas, ia langsung berlari masuk ke dalam ruang ganti lalu mengunci pintu.
"Ya Allah... Ini jantung mau lepas rasanya!" gumam Adinda memegangi dadanya.
Ben di kuat memegangi kepalanya. "Astagfirullah... Bisa-bisa nya masih tergoda? Ingat Ben, ingat! Kalian masih SMA, Gimana masa depan Adinda kalo dia hamil dulu? Belum waktunya Ben! Dia yang dulu belum balik!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush My Husband [TAMAT]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Adinda Alethenia dijodohkan dengan crush nya sendiri. Ben Cameron adalah ketus OSIS di salah satu sekolah SMA Cemara. Laki-laki dengan ketampanan nya yang sungguh membuat hati para kaum hawa meleleh. Putra tunggal di k...