Bab 18 Jatah

8.4K 210 0
                                    

"Mama! Motor Dinda mana? Di curi maling ya?" tanya Adinda panik.

"Hah? Oh enggak, motor kamu di bawa sama Ayah tadi, " ujar Mama.

"Loh, kok, di bawa Ayah sih ma? Kan itu motor Dinda, ayah juga udah punya mobil kenapa harus pake motor Dinda!"  kesal Adinda.

"Kan udah punya suami, ya sana sama suaminya. Buat motor, mama ambil fasilitas motor kamu!" tegas Mama.

"Ma... Mama nggak bisa gitu dong ma! Itu kan motor Find ma!" protes Adinda.

"No no no... Mama kasih kamu motor karena kamu suka dan janji bakal belajar yang bener. Tapi apa sekarang? Jadi kalo kamu belum belajar yang bener, jangan harap motor nya kembali, " ujar Mama dengan entengnya.

"Maa... Mama nggak bisa gitu ma! Itu motor Dinda!" protes Adinda.

"Mama bisa Dinda! Mama bisa kasih dan mama juga bisa ambil!" jawab Mama.

"Maa.. terus Adinda gimana sekolah nya ma? Adinda masih takut naik kendaraan umum, " ujar Adinda.

"Tuh ada sepeda, kan rodanya dua, " ujar Mama.

"Maaa.. itu sepedanya cuma satu, terus Ben gimana sekolah nya?" tanya Adinda

"Bareng aja ayo!" ajak Ben yang baru keluar.

"Nah, tuh di ajak bareng. Sana berangkat, " ujar Mama.

"Ma nggak mau, nanti kalo pernikahan Dinda ketahuan teman-teman gimana?" tanya Adinda.

"Nggak bakal, kalian kan udah deket, sama-sama nge-crushin juga, " ujar Mama.

"Maa... Adinda nggak mau! Balikin motor Adinda ma! Adinda janji nggak bakal nakal lagi, " pinta Adinda.

"Nggak bisa, sana berangkat. Nanti telat loh, " ujar Mama.

"Maaa..." protes Adinda.

"Ayo, sekolah nggak?" tanya Ben.

Dengan langkah kasarnya, adinda pergi ke halaman. Di sana Ben sudah menunggu dengan sepedanya. Awalnya Adinda melangkahkan kakinya untuk duduk seperti biasa di motor.

"Jangan duduk kayak gitu, tok kamu pendek, duduk nyamping, " pinta Ben.

"Ah nggak mau, nanti aku jatuh lagi, " tolak Adinda.

"Huh... Makanya nanti pegangan, " ujar Ben.

"Nggak mau!" tolak Adinda.

"Ya udah gue berangkat dulu, " jawab Ben.

"Eh tunggu-tunggu! Iya-iya, gue nurut!" jawab Adinda terpaksa.

Dari pada harus naik angkot ya kan - batin Adinda.

Adinda pun menurut, ia duduk menyamping dan melingkarkan tangannya di perut Ben karena takut jatuh. karena sebelumnya ia pernah di bonceng seperti ini oleh ayah Rafid dan terjatuh di aspal yang keras.

(◕ᴥ◕)

Semua mata tertuju pada Adinda dan Ben yang berangkat bersama menggunakan sepeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua mata tertuju pada Adinda dan Ben yang berangkat bersama menggunakan sepeda. Bagi orang lain itu adalah hak yang sangat so you. Namun aja juga pandangan ini menusuk mereka berdua.

Ben itu pria most wanted nya di sekolah sedangkan Adinda sendiri adalah bad girl yang paling di incar di sekolah. Meski begitu, tak pernah ada yang bisa meluluhkan hati seorang Adinda Athelenia.

"Udah kan, gue ke kelas dulu, " ujar Adinda.

"Tunggu!" cegah Ben sambil menarik tangan Adinda.

"Apaan?" tanya Adinda.

"Ikut gue dulu, " ajak Ben.

"Kemana?" tanya Adinda.

"Udah ikut, " ajak Ben sambil menarik tangan Adinda.

Gean, Dean dan Lena yang melihat nya pun terkejut, jiwa kepo emak-emak nya pun terbangun. Mereka diam-diam mengikuti Adinda dan Ben. Ben membawa Adinda ke dekat toilet.

"Kenapa sih Ben? Pagi-pagi tarik-tarikan aja, " kesal Adinda.

Ben merogoh sakunya, ia mengambil dompet dan mengeluarkan selembar Rp. 50.000 dari dompet.

Maa... Itu biru-biru Maa - batin Adinda.

"Nih saku Lo hari ini, kurang nggak? Gue belum ambil uang cash lagi, adanya cuma segitu, " ujar Ben sambil memberikan uang kepada Adinda.

"Udah-udah, cukup banget ini. Oke gue pergi dulu, " ujar Adinda yang menyahut uang di tangan Ben lalu pergi.

"Tu orang mulutnya alergi ya kalo ngomong terima kasih, " cibir Ben.

Enak deh... Mama tiap kasih uang mentok Rp 20.000 lah ini? Di tanya kurang apa enggak? Definisi orang kaya emang si Ben, - batin Adinda.

"Cieee... Yang dapet jatah dari suami!" ledek Dean yang tiba-tiba muncul.

"Astagfirullah! Kaget gue anjing!" ujar Adinda.

"Depannya doang Astagfirullah, belakang nya anjing, bego nggak habis-habis ya?" tanya Lena.

"Tau nih, ketularan kalian abisnya, " jawab Adinda.

"Ehem... Dapet jatah nih, " ledek Dean.

"Mama... Hari ini mama mau belanja apa ma?" ledek Gean.

"Emang papa maunya makan apa? Biar nanti mama masakin, " ledek Dean dengan suara yang sok memiripkan perempuan.

"Ah tai semua Lo!" kesal Adinda sambil meninggalkan teman-teman nya

"Din tunggu!" panggil Dean.

"Apa lagi?" tanya Adinda.

"Nanti kan ada pelajaran matematika tuh, colut yuk!" ajak Dean.

"Bolos maksud nya?" tanya Adinda.

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang