Adinda putus asa dan kembali berbaring di kasurnya yang empuk dan besar. Ia menatap langit-langit kamar sendiri berpikir.
"Kado apa ya? Ya Allah... Otaku nggak bakat mikir! Tolong yang lain aja, jangan mikir!" Adinda menggerutu.
Adinda kesal sendiri, tak ambil pusing, Adinda langsung otw War di Mobile Legend Bang-bang bersama Dean dan lainnya.
(◕ᴥ◕)
Besoknya di sekolah
Ben tetap saja menjaga jarak dengan Adinda. Adinda benar-benar geregetan hingga ingin segera menyeret Ben ke kamar. Ngapain ke kamar? Diskusi lah.
"Ya Allah... Pagi sekali aku berangkat hari ini!" keluh Adinda.
Adinda mengeluh berangkat terlalu pagi padahal jam menunjukkan pukul 06.44. Memang terlalu lagi untuk beruang hibernasi semacam Adinda.
"Hey Din... Lemes aja Lo, nggak sarapan?" tanya Diva yang datang sambil merangkul pundak Adinda.
"Gue dateng kepagian tau nggak!"
"Pagi? Kan 1 menit lagi gerbang di tutup Din?"
"Biasa gue dateng pas gerbang hampir di tutup. Gue jadi siswa terakhir yang masuk!"
"Kan cuma beda 1 menit. Nggak ngabuh kali Din!"
"Ya pengaruh! Lihat mata panda gue, gue kurang tidur tau nggak!"
"Bukannya Lo kurang tidur karena main game?"
"Hmm... Iya juga, ah nggak peduli!"
"Div... Diva!" salah seorang siswi memanggil Diva dari kejauhan. Mereka berdua in menengok untuk melihat siapa yang memanggil.
"Eh, ada apa Ris?" Diva bertanya.
"Lo ada temen buat join Cheers nggak? Kita kekurangan 1 personil buat lengkapin koreografi!"
"Lah, bukannya kemarin udah pas?"
Cheers? Cheerleader kah? - batin Adinda.
"Itu si Nina, kakinya retak abis jatuh dari tangga. Jadi nggak bisa ikut, Lo ada temen buat join nggak?"
"Bentar-bentar! Ini yang kalian maksud itu Cheerleader kah?" Adinda menyela.
"Iya, "
"Buat apa?"
"Buat semangatin anak-anak yang mau main di Porseni Kabupaten nanti. Khusus nya anak basket!"
"Gue aja deh yang ikut!" pinta Adinda.
Riska dan Diva lambat melongo. Mereka berdua kompak melihat Adinda dari atas sampai bawah.
Adinda geram dengan pandangan mereka berdua. "Ini kenapa sih? Liatin sampe kayak gitu!"
"Lo yakin?"
"Ini Cheerleader loh!"
"Iya yakin! Udah daftarin aja! Kalian berdua kan belum tau sisi seksi gue!" jawab Adinda dengan menunjukkan pose 'seksi'
"Ya udah deh... Besok sore pulang sekolah langsung latihan dasar ya! Sama belajar formasi!"
"Oke!"
"Makasih Riska..."
"Sama-sama!"
Adinda berpikir, apalah benar keputusan secepat ini. Seingatnya, Cheerleader itu harus lurus dan lentur. Sedangkan Adinda, mencium lututnya sendiri saat tidak bisa.
"Lo yakin mau join Cheers? Mimpi apa Lo semalem?" tanya Diva memastikan.
"Dih... Lo nggak tau sih, seberapa kuatnya kemauan gue. Jadi gini, gue minta tolong... Lo harus jadi manager buat gue sekarang, Lo harus bisa jadi pemandu buat gue biar gue bisa jadi anggota Cheerleader yang bagus ok!" pinta Adinda.
![](https://img.wattpad.com/cover/313387937-288-k147362.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush My Husband [TAMAT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Adinda Alethenia dijodohkan dengan crush nya sendiri. Ben Cameron adalah ketus OSIS di salah satu sekolah SMA Cemara. Laki-laki dengan ketampanan nya yang sungguh membuat hati para kaum hawa meleleh. Putra tunggal di k...