Bab 74 Seharusnya Dimusnahkan

2.1K 120 4
                                    

"Jadi kalian berdua sama-sama saling suka? Gitu?" tanya Ben to the point.

"Nggak!"

"Ya!"

Naya dan Dean saling melempar pandangan, satu sisi Dean menjawab iya dan Naya tidak. Teman-teman nya pun saling mengambil keputusan masing-masing

"Kalian udah pacaran kan..."

"Belum!!"

"Tuh kompak... Udah jadian aja!"

"Nggak jadian! Kita temen..." ucap Naya yang masih menyangkal

Ben menyela. "Terserah kalian mau ngaku apa enggak, gue lihat kedepannya gimana aja, "

"Ah terserah kalian aja deh... Jaman sekarang kebenaran ada di tangan netizen, " ujar Dean tak peduli lagi dengan teman-teman yang suka ambil kesimpulan sendiri.

"Ciee..."

Naya jadi malu-malu dan wajahnya memerah, sedangkan Dean masa bodoh karena sudah tidak tau malu.

(◕ᴥ◕)

Naya sedang turun untuk mencari air minum di dapur, namun tak sengaja berpapasan dengan Dean. melihat hal itu, membuat Naya gugup. ia berusaha berbalik dan ingin menghindari Dean.

"Nay..."

Panggilan Dean membuat langkah Naya terhenti, ia diam sejenak dan dengan gugup berbalik.

"I-iya Den, kenapa?" tanya Naya dengan jantung yang berdebar-debar.

"Jangan banyak tanya, gak usah sewot dan lihat sendiri kita mau kemana oke!"

"Ok..."

Dean menarik tangan Naya dan pergi ke taman dimana Naya menembaknya, mengetahui hal itu membuat Naya semakin gugup dan perlahan-lahan kehilangan kepercayaan diri.

"K-kenapa kita kesini?" tanya Naya menutupi rasa gugupnya.

Dean berhenti dan melepaskan tangan Naya, ia berbalik dan menatap mata Naya serius. "Nay gue mau ngomong, ini cuma sekali jadi tolong Lo dengerin baik-baik!"

"Oh, oke!"

"Kemarin Lo nembak gue sini, dan gue bilang gue perlu waktu kan? Gue sadar kalo semakin lama gue kasih jawaban, maka lama-kelamaan kita juga bakal sakit menjauh... Jadi, gimana kalo kita saling jaga komitmen dulu?" tanya Dean pada Naya.

Naya mengerutkan keningnya tak mengerti. "Maksudnya?"

"Kita nggak pacaran, cuma sebatas jaga komitmen. Andai kata kita memang cocok, boleh lah kita lanjut sampe pernikahan. Karena senakal-nakalnya gue, gue nggak berani yang namanya main-main sama suatu hubungan. Dan hubungan yang gue impikan dari dulu, cuma satu tapi bisa selamanya..."

Naya tercengang dengan apa yang di katakan Dean. Ia tak mengira Dean bisa mengucapkan kata-kata seperti ini. Walau sekilas Naya mekh aku kesedihan di mata Dean.

"Jadi gimana? Lo mau?"

"Hah? Oh iya... Nggak papa, di jalanin pelan-pelan aja. Biarin semua mengalir dengan sendirinya..." jawab Naya.

Dean tersenyum mendengar jawaban Naya, ia menggenggam kedua tangan Naya. "I'm proud of you, kita tetap bisa seperti pacar ataupun teman, kita juga bisa saling berdoa untuk dipertemukan di depan penghulu, keluarga kita menjadi saksi kata 'Sah' atas hubungan kita..."

"Iya..."

Mereka berdua tertawa lega, Naya merasa senang saat Dean tidak menolaknya. Dean pun merasa kalau Naya adalah tipe gadis yang sebenarnya ia cari-cari selama ini, perhatian, baik, lemah lembut, tidak berbicara kasat, ataupun mudah terbawa emosi.

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang