Byuurr...
Seember air pun membasahi badan Adinda secara tiba-tiba, Adinda terkejut karena tiba-tiba tersiram air dari atas.
"Woy kampret! Ulah siapa nih!" teriak Adinda kesal.
"Kenapa? Kaget?"
"Siapa woy!" bentak Adinda.
"Gue... Kenapa? Mau ngadu?"
"Amel?" kaget Adinda.
"Iya kenapa?" tanya Amel dadi luar.
"Woy anjing buka!" sentak Adinda.
"Katanya Lo jago, buka sendiri lah!" ledek Amel.
"Kampret, buka woy!" bentak Adinda.
"Lain kali Lo harus tau berurusan sama siapa!" ujar Amel.
"Buka woy!"
"Ayo pergi girls, " ajak Amel.
"Woy, gila ya Lo! Buka woy!" teriak Adinda.
"Dahh Adinda... Selamat jadi penunggu sekolah, " ledek Amel.
"Buka woy... Buka!" teriak Adinda.
Adinda berusaha membuka pintu bahkan mendobrak nya, namun tetap saja tidak bisa terbuka. Adinda kesal sekali hari ini.
"Sialan tu cewek! Belum pernah baku hantam ma gue ya!" kesal Adinda.
Adinda merogoh sakunya untuk mengambil hpnya, ia berusahalah menyalakan hpnya namun..
"Loh kenapa nih? Loh loh..." kaget Adinda.
Hp Adinda mati karena terkena guyuran baur dari Amel barusan, Adinda benar-benar ingin membunuh Amel saat ini.
"Dasar babi tu orang!" kesal Adinda.
Doorr... Dorr... Dorr...
Adinda menggedor-gedor pintu dan berharap seseorang mendengarnya lalu membukakan pintu untuknya.
(◕ᴥ◕)
Di kelas
Semua sudah pulang, tinggal si wakil ketua atau pembawa kunci kelas, Dean, Gean dan Luna yang masih di kelas.
"Adinda mana sih lama bener?" tanya Lena.
"Tau nih, " kesal Dean.
"Len, Adinda mana? Ini kita yang terakhir loh, yang lain udah pada balik, " sela Riko.
"Ya udah, tasnya gue bawa aja. Gue tunggu di luar, Lo bisa kunci kelasnya, " jawab Lena.
"Oke, " jawab Riko.
Lena membawa tas Adinda keluar, ia menunggu di depan kelas berharap Adinda segera datang.
"Aelah, itu anak ngapain sih!" kesal Lena.
"Jangan-jangan balik duluan, " tebak Gean.
"Kenapa tas nya nggak di bawa?" tanya Lena.
"Nah itu nggak tau, sultan kali. Nanti bisa beli lagi, " jawab Gean.
"Len, Adinda mana?" tanya Ben yang baru datang.
"Nggak tau, gue tunggu dari tadi belum datang, " jawab Lena.
"Loh, bukannya ini udah jam pulang?" tanya Ben.
"Iya, tadi dia ke kantor buat balikin buku ke ruang guru. Nah sampe sekarang justru belum balik, " jelas Lena.
"Oh ya udah kalian balik dulu aja, buat gue yang nyari Adinda, siniin tasnya Adinda, " ucap Ben.
"Perlu gue temenin?" tanya Dean.
"Nggak usah, kalian balik aja, " ujar Ben.
"Ya udah, kita balik dulu ya Ben, " ucap Lena.
"Gue duluan, " ucap Gean.
"Iya, " jawab Ben.
Ben langsung mencari Adinda ke seluruh penjuru sekolah, ia takut terjadi apa-apa dengan Adinda.
(◕ᴥ◕)
Di toilet
Sudah cukup lama Adinda menunggu di kamar mandi sampai gedor-gedor dan teriak-teriak, tetap saja tak ada sahutan.
"Hah... Kalo gini terus, bisa-y hipotermia gue!" kesal Adinda.
*Hipotermia = meninggal karena kedinginan.
Adinda benar-benar kesal dan frustasi, kini seluruh tubuhnya sedang menggigil kedinginan. Saking lamanya di kamar mandi, sampai bajunya hampir kering. Adinda melihat ke atas.
"Di lihat-lihat ini sekat tinggi nya cuma 225 cm, dan kelihatan nya cukup kuat. Kalo gue ke sini, trus baik situ, tumpuan di sana, lompat ini trus itu... Nah akhirnya, coba deh!" gumam Adinda sambil berpikir.
Adinda baik ke atas kloset, ia berusaha memanjat sekat kamar mandi yang cukup kokoh itu. Adinda sedikit melompat menggunakan tangan sebagai tumpuan dan melangkahkan kakinya keluar. Setelah sampai di atas ia langsung melompat turun, karena tubuhnya basah ia sedikit terpeleset dan kakinya keseleo.
Untung nya kebiasaan Adinda yang melompat tembok saat bolos membuatnya sedikit lebih mudah untuk memanjat.
"Aww..." keluh Adinda.
Dahlah, penting gue bisa keluar dulu! - batin Adinda.
Dengan kaki yang tertatih-tatih dan baju yang masih sedikit basah, ia keluar dari kamar mandi. Saat keluar, kebetulan Ben sedang lewat
"Adinda!" teriak Ben.
"Ben..." panggil Adinda lemas.
Ben langsung berlari menghampiri Adinda, wajah Adinda benar-benar pucat pasi sampai membuat Ben semakin khawatir.
"Lo dari mana aja sih? Gue nyariin tau! Baju Lo kenapa basah?" tanya Ben.
"Ceritanya panjang, " jawab Adinda lemas.
"Ikut gue dulu, " ajak Ben.
Adinda menurut, Ben membawa Adinda ke toilet perempuan lagi.
"Kenapa ke sini lagi sih Ben?" tanya Adinda.
"Nih, terus masuk biar Lo nggak kedinginan lagi, " ucap Ben sambil memberikan satu setel baju olahraga miliknya.
"Makasih, " jawab Adinda singkat.
Dengan lemas Adinsa masuk ke dalam untuk ganti baju, ia memakai baju olahraga Ben. Untungnya hari ini adalah hari olahraga kelas Ben. Setelah selesai ganti baju, Adinda keluar lagi untuk menemui Ben.
"Udah? Lo tadi kemana sih? Gue khawatir tau nggak! Trus Lo kenapa kok bisa sampe kayak gini?" tanya Ben.
"Gue..."
Bruk...
Belum sempat menjawab, Adinda sudah terlebih dahulu jatuh pingsan. Dengan sigap Ben langsung menangkap tubuh Adinda.
"Adinda... Din... Dinda... Bangun Din!" ucap Ben yang berusaha menyadarkan Adinda.
![](https://img.wattpad.com/cover/313387937-288-k147362.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush My Husband [TAMAT]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Adinda Alethenia dijodohkan dengan crush nya sendiri. Ben Cameron adalah ketus OSIS di salah satu sekolah SMA Cemara. Laki-laki dengan ketampanan nya yang sungguh membuat hati para kaum hawa meleleh. Putra tunggal di k...