"Jaga mulut Lo ya! Hanya cuma karena Lo model dan selebgram doang aja belagu! Lo di kenal orang juga karena tampang jelek Lo tau nggak! Cantik kagak, belagu iya!" ucap Dean dengan nada mengejek.
Plakk...
Tangan Adinda memukul keras cengkraman Dean di dari Diva. Hal tersebut membuat Dean kesakitan dan melepaskan cengkraman nya.
"Lo pada gila ya? Sesama temen mau baku hantam, ingat kita tu temen! Div, tolong kalo ngomong agak di filter ya, buat Dean gue nggak bela siapa-siapa, saat ini gue ngomong dengan posisi ditengah ya! Gak perlu Lo belain cewek yang statusnya nggak jelas sama Lo! Cuma karena cewek yang bukan siapa-siapa, Lo tega mau pukul temen cewek Lo? Jangan jadi pengecut Den, kalo mau Baranti sini sama gue! Kita udah sama-sama kerasnya, ayo maju!" tantang Adinda.
Dena hanya terdiam dan tidak mau melawan Adinda, sahabat nya sejak 11 tahun terakhir. Yang lain hanya diam tak berani ikut campur.
"Ara saat ini masih orang lain buat Lo Den, dia bukan cewek Lo bahkan bukan temen deket Lo. Kalo ini gue biarin, tapi sampe lain kali gue lihat Lo berani pukul cewek, kita nggak usah temenan lagi aja! Gue nggak suka cowok yang cuma bisa main kekerasan, kakak tiri gue cowok, ayah tiri gue cowok, ayah kandung gue cowok, pacar gue juga cowok. Dan mereka nggak ada yang main tangan, inget itu Den!" tegas Adinda.
"Sorry Din..." lirih Dean.
Adinda berdiri dari tempat duduknya. "Nay, Div, kita pergi sekarang!" ajak Adinda dengan raut wajah kekecewaan.
(◕ᴥ◕)
Di depan kelas.
Adinda, Diva, Naya duduk di bangku depan kelas. Diva masih kesal dengan kelakuan Dean, Adinda memikirkan Ben, dan Naya yang merasa kehilangan harapan.
"Nay... Masa Lo suka sama cowok kayak dia sih? Nggak salah Lo?" tanya Diva to the point.
Naya hanya menghela nafas dan bersandar di dinding. "Mau gimana lagi? Perasaan kan nggak bisa di paksa Div..."
"Lo nggak udah berkecil hati, 100% gue yakin meskipun Dean nembak Ara, pasti di tolak mentah-mentah!" Adinda menyela.
"Kok kamu tau?"
"Karena sasaran si Ara bukan Dean! Doa punya tujuan lain... Makanya, setelah pulang sekolah nanti jangan bunuh diri gara-gara putus cinta!" jawab Diva dengan kesal.
"Oh.... Masa sih? Emang siapa yang diincar sama Ara?" tanya Naya.
"Nih lihat, lorong sebelah timur..." celetuk Diva.
Naya dan Adinda melihat ke arah lorong timur, tampak Ara dan Ben berjalan bersama sambil membahas sesuatu. Tiba-tiba ada seorang anak yang tak mengajak menabrak Ara, hal itu membuat Ara kehilangan kesempatan dan hampir jatuh. Namun dengan sigap Ben menangkap Ara.
"Lo nggak papa?" tanya Ben.
Ara tersenyum manis. "Iya nggak papa kok..."
Adinda meremas botol air mineral di tangannya karena cemburu dan kesal.
"Gue jadi Adinda, udah gue Jambak terus gue seret tu anak ke toilet, gue siram pake air!" Duga mengompori Adinda yang sedang cemburu.
Adinda berdiri dan menghampiri Ben, Ben beluk menyadari kedatangan Adinda. Adinda menatap Ben penuh kemarahan.
"Enak banget ya pelukan di sekolah... Nyaman banget?" tanya Adinda dengan nada menyindir.
"Adinda? Sejak kapan Lo disini?" tanya Ben yang spontan langsung melepaskan Ara.
Ara berusaha menutupi semuanya. "Din, kamu jangan salah paham, kita nggak seperti bayangan kamu kok!"
Byuurr...
Adinda mengguyur Ara dengan air mineral di tangannya karena terlalu kesal, wajahnya yang penuh drama membuat Adinda muak.
"Adinda! Lo apa-apaan sih!" bentak Ben.
"Oh... Berani bentak aku Deli dia? Hebat ya kamu sekarang!"
"Aku bentak karena kelakuan kamu salah! Kamu ini apa-apaan, datang langsung suram gitu aja! Punya Attitude nggak sih! Paham sopan santun nggak?" tanya Ben dengan nada meninggi.
Diva dan Naya yang melihatnya langsung segera menghampiri mereka karena mencium bau-bau masalah.
"Ya terus mau kamu apa? Gue sering ua"Ya terus mau kamu apa? Gue sering ya biarin kalian berdua terus dengan alasan OSIS lah, tugas lah, inilah, itu lah... Sekarang alasan apa lagi? Pinter banget ya cari alasan!"
"Lo ini ngomong apaan sih? Gue emang bener-bener ada urusan buat di bahas sama Ara. Lo kumpul sama cowok lain gue nggak marah tuh, kenapa sekarang gue emang bener-bener ada urusan malah Lo marahin? Mau Lo apa sih!"
Ara menyela. "Udah Ben, aku nggak papa kok. Din, kamu salah paham. Kita nggak ada hubungan apa-apa! Ini cuma sebatas urusan OSIS, "
"Diem Lo, gue nggak butuh penjelasan orang luar!" bentak Adinda.
"Adinda! Lo keterlaluan banget tau nggak!" bentak Ben.
Adinda terdiam mendengar bentakan Ben. Adinda berbalik dan pergi tertawa miris karena suaminya membentak nya demi wanita lain.
"Din... Adinda, tunggu kita!" teriak Naya.
Diva maju selangkah mendekati Ben. "Lo sadar nggak sama apa yang Lo omongin barusan? Apa status cewek ini sampe Lo berani bentak Adinda! Lo inget nggak apa status Adinda di hidup Lo? Sekarang gue jadi ngerti, tapi sorry Ben, sekarang gue nggak bakal larang-larang Adinda lagi buat Deket sama cowok manapun. Karena kalo sama Lo, dia lebih sering tersakiti! Gak usah sok alim kalo aslinya fackboy!"
Diva meninggalkan Ben dan Ara lalu menyusul kedua sahabatnya. Ben masih terngiang-ngiang kata-kata pedas Diva.
(◕ᴥ◕)
Pulang sekolah
Adinda berjalan menuju parkiran mobil, namun tiba-tiba ponselnya berdering, ia melihat sebuah chat yang masuk.
______________________________________
Chat
----------------Oppa tersayang
Lo balik duluan aja pake ojek atau taksi, gue masih ada urusan di sekolahAdinda hanya menghela napas, ia pulang dengan taksi menuju rumahnya sendiri, ia ingin memeluk Ayah tirinya saat ini.
Di sisi lain, Ara sedang berjalan sendiri melewati taman. Dean yang menunggunya pun tampak senang. Dean datang menghampiri Ara yang berjalan sendiri, kebetulan juga sekolah sudah kosong karena bel pulang sekolah telah berbunyi sejak tadi.
"Ara..."
Ara menengok dan melihat Dean yang mengejar nya. "Ra... Gue mau ngomong sesuatu!"
"Apa?"
"Gue tau ini mungkin terlalu tiba-tiba Lo, tapi gue... Gue sayang sama Lo Ra, gue cinta sama Lo. Lo mau nggak jadi pacar gue?
(◕ᴥ◕)
Dean
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush My Husband [TAMAT]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Adinda Alethenia dijodohkan dengan crush nya sendiri. Ben Cameron adalah ketus OSIS di salah satu sekolah SMA Cemara. Laki-laki dengan ketampanan nya yang sungguh membuat hati para kaum hawa meleleh. Putra tunggal di k...