Pagi hari sekolah SMA Cemara. Tengah mengadakan acara bendera pada hari Senin.
"Ih, Lo mau apain gue sih? Gak usah tarik-tarik!"
"Ikut aja dulu, jangan ngelawan!"
"Nyenyenyeee.. gue gak akan ngelawan kalo Lo pada gak main tarik gue secara paksa kayak gini, Waaahh minta di baku hantam..."
"Bacot!"
Yaahh, seperti biasa, Adinda mendapat hukuman karena tidak memakai topi, dasi, kaos kaki yang tidak ada logo sekolah, rambut yang di warnai dengan warna merah.
Bukan hanya Adinda yang di hukum, tapi dua bocah curut Dean dan Gean juga ikut di hukum karna tidak memakai kaos kaki, ikat pinggang, dasi dan sepatu warna-warni seperti anak TK.
"Ini kita mau di masukin ke ruang BK?" tanya Gean ke Adinda dan Dean.
"Nggak tau!" Ketus Adinda.
Gean melirik ke sana kemari seperti sedang mencari cara agar bisa kabur.
"Jangan macem-macem bang! Kalo Lo kabur gue di tinggal sendiri di sini, mana kemarin gue habis jatoh lagi dari motor, kaki gue keseleo goblok!" kata Dean.
"Aaah anjing beban Lo!" Ketus Gean kesal.
"Bacot lo goblok, gue jatoh dari motor juga gara-gara Lo!"
"Oh iya...hehehe" Gean cengengesan dengan tampang muka tanpa dosa.
"Bisa diem gak sih kalian? Lama-lama gue bunuh kalian di sini juga, kebetulan ada pot di depan...!!" Kata Adinda melihat pot di depan nya, tepat di depan pintu ruang BK.
YA! mereka bertiga sedang berada di depan ruang BK. OSIS ya b bertugas tengah masuk ke ruang BK untuk melaporkan mereka bertiga.
Cklek...
Tak lama, pintu terbuka. Adinda, Gean dan Dean pikir itu bapak botak--guru BK yang datang, ternyata itu OSIS yang tadi menyeret mereka.
"Bhagaimana kakakh? Apah katah bapakh buotak?" tanya Adinda menambahkan alfabet H.
OSIS itu menarik nafas dan membuangnya. "Kalian bertiga kembali ke kelas, pak Yusuf nggak mau ngehukum kalian, "
"Lah, kok gak di hukum? Harusnya di hukum dong! Ya gak Din? Den?" Ujar Gean tak terima.
Adinda dan Deon mengangguk. "Kalian mau di hukum biar bolos pelajaran kan?" Tebak OSIS itu benar.
"Naaahh! Itu tau! Kenapa Lo nanya?" kata Dean dengan tampang menyebalkan.
"Masuk!"
"Anjir ngegas Cok!"
"Waaah ngajak ribut nih... Sikat jangan?" tanya Adinda kepafa Dean dan Gean.
"SIKAAAATTTT..." teriak mereka berdua.
Dan terjadilah perkelahian. Antara Adinda dan juga OSIS tadi.
(◕ᴥ◕)
"Kok Lo bisa sih luka kayak gini?" Tanya Lena yang sedang mengobati tangan Adinda yang sedikit tergores karena tercakar.
"Biasalah Lena...gue habis gelud sama OSIS tadi yang ngeret gue..." Jawab Adinda santai.
"Hadeuh, Lo itu yaa.." Lena ingin marah tapi dia urungkan.
"Apa?" Tanya Adinda.
"Nggak jadi" jawab Lena cemberut.
"Ih, jangan bikin gue penasaran Len...gue itu butuh nasehat Lo, kalo Lo gak nasehatin gue sehari dua puluh empat jam itu artinya Lo lagi ada masalah, " jelas Adinda benar.
Lena membuang nafas panjang. "Gue mau Lo jujur sama gue Din," kata Lena.
Adinda mengangguk. "Jujur soal apa?" Adinda menunggu perkataan Lena.
"Kemarin keluarga Ben datang ke rumah Lo kan? Mereka bicarain sial perjodohan Lo sama dia kan? Lo kok gitu sih sama gue? Gue kan sahabat Lo!!"
Owalah itu toh masalahnya, we pikir apaan.. - batin Adinda.
Adinda tersenyum. "Lena ku sayang, jujur, gue juga gak tau kalau bakal di jodohin sama Ben, gue tau nya pas Lo pergi dari rumah gue, terus bokap gue datang dan ngasih tau semuanya secara tiba-tiba...Lo tau kan gimana reaksi gue saat itu?" Jelas Adinda panjang lebar sambil mengelus rambut Lena lembut.
Tak lama Lena mengangguk, dia sudah tau pasti seperti apa ekspresi Adinda saat hal yang mendadak itu terjadi tiba-tiba.
"Nah itu... Jadi jangan marah lagi ya sama gue, "
"Iyaaa... "
"Makasih adek ku sayang.. "
"Iya kakak ku..."
(◕ᴥ◕)
"Btw ada yang liat Dean sama Gean kemana?" Tanya Adinda sesampainya di kelas 12 IPA 1.
"Bolos"
"Kabur lewat gerbang depan"
"Anjiss apaan tuh dua bocah, bolos kok nggak ajak, " gumam Adinda.
"Din, stop bolos okey, gue capek ngurusin Lo di ruang BK, " ujar Lena pergi ke mejanya.
"Ayolah Len.. sekarang itu jam pelajaran Biologi, gue mah ogah, males banget sama pelajaran itu.. apaan tuh harus ngapalin nama-nama alien, " kata Adinda duduk di atas meja Lena.
Lena memutar bola mata malasnya. "Padahal elo itu anak kesayangan pak Ayi, dan Lo pinter soal Biologi, giliran pelajaran nya Lo nggak mau hadir, " kata Lena menatap mata Adinda.
"Biasalah!" Kata Adinda mengalihkan pandangannya, agak ngeri kalau harus bertatapan dengan Lena.
"Duduk di meja Lo!"
"Tapi Len..."
"Gak ada tapi-tapian Di, duduk di meja Lo sekarang!"
Adinda membuang napas kasar. Dia turun dari meja Lena dan kembali ke meja nya. Walau gak ikhlas pantat nya duduk di kursi sehabis Istirahat.
Tak lama kemudian bel berbunyi nyaring. Adinda masih tetap sama, ada di kelas, itu membuat Pak Ayi sekaligus Guru Biologi heran+senang karena murid kesayangan hadir di kelas nya.
"Adinda, kamu bisa ke depan, sebutkan ada apa saja sel-sel yang ada di tubuh manusia, "
Dengan langkah yang terpaksa, Adinda berjalan ke depan dan menjelaskan satu-satu.
(◕ᴥ◕)
Adinda dan Lena hanya diam di kelas, tidak ada niat untuk pergi ke kantin.
"Udah gue bilang Lo itu pinter soal biologi, "
"Nyenye, stop Len, gue udah gak ikhlas banget ikut pelajaran Pak Ayi, kenapa sih harus gue terus yang ke depan, kan ada elo, ada Bram, ada yang lain nya juga... "
"Thidak semudah itu miskah! Gue gak pinter soal Biologi gue pinter nya soal MIPA, " sahut Bram yang mendengar pembicaraan Adinda dan Lena.
"Iya dah terserah Lo, si yang paling pinter, " kata Adinda. Lena tertawa.
"PEMBERITAHUAN KEPADA SISWA KELAS 12 KEPADA KETUA KELAS, BENDAHARA, SEKRETARIS SEGERA DATANG KE RUANG GURU UNTUK MENEMUI WALI KELAS NYA MASING-MASING."
Sekali lagi, ingin rasanya dia di bolos sekolah saja dari pada harus berhadapan dengan wali kelas nya, yaitu Bu Fitri. Dia ingin pergi dari sini sesegera mungkin.
Adinda--Bendahara, Mutia--sekretaris dan Yudi--ketua kelas.
"Dindaaaa... Ayo sayang, kita ke ruang guru, " panggil Mutia sang sekretaris.
Adinda tersenyum getir. "Len, doain gue semoga gue selamat, "
"Pasti, "
Adinda pergi bersama, Mutia dan juga Yudi menuju ruang guru, bertemu dengan Bunda Fitri di sana. Entah apa yang akan wali kelas nya bicarakan kali ini, terakhir kali berbicara soal nilai dan yang menjadi sasaran nya pasti saja Adinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush My Husband [TAMAT]
Genç Kurgu[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Adinda Alethenia dijodohkan dengan crush nya sendiri. Ben Cameron adalah ketus OSIS di salah satu sekolah SMA Cemara. Laki-laki dengan ketampanan nya yang sungguh membuat hati para kaum hawa meleleh. Putra tunggal di k...