Naya terlihat sedikit panik, "nggak kok! Aku ngga suka dia! Kita cuma temen!" Naya membantah.
"Udah deh Nay... Lo nggak ada bakat bohong, mending jujur aja! Siapa tau kita bisa bantu!" ujar Adinda.
Diva menyeruput segelas es jeruk sambil menyela pembicaraan. "Iya Nay... Kita kan sahabat Lo! Kan lebih gampang kalo kita bantuin Lo buat deketin Dean..."
Naya terdiam, ia sedang bingung. Naya terlalu polos fan tidak memiliki bakat berbohong. Wajahnya terlalu mudah untuk terbaca.
"Suka Dean?"
"Iya kan?"
Naya sedikit mengangguk ringan, Adinda, Diva dan Lena seolah-olah mendapatkan berkah besar. Mereka langsung girang seketika.
"Nah kan!"
"Apa gue bilang!"
"Tebakan Adinda emang nggak pernah salah. Berbakat juga gue ternyata jadi peramal, apa nggak usah sekolah tapi jadi peramal aja ya biar banyak duitnya. Sekalian ramal masa depan sendiri, " Adinda mengkhayal tingkat dewa.
"Punya tarot? Hafal susunan tata Surya? Paham astronomi? Gugusan bintang? Rotasi-rotasi planet?" tanya Lena.
"Kagak..."
"Ulangan fisika yang bahas massa dan berat aja Lo remedi, sok-sokan mau ramal masa depan! Tanya siapa Lo? Mau buat mesin waktu, terus tanya ke orang-orang di 22000?" tanya Diva pedas.
"Tu mulut jangan savage amat napa..."
Mereka berempat tertawa bersama sambil menunggu teman-teman yang lain. Naya meminum es jeruk nya sambil memikirkan Dean.
"Oy... Bang Dean dateng! Ada yang kangen nggak?" tanya Dean tiba-tiba muncul bagaikan hantu.
Uhuk... Uhuk...
Naya hingga tersedak karena kedatangan Dean tiba-tiba.
"Eh Nay, Lo kenapa? Maaf-maaf, nggak sengaja gue!" ucap Dean sambil menepuk-nepuk punggung Naya.
"Ni anak titisan neraka ya? Tiap kalo abis sholat Dhuha, kelakuan nya langsung kek setan!" kesal Lena.
"Nggak ada akhlak emang ni anak!" Adinda membumbui.
"Ya sorry... Mana gue tau kalo dia lagi minum!" ujar Dean.
"Hello my man... Gean ia here, are you miss me baby?" tanya Gean dengan gaya coolnya pada Lena.
"Remidi bahasa Inggris sana dulu baru ngomong logat Inggris!" cibir Lena.
Adinda langsung menyahut es jeruk Lena di atas meja. "Lupain aja si Gean, dia mah rich boy tapi kaga ada akhlak!"
"Yang ajak gue maksiat itu juga Lo ibu Adinda..." bantah Gean.
Dean tiba-tiba menyela. "Udah deh... Lo pada itu emang nggak ada akhlak, cuma gue yang good boy!"
"Lo bosnya maksiat anjim!" ucap Adinda dan Gean bersamaan.
Mereka berdua ikut duduk dan memesan makanan, Adinda pun memulai pembicaraan.
"Dari mana Lo pada? Bukannya waktu sholat Dhuha udah selesai dari tadi?" tanya Adinda.
"Seharusnya kita kan balik ke kelas, ngapain ke kantin?" tanya Naya.
"Gurunya ada tugas di luar, jadi jamkos deh kelas kita! Ada anak yang lagi main bola di kelas, ada juga yang konser dan mendadak jadi tempat Fansign-nya Max, makanya enak nongkrong kantin!" jawab Adinda.
"Iya juga sih..."
"Kalian dari mana?"
"Biasa... Baperin si bucin!" jawab Dean percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush My Husband [TAMAT]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Adinda Alethenia dijodohkan dengan crush nya sendiri. Ben Cameron adalah ketus OSIS di salah satu sekolah SMA Cemara. Laki-laki dengan ketampanan nya yang sungguh membuat hati para kaum hawa meleleh. Putra tunggal di k...