Bab 85 Perasaan Kacau

1.7K 86 0
                                    

Setelah selesai di Kebun Binatang dan Keraton, anak-anak pergi menuju Pantai Parangtritis.

Adinda menghela nafas melihat cuaca. "Hah... Cuacanya panas banget dah. Gimana mau main air? Pasti terasa kebakar di kulit..."

Andres yang duduk dibelakang Adinda pun langsung muncul dan ikut bersuara. "Ingin kulit tetao cerah dan tidak terbakar meski bermain panas-panas? Cobain Suncream ini, di jamin anti sama kulit belang! ujar Andres sambil menirukan suara orang promosi.

Adinda menatapnya datar. "Promosi Lo?"

"Kemarin gue tuh di endorse ini, eh bagus banget dong ternyata. Nih mau? Gue kasih satu deh..."

"Kalo gratis siniin dah..."

Sesampainya di pantai, anak-anak langsung bermain air. Sedangkan Adinda masih celingukan mencari Ben.

"Di mana sih tu anak? Kok nggak muncul-muncul!" kesal Adinda karena tak kunjung menemukan Ben.

Diva mengibas-ngibaskan tangannya karena cuaca yang sedang terik. "udah tinggal main aja dulu, nanti juga muncul sendiri orangnya!"

Adinda pun mengikuti saran Diva. Ia mulai bermain-main pasir dengan lain. Namun tiba-tiba matanya tertuju pada seorang anak yang tampak berlari membawa Es Kelapa Muda ditangannya sambil menemui Amel. Adinda yang penasaran pun mengikuti nya.

Amel mengambil es dari anak itu. "Ok... Lo beliin gue beberapa camilan dong, pake duit Lo ya! Abis itu jagain tas gue sama yang lain di sana!" perintah Amel sambil menunjuk ke suara arah.

"Iya Mel..." jawab anak itu patuh.

Adinda yang melihatnya pun tak bisa menahan emosi nya, ia langsung datang dan menarik tangan anak itu agar tidak pergi.

"Gue kira setelah kejadian waktu itu, Lo udah berubah. Ternyata enggak ya, memang kalo titisan setan sudah di bilangin ya." ejek Adinda santai.

Amel tersulut emosi mendengar kata-kata Adinda. "Apa kata Lo! Jaga mulut Lo, pergi sana! Ini bukan urusan Lo ya! Suka banget ikut campur urusan orang!"

Anak yang di Bully oleh Amel pun berniat menghentikan Adinda. "Din, udah biarin aja, gue nggak papa kok, "

"Gak usah takut, gue di sini! Lo kan masih berani gangguin dia lagi, urusan Lo sama gue setan! Nggak bisa gue bilangin, gue ruqyah Lo lama-lama!" kesal Adinda sambil mencengkram kerah baju Amel lalu menghempaskan Amel.

Amel yang merasa terancam hanya bisa pergi dengan dendam di hatinya, ia tam mau berurusan lagi dengan Adinda. Namun ingin membalaskan dendam nya pada Adinda.

Adinda melihat anak yang tadi di Bully. "Siapa nama Lo?"

"Alyn, "

"Kenapa Lo diem aja sih waktu di gituin? Udah tau Amel orang nya kayak gitu, harusnya Lo lawan!" kesal Adinda.

"Gue nggak berani, gue bisa sekolah aja udah untung. Keluarga gue pas-pasan, dan sekolah ngandelin beasiswa, gue nggak mau kecewain orang tua karena di keluarin. Dan gue tau kalo keluarga Amel itu punya kekuasaan, "

Adinda menghela nafas panjang. "Hah... Ya tetap salah. Gini deh, selagi Lo berani lawan Amel, gue jamin Lo nggak bakal di keluarin! Gue jamin 100% kalo masih ragu, sering-sering aja deketin gue ya!"

"Iya Din, makasih ya..."

Adinda kembali bersama teman-teman nya untuk bermain air. Selama ada Ben, Maxime tidak terlalu berani mendekati Adinda.

Puas bermain air, waktu di pantai pun habis. Semua pun berganti pergi ke Tebing Breksi. Pemandangan yang mereka dapat saat sunset benar-benar menyejukkan mata. Begitu indah di pandang, hingga semua langsung menyebar mencari post foto yang paling bagus.

Ben dan Adinda sedang duduk di salah satu tebing menyaksikan pemandangan sunset.

Adinda yang sedang bersandar di pundak Ben pun memanggil kekasih halalnya itu. "Ay..."

"Apa?"

"Seumpama nih, suatu saat gue buat kesalahan yang akibatnya parah, Lo bakal ngapain? Belain gue atau buat kebohongan demi nyelametin gue?" tanya Adinda tiba-tiba.

Ben hanya menjawab nya dengan santai. "maka mulai sekarang gue bakal terus berdoa semoga nggak bakal terjadi apa-apa sama Lo, dan situasi yang Lo maksud nggak akan pernah terjadi, "

Adinda tersenyum hangat mendengarnya, seolah ia benar-benar ingin memberikan seluruh hatinya pada Ben. Tapi rasa kehilangan membuat Adinda sedikit takut, ia tak ingin terlalu mencintai manusia.

Adinda berkata dalam hatinya. "Andai gue bisa kasih seluruh hati gue buat Lo, gue kasih deh... Tapi kehilangan berkali-kali mengajarkan sesuatu buat gue. Gue nggak boleh terlalu mencintai manusia, karena ada pertemuan pasti ada perpisahan, "

Maxime yang sedang lewat tak sengaja melihat pemandangan itu, ia langsung berhenti sejenak dan terdiam. Ada sebuah rasa yang tak bisa di jelaskan.

"Kenapa perasaan gue kacau gini sih? Padahal bukan ini tujuan gue sebenernya. Tapi gue bener-bener nggak rela rasanya lihat mereka berdua saling suka. Apa jangan-jangan, gue suka sama Adinda?" tanya Maxime pada dirinya sendiri.

Ting...

______________________________________
Chat
-----------------

+62821 xxxx xxxx
Kerjaan Lo ngapain aja sih! Nggak becus ya! Gue suruh Lo apa?

Sebuah pesan masuk, pesan itu memaki-maki Maxime. Tentu saja Maxime kesal dengan isi pesan itu.

______________________________________
Chat
-----------------

Maxime
Hanya karena Lo lebih tua dari gue, bukan berarti gue nggak berani ya! Ketikan di jaga!

+62821 xxxx xxxx
Nggak usah sombong! Lo masih di bawah gue!

Maxime
Ya, Lo yang tertinggi! Lo yang paling agung dan Lo yang paling pinter! Tapi JANGAN GANGGU ACARA STUDY TOUR GUE
SIALAN!!!

Maxime langsung memasukkan kembali ponselnya karena kesal, ia pergi ke tempat lain untuk mencari suasana lain.

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang