Di rumah
Kanan membawa Adinda pulang ke rumahnya sementara agar Adinda lebih tenang, namun saat memarkirkan mobil, Ben sudah duduk menunggu di depan rumahnya.
Adinda yang semula senang tiba-tiba raut wajahnya berubah. Kanan khawatir kalau Adinda akan marah lagi. "Lo nggak kenapa-napa kan?" Tanya Kenan
"Nggak papa, guk masuk ke dalam!"
Adinda keluar dari mobil dan berjalan untuk masuk ke dalam rumahnya tanpa memperhatikan Ben sama sekali. Ia benar-benar mengacuhkan Ben sepenuhnya.
Ben menarik tangan Adinda agar berhenti. "Din tunggu dulu! Gue pengen ngomong!" Pinta Ben.
Adinda melepaskan tangan Ben dari tangannya. "Sorry gue lagi butuh waktu! Tolong jangan buat gue sekali benci sama Lo! Selagi gue masih ramah, mending Lo pergi aja! Kalo Lo nggak pergi sekarang, gue yang akan pergi selamanya dadi rumah dsn hidup Lo!" Ancam Ben dengan tatapan mata yang dingin.
Ben melepaskan genggamannya dan ia mundur selangkah. Ia harus bertindak dengan hati-hati sekarang, Adinda sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
"Ya udah... Tenangin diri Lo dulu, gue bakal balik lagi buat liat keadaan Lo. Tetep hidup dsn jangan nyerah!" Pesan Ben. Ben berbalik dsn berhenti di depan Kenan. "Bang... Titip Adinda duku, kalo situasi udah membaik, gue jemput dia lagi!"
"Iya, Lo sabar dulu ya! Adinda juga perlu waktu buat nerima semua ini."
"Iya bang, gue pergi dulu!"
Ben pamit untuk pulang dan meninggalkan Adinda untuk saat bini agar situasi tak semakin memburuk. Adinda langsung masuk ke dalam, lalu menghempaskan seluruh tubuhnya ke atas kasur lamanya.
Ia membenamkan wajahnya di bantal yang ada, hanya diam. Tidak senang, tidak sedih namun juga tidak menangis. Ia hanya merasa sedang tidak memahami dirinya sendiri.
"Gue ini kenapa sih?"
Adinda berbalik dan menatap langit-langit kamarnya, ia menghela nafas panjang. Tangannya menutupi mata untuk menikmati tiap napas yang ia hembuskan.
"Siapa yang seharusnya gue benci? Ara? Ben? Situasi! Atau diri gue sendiri?"
Ting...
Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Adinda. Dengan malas Adinda mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengirim pesan pada nya.
______________________________________
Chat
-------------Maxime
Hai Din, besok ada waktu nggak? Mau jalan bareng gue?Adinda terkejut sungguh tak biasanya Maxime mengajaknya jalan. Ia berpikir kalau harusnya Maxime lebih sibuk karena ini liburan, pasti jadwal konser dan photoshoot lebih banyak.
______________________________________
Chat
---------------Adinda
Kemana? Sama siapa? Mau ngapain? Jam berapa?Adinda sedang malas mengetik banyak, ia langsung saja menanyakan semuanya sekaligus. Maxime yang masih online pun langsung membalasnya.
______________________________________
Chat
--------------Maxime
Besok gue jemput ham 8 pagi ya, gue jemput di rumahAdinda malas menjawabnya, ia lebih memilih untuk hidup. Ia mematikan ponselnya dan mengistirahatkan otak dan mentalnya yang sedang lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush My Husband [TAMAT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Adinda Alethenia dijodohkan dengan crush nya sendiri. Ben Cameron adalah ketus OSIS di salah satu sekolah SMA Cemara. Laki-laki dengan ketampanan nya yang sungguh membuat hati para kaum hawa meleleh. Putra tunggal di k...