Bab 33 Suami nggak berperasaan

3.7K 181 1
                                    

"Gue heran... Ini sekolah terkenal bagus bahkan kelasnya internasional. Tapi kenapa mau nerima sampah-sampah kayak kalian!" ucap Adinda dengan menekankan kata-kata nya.

"LO!!!"

Fira siap melayangkan sebuah tamparan keras menuju pipi Adinda, namun saat tangannya melayang, tangan Ben lebih cepat menggenggam nya.

"BEN!!!"

Ben sedikit memutar tangan Fira, genggaman Ben semakin lama semakin erat hingga Fira mengeluh kesakitan.

"Lo nggak papa kan Din?" tanya Ben.

"Nggak papa, basah ini badan rasanya lengket semua, " jawab Adinda.

"Dre... Lo urus dia, yang ini biar gue yang urus, " tegas Ben.

"Siap bos!"

"Aww... Ben... Lepasin Ben... Ben..." keluh Fira.

Ben menyeret tangan Fira menuju depan pintu ruang BK. Fira kehilangan keberanian nya.

"Jangan pernah Lo sentuh Adinda!" tegas Ben.

"Apa-apaan sih Ben! Emang Lo siapa nya? Sekalipun keluarga nya laporin gue, keluarga dia nggak bakal menang lawan keluarga gue, " sombong Fira.

"Sekali lagi gue tau Lo bikin masalah sama dia, jangan harap Lo dan seluruh keluarga Lo bisa nginjakin kaki di sekolah ini lagi! Di luar sekolah Lo bisa buat masalah sama dia, urusan Lo sama gue!" tegas Ben sambil menatap tajam Fira.

"Mau Lo, Amel maupun kepala sekolah, siapa pun yang cari masalah sama Adinda, urusannya sama gue! Inget itu!" ancam Ben.

Ben memasukkan Fira ke BK, dengan bantuan kesaksian Ben, Fira pun ikut di skors 3 hari. Mau siapa pun yang cari masalah, Ben bisa saja buat perhitungan. Lagipula sekolah ini milik keluarga Cameron.
.
.
.
.
.

"Lo nggak papa Din?" tanya Naya.

"Nggak papa, anjir pengek hidung gue!" kesal Adinda sambil menggosok-gosok hidung nya.

"Gila ya tu anak!" kesal Maxime.

"Udah biarin aja, yang penting dia gila dan kita nggak, " jawab Adinda enteng.

"Nggak ganti baju Din?" tanya Gean.

"Ntar dulu, mau makan mie ayam gue. Udah pesen tapi nggak di makan itu mubazir, dosa, " jawab Adinda.

"Allah! Ada ya manusia kayak dia, " ucap Lena tak percaya.

"Div... Gue hargai keberanian Lo, tapi lain kali mending Lo hindarin lah geng mereka, " ujar Adinda.

"Emang kenapa Din?" tanya Diva.

"Mereka itu kayak anjing gila, kalo Lo ladenin nggak ada habisnya. Lagian nggak ada siapa pun yang kuat hadepin gue selain Ben, " jelas Adinda.

"Ben?"

"Yang tadi narik Fira pergi, dia Ketos dan anak pemilik sekolah ini, " jawab Lena.

"Oh..."

"Btw Lo kenapa pindah ke sini Div?" tanya Lena sambil mengusap wajah Adinda dengan tisu.

"Hmm... Dulu di sekolah lama gue, ada yang bully gue karena iri. Gue bully balik, malah dia takut terus pindah sekolah, eh anak-anak lain malah nyalahin gue, " jelas Diva.

"Keknya anak-anak di sekolah lama Lo pada buta ya?" tanya Adinda.

"Ya gimana... Dulu gue punya lebih banyak hatters dari pada temen, " jawab Diva.

"Tenang aja... Sekarang kita semua temen Lo kok, " sela Maxime.

"Udah di bawah naungan Ibu Adinda Athelenia, sekali pun ada gempa, aman deh idup Lo, " sahut Dean.

"Kok gitu?"

"Ni emak-emak satu kalo ngamuk bahaya! ada tsunami, airnya di amuk Adinda tsunami nya nggak jadi! Pindah tempat. Hahahaha..." gurau Dean.

"Pala Lo botak! Gue nggak segalak itu, " kesal Adinda.

"Dia terkenal ratu bacot di sekolah ini! Jarang-jarang ada yang mau cari masalah sama dia, " jelas Lena.

"Aelah, bobrok semua Lo!" kesal Adinda.

Ben datang menghampiri Adinda yang masih sibuk makam mie ayam dengan baju basah.

"Lo nggak papa kan?" tanya Ben.

"Kaga napa-napa, " jawab Adinda.

Ben mendekati Adinda dan membisikkan sesuatu.

"Gue tunggu di parkiran, ayo gue anter pulang! Pasti baju Lo nggak nyaman kan?"

Adinda pun membalas kata-kata Ben dengan sebuah bisikan pula.

"Iya bentar, gue abisin dulu mie ayamnya. Mubazir kalo nggak habis, "

"Gue tunggu!" ujar Ben lalu pergi.

"Kalian ngapain sih bisik-bisik tetangga?" tanya Lena.

"Kepo banget Lo pada, " cibir Adinda sambil lanjut makan.

"Oy... Follow IG gue dong!" pinta Dean.

"Miris followers tu pasti, " ujar Lena.

"Tau ae Lo bang, " jawab Dean.

"Namanya?" tanya Diva.

"DeaMichel..." jawab Dean.

"Oke, "

"Wah... Nggak ada yang follow, " ujar Dean.

"Emang Lo ada kuota?" tanya Gean.

"Kagak, "

"Ah... Bego di pelihara, " cibir Adinda.

"Ada-ada aja, " ucap Maxime.

(◕ᴥ◕)

Di parkiran.

Selesai makan mie ayamnya, Adinda pergi ke parkiran dengan tas di punggung.

"Ayo balik, " ajak Ben.

"Bukannya ini masih jam sekolah?" tanya Adinda.

"Ya gue anter Lo pulang, abis itu balik lagi, " jawab Ben.

"Aelah... Lo aja dah yang balik ya, hari ini gue mau body spa beybeh... Aku mau ke body scrub, shower foam, milk cleanser, face wash, face srub, trus mau pake toner, moisturizer, sun block, terus pake body lotion, pake baju bagus, pake parfum yang paling mahal terus tidur, " jawab Adinda.

"Sekolah Din!" tegas Ben.

"Lo nggak tau ya? Ini lengket semua loh, kalo nggak percaya ayo ke kamar mandi. Gosokin badan gue, pasti tau kalo lengket, " tantang Adinda.

"Nggak minat!" jawab Ben.

"Ih... Tapi beneran ini lengket semua! Gue di siram pake air jeruk, bukan air putih, " protes Adinda.

"Iya-iya! Serah Lo!" jawab Ben kesal.

Ben langsung mengantar Adinda pulang, selesai Adinda turun dari mobil, ia langsung bergegas kembali ke sekolah.

"Ih... Suami nggak berperasaan, kasih saku kek atau gimana! Kalo ada tukang bakso lewat gimana? Apalagi kalo ada pangsit nya, mana tahan godaan guenya!" kesal Adinda.

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE 🙏

Boleh dong di share novel ini buat makin banyak yang baca dan author makin semakin update😁

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang